Radar Rusak, Garuda Kembali Mendarat ke Bandara Kualanamu

Sebarkan:
[caption id="attachment_50057" align="aligncenter" width="500"]Garuda Indonesia Garuda Indonesia[/caption]

Gangguan penerbangan tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta juga dialami oleh maskapai Garuda Indonesia nomor penerbangan GA 183.

Namun gangguan penerbangan ini bukan disebabkan ditutupnya Bandara Halim Perdanakusuma, tetapi disebabkan rusaknya radar pendeteksi cuaca.

Akibatnya pesawat Garuda Indonesia yang mengangkut sedikitnya 123 penumpang ini harus kembali mendarat ke Bandara Kualanamu setelah take off dan sempat mengudara selama 45 menit.

Dari informasi yang dihimpun jika pesawat Garuda Indonesia ini take off pada Selasa (5/4) sekira pukul 09.00 Wib, namun setelah terbang selama sekira 45 menit pesawat harus berbalik arah dan kembali mendarat di Bandara Kualanamu.

"Hampir 45 menit mengudara sebelum berbalik arah , terait penyebabnya informasinya akibat ada kerusakan pada alat pendeteksi cuaca dalam pesawat sehingga pesawat berbalik arah dan mendarat kembali di Bandara Kualanamu,” terang S (27) salah seorang penumpang.

Lanjut warga Jalan Brigjen Katamso Medan ini jika dirinya berangkat ke Jakarta untuk urusan pekerjaan. "karena kejadian itu saya pasrah dan resah pastinya ada saat berada di dalam kabin itu. Apalagi ini pasti sudah membuat rugi waktu saya. Jadi tidak bisa bekerja," ujarnya.

Dia berangkat seorang diri dari Medan ke Jakarta menumpangi pesawat Garuda 183 melalui Bandara Kualanamu. "Sendiri aja saya, enggak ada bawa anak istri," ungkapnya.

Ratusan penumpang itu terlantar akibat balik arahnya pesawat Garuda 183 disebabkan adanya kerusakan pendeteksi cuaca.

"dari pukul 09.00 Wib yang sudah berangkat, balik lagi kami ke Bandara. Setelah itu, mau dialihkan berangkat dengan pesawat lain. Awalnya pukul 15.00 Wib, tapi sampai jam 4 sore kami belum juga diberangkatkan," ungkapnya.

Selama enam jam lebih itu, pihak Garuda hanya memberikan kompensasi makan siang dan memberikan uang pengganti Rp300.000.

"Padahal kan seharusnya Rp600.000, karena kan sudah sampai 6 jam belum ada kejelasan untuk berangkat," ucapnya.

Selain itu, pelayanan petugas Avsec Bandara pun terkesan tebang pilih. "Masa kami mengantri di pintu masuk gate, tapi ada yang diluan masuk. Kami malah belum dikasih masuk. Pas kami ngantri di pintu gateway 11," ujar pria yang bekerja di salah satu Bank swasta di Jakarta.

Terkait kompnesasi kepada penumpang, kata Wisnu bahwa sudah sesuai Peraturan Menteri Perhubungan No 77/2011. "Dalam pasal 10 dinyatakan bahwa keterlambatan lebih dari 4 jam penerbangan diberikkan kompensasi sebesar Rp300 ribu per penumpang,” sebutnya.

Terkait pesawat Garuda Indonesia yang mendarat kembali di Bandara Kualanamu , Manajer Humas Bandara Kualanamu Wisnu Budi Setianto menerangkan jika para penumpang dialihkan ke tiga penerbangan dalam waktu yang berbeda namun tetap menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

"Ada 123 penumpang , mendarat kembali di Bandara Kualanamu disebabkan ada kerusakan pada alat pendeteksi cuaca pesawat tersebut,” ujarnya.

Manajer Garuda Indonesia di Bandara Kualanamu Illaluddin Harahap membenarkan jika terjadi kerusakan pada alat pendeteksi cuaca sehingga pesawat Garuda Indonesia tujuan Bandara Halim Perdana Kusuma harus kembali mendarat di Bandara Kualanamu.

"Ya, radar pendeteksi cuaca rusak. Dialihkan ke penerbangan berikutnya, pesawat sudah berangkat kembalai setelah diperbaiki hanya dalam waktu 30 menit,” terangnya.

Lanjutnya jika sebelum berangkat pesawat wajib diperiksa , namun saat ditanay jika memang dilakukan pemeriksaan mengama kerusakn alat pendeteksi cuaca tidak diketahui dirinya berdalaih jika kerusakan bias terjadi sewaktu-waktu.

"biasa saja seperti mobil bias mogok , berupa barang jadi sewaktu-waktu bias rusak,” dalih Illaluddin Harahap. (walsa)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini