[caption id="attachment_50873" align="aligncenter" width="720"]
Kotak suara yang dirusak massa warga akibat kecewa dengan panitia[/caption]
Kotak suara berterbangan, bangku berpatahan. Itu yang terjadi dalam pilkades Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa dan Desa Durian Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Selasa (19/4/2016) siang.
Hal ini disebabkan panita Pemilihaan Kepala Desa Durian tersebut berpihak kepada salah seorang calon kades. Akibat peristiwa ini, Pilkades Desa Durian terpaksa ditunda dan digelar sepekan mendatang.
Informasi dihimpun, sejak pagi warga yang akan memilih sudah mendatangi lokasi pemilihan yang dilaksanakan di Dusun V B Desa Durian Kecamatan Pantai Labu. Namun panitia tidak langsung menyuruh warga untuk memilih setelah kartu undangan memilih diperiksa.
Tapi panitia malah mengumpulkan undangan untuk memilih yang dibawa warga dan menumpukkannya di atas meja. Setelah dilakukan penyesuaian lalu panitia memanggil warga secara berurutan sehingga sangat menyita waktu.
Meski demikian, warga masih bersabar menunggu giliran dipanggil panitia. Namun teriknya mentari pada saat itu membuat suasana semakin panas. Kesabaran warga pun kian kesal melihat kinerja panitia yang sangat lamban dan lalai.
Kemarahan warga memuncak sekira jam, 11.30 Wib. Mereka mengamuk dan memprotes panitia yang lalai karena waktu untuk memilih akan berakhir sekira pukul 14.00 Wib. Warga kian ramai mengamuk dan emosinya tak terbendung lagi dengan memasuki lokasi pemilihan yang hanya dipagari tali plastik.
Tanpa dikomando, warga langsung menyepak meja panitia dan kotak suara yang terbuat dari kaleng roti yang besar sehingga beterbangan. Bukan itu saja, Tinta untuk bukti bagi warga siap mencoblos yang berada di atas meja tak luput dari serangan warga tersebut yang dicampakan hingga berserakan di tanah. “Kami meminta pemilihan ini diundur,” teriak warga.
Melihat emosi warga, sejumlah personil Polres Deli Serdang yang bertugas berusaha menenangkan warga yang mulai beringas. Tak lama kemudian tambahan personil dari Polres Deli Serdang tiba dilokasi pemilihan membuat warga mulai mundur dengan cara berkelompok-kelompok.
Kapolres Deliserdang AKBP M Edi Faryadi yang turun ke lokasi mencoba menenangkan warga dengan pengeras suara, mantan kapolres tobasa meminta agar warga tenang dan biarkan panitia yang berbicara. Selanjutnya perwira berpangkat dua melati emas dipundak ini memanggil Ketua P2K Desa Durian Jonas Tarihoran.
Jonas pun mengatakan kepada Kapolres DelI Serdang AKBP M Edi Faryadi agar pemilihan dilanjutkan dengan menambah waktu pemilihan hingga pukul 16.00 Wib. Mendengar penjelasan Ketua P2K Jonas Tarihoran itu warga tetap menolak pemilihan dilanjutkan. Selanjutnya Panitia bersama kepala dusun se Desa Durian melakukan rapat dan diambil kesepakatan jika pemilihan ditunda hingga sepekan mendatang.
Sekretaris P2K Sofian Hadi ketika dikonfirmasi wartawan mengakui keterlambatan panitia memanggil warga untuk memilih. Menurutnya hingga insiden itu jumlah warga yang sudah memilih sebanyak 500 orang dari jumlah pemilih tetap sebanyak 3.147.(walsa)
Kotak suara berterbangan, bangku berpatahan. Itu yang terjadi dalam pilkades Desa Perdamean Kecamatan Tanjung Morawa dan Desa Durian Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deliserdang, Selasa (19/4/2016) siang.
Hal ini disebabkan panita Pemilihaan Kepala Desa Durian tersebut berpihak kepada salah seorang calon kades. Akibat peristiwa ini, Pilkades Desa Durian terpaksa ditunda dan digelar sepekan mendatang.
Informasi dihimpun, sejak pagi warga yang akan memilih sudah mendatangi lokasi pemilihan yang dilaksanakan di Dusun V B Desa Durian Kecamatan Pantai Labu. Namun panitia tidak langsung menyuruh warga untuk memilih setelah kartu undangan memilih diperiksa.
Tapi panitia malah mengumpulkan undangan untuk memilih yang dibawa warga dan menumpukkannya di atas meja. Setelah dilakukan penyesuaian lalu panitia memanggil warga secara berurutan sehingga sangat menyita waktu.
Meski demikian, warga masih bersabar menunggu giliran dipanggil panitia. Namun teriknya mentari pada saat itu membuat suasana semakin panas. Kesabaran warga pun kian kesal melihat kinerja panitia yang sangat lamban dan lalai.
Kemarahan warga memuncak sekira jam, 11.30 Wib. Mereka mengamuk dan memprotes panitia yang lalai karena waktu untuk memilih akan berakhir sekira pukul 14.00 Wib. Warga kian ramai mengamuk dan emosinya tak terbendung lagi dengan memasuki lokasi pemilihan yang hanya dipagari tali plastik.
Tanpa dikomando, warga langsung menyepak meja panitia dan kotak suara yang terbuat dari kaleng roti yang besar sehingga beterbangan. Bukan itu saja, Tinta untuk bukti bagi warga siap mencoblos yang berada di atas meja tak luput dari serangan warga tersebut yang dicampakan hingga berserakan di tanah. “Kami meminta pemilihan ini diundur,” teriak warga.
Melihat emosi warga, sejumlah personil Polres Deli Serdang yang bertugas berusaha menenangkan warga yang mulai beringas. Tak lama kemudian tambahan personil dari Polres Deli Serdang tiba dilokasi pemilihan membuat warga mulai mundur dengan cara berkelompok-kelompok.
Kapolres Deliserdang AKBP M Edi Faryadi yang turun ke lokasi mencoba menenangkan warga dengan pengeras suara, mantan kapolres tobasa meminta agar warga tenang dan biarkan panitia yang berbicara. Selanjutnya perwira berpangkat dua melati emas dipundak ini memanggil Ketua P2K Desa Durian Jonas Tarihoran.
Jonas pun mengatakan kepada Kapolres DelI Serdang AKBP M Edi Faryadi agar pemilihan dilanjutkan dengan menambah waktu pemilihan hingga pukul 16.00 Wib. Mendengar penjelasan Ketua P2K Jonas Tarihoran itu warga tetap menolak pemilihan dilanjutkan. Selanjutnya Panitia bersama kepala dusun se Desa Durian melakukan rapat dan diambil kesepakatan jika pemilihan ditunda hingga sepekan mendatang.
Sekretaris P2K Sofian Hadi ketika dikonfirmasi wartawan mengakui keterlambatan panitia memanggil warga untuk memilih. Menurutnya hingga insiden itu jumlah warga yang sudah memilih sebanyak 500 orang dari jumlah pemilih tetap sebanyak 3.147.(walsa)
