[caption id="attachment_49107" align="aligncenter" width="720"]
Warga protes proyek tol yang merusak irigasi sawah[/caption]
Akibat jalan dan irigasi rusak sejak kehadiran perusahaan Waskita dalam rangka pembangunan jalan tol, puluhan warga Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam melakukan protes agar PT Waskita memperbaiki irigasi secara permanen, Selasa (15/3/2016) sekitar pukul 12.30 wib.
Menurut salah seorang warga, saat ini para petani sudah menyemai dan mentraktor sawah. Namun sawah menjadi kering karena irigasi yang mengairi ratusan hektar lahan pertanian warga itu bentengnya telah hancur.
Katanya, pihak Waskita hanya memasang pecahan paku bumi di tengah irigasi. Akibatnya air yang mengalir ke persawahan warga pun menurun.
Hal itu diperparah karena sejak kehadiran perusahaan untuk pembangunan jalan tol itu, debit air yang mengaliri irigasi yang sebelumnya normal itu menjadi berkurang karena pasir dari lahan korekan untuk pembangunan jalan tol menyumbat jalannya air irigasi.
Permasalahan irigasi dan jalan rusak inipun sudah dua kali dilakukan pertemuan antara pihak Waskita dengan warga. Dalam pertemuan itu pihak Waskita berjanji akan memperbaiki irigasi sehingga warga yang menggantungkan hidupnya dari pertanian itu bisa bercocok tanam. “Kami tidak mau hanya janji-janji karena dari dulu PT Waskita hanya berjanji saja dan menyengsarakan masyarakat,” tegas warga.
Tak berapa lama, Humas PT Waskita B Pasaribu tiba di lokasi tempat warga yang protes. Awalnya B Pasaribu menawarkan akan mengganti bekas patahan paku bumi itu dengan gorong-gorong yang lebih besar lagi, sehingga air bisa mengalir ke persawahan warga. Dia juga berjanji akan memperbaiki irigasi seperti semula.
Namun warga menolak, karena kalau hanya gorong-gorong bakal pasti tersumbat juga karena pasir yang berada di sekitar pinggiran irigasi pasti turun menyumbat lobang gorong-gorong.
Muak akan janji PT Waskita, warga pun menolak usulan B pasaribu dan warga mendesak agar PT Waskita memperbaiki irigasi secara permanen karena sebelum PT Waskita hadir di Desa Pasar Melintang, sawah milik warga tidak pernah terkendala akan air. “Perbaikan irigasi seperti semula merupakan harga mati, kalau tidak PT Waskita tidak bakal bisa hadir di Desa Pasar Melintang,” tegas warga.
Akhirnya B pasaribu pun memenuhi permintaan warga dan langsung meyuruh pekerjanya untuk memperbaiki irigasi dan warga pun tetap melakukan pengawasan terhadap pengerjaannya. Hingga berita ini diterbitkan, massa warga masih protes di lokasi. (Walsa)
Akibat jalan dan irigasi rusak sejak kehadiran perusahaan Waskita dalam rangka pembangunan jalan tol, puluhan warga Desa Pasar Melintang Kecamatan Lubuk Pakam melakukan protes agar PT Waskita memperbaiki irigasi secara permanen, Selasa (15/3/2016) sekitar pukul 12.30 wib.
Menurut salah seorang warga, saat ini para petani sudah menyemai dan mentraktor sawah. Namun sawah menjadi kering karena irigasi yang mengairi ratusan hektar lahan pertanian warga itu bentengnya telah hancur.
Katanya, pihak Waskita hanya memasang pecahan paku bumi di tengah irigasi. Akibatnya air yang mengalir ke persawahan warga pun menurun.
Hal itu diperparah karena sejak kehadiran perusahaan untuk pembangunan jalan tol itu, debit air yang mengaliri irigasi yang sebelumnya normal itu menjadi berkurang karena pasir dari lahan korekan untuk pembangunan jalan tol menyumbat jalannya air irigasi.
Permasalahan irigasi dan jalan rusak inipun sudah dua kali dilakukan pertemuan antara pihak Waskita dengan warga. Dalam pertemuan itu pihak Waskita berjanji akan memperbaiki irigasi sehingga warga yang menggantungkan hidupnya dari pertanian itu bisa bercocok tanam. “Kami tidak mau hanya janji-janji karena dari dulu PT Waskita hanya berjanji saja dan menyengsarakan masyarakat,” tegas warga.
Tak berapa lama, Humas PT Waskita B Pasaribu tiba di lokasi tempat warga yang protes. Awalnya B Pasaribu menawarkan akan mengganti bekas patahan paku bumi itu dengan gorong-gorong yang lebih besar lagi, sehingga air bisa mengalir ke persawahan warga. Dia juga berjanji akan memperbaiki irigasi seperti semula.
Namun warga menolak, karena kalau hanya gorong-gorong bakal pasti tersumbat juga karena pasir yang berada di sekitar pinggiran irigasi pasti turun menyumbat lobang gorong-gorong.
Muak akan janji PT Waskita, warga pun menolak usulan B pasaribu dan warga mendesak agar PT Waskita memperbaiki irigasi secara permanen karena sebelum PT Waskita hadir di Desa Pasar Melintang, sawah milik warga tidak pernah terkendala akan air. “Perbaikan irigasi seperti semula merupakan harga mati, kalau tidak PT Waskita tidak bakal bisa hadir di Desa Pasar Melintang,” tegas warga.
Akhirnya B pasaribu pun memenuhi permintaan warga dan langsung meyuruh pekerjanya untuk memperbaiki irigasi dan warga pun tetap melakukan pengawasan terhadap pengerjaannya. Hingga berita ini diterbitkan, massa warga masih protes di lokasi. (Walsa)
