Polisi Endus Dugaan Keterlibatan Orang Dalam

Terkuak dan diamankannya para tersangka pencurian dengan total kerugian materi Rp1,3 miliyar, dari beberapa korban di wilayah Langkat, Aceh, Pekanbaru dan sekitarnya, ternyata belum bisa membuka tabir misteri pencurian di Dinas P dan P Langkat senilai Rp500 juta.
"Sejauh ini para tersangka mengaku kalau ada melakukan pencurian di wilayah Langkat dan Aceh, Pekanbaru sekitarnya, tapi, untuk dinas P dan P Langkat dengan kerugian 500 juta. Mereka (Pelaku) belum ada mengakui," terang Kapolres Langkat AKBP Dwi Asmoro Sik melalui Kasat Reskrim AKP Agus Subarnapraja didampingi Kanit Pidum Ipda Zul Iskandar Ginting, yang ditemui di ruangannya, Kamis (25/2/16).
Setelah mendapat kabar pelaku pencurian dengan modus mengemboskan ban dan memecahkan kaca itu sudah diamankan, para korban aksi pencurian mendatangi pihak kepolisian Polres Langkat, guna mengidentifikasi dan mengenali pelaku.
Namun Dinas P dan P Langkat sendiri malah terkesan 'cuek' dan seolah ogah mempertanyakan perkembangan kasus setahun lalu ini.
"Memang aneh juga, masak dari pihak P dan P belum ada datang guna mencari tahu dan mengidentifikasi para pelaku. Mana tahu, salah satu pelaku dikenali, sehingga kita mudah melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka," terang Zul, dengan penuh tanda tanya.
Oleh sebab itulah, pihak penyidik dalam minggu ini akan mengundang para korban aksi pencurian termaksud dinas P dan P Langkat. Langkah ini diambil untuk mengungkap semua kasus pencurian yang ada diwilayah hukum Polres Langkat.
Terkuak dan diamankannya para tersangka pencurian dengan total kerugian materi Rp1,3 miliyar, dari beberapa korban di wilayah Langkat, Aceh, Pekanbaru dan sekitarnya, ternyata belum bisa membuka tabir misteri pencurian di Dinas P dan P Langkat senilai Rp500 juta.
"Sejauh ini para tersangka mengaku kalau ada melakukan pencurian di wilayah Langkat dan Aceh, Pekanbaru sekitarnya, tapi, untuk dinas P dan P Langkat dengan kerugian 500 juta. Mereka (Pelaku) belum ada mengakui," terang Kapolres Langkat AKBP Dwi Asmoro Sik melalui Kasat Reskrim AKP Agus Subarnapraja didampingi Kanit Pidum Ipda Zul Iskandar Ginting, yang ditemui di ruangannya, Kamis (25/2/16).
Setelah mendapat kabar pelaku pencurian dengan modus mengemboskan ban dan memecahkan kaca itu sudah diamankan, para korban aksi pencurian mendatangi pihak kepolisian Polres Langkat, guna mengidentifikasi dan mengenali pelaku.
Namun Dinas P dan P Langkat sendiri malah terkesan 'cuek' dan seolah ogah mempertanyakan perkembangan kasus setahun lalu ini.
"Memang aneh juga, masak dari pihak P dan P belum ada datang guna mencari tahu dan mengidentifikasi para pelaku. Mana tahu, salah satu pelaku dikenali, sehingga kita mudah melakukan pemeriksaan terhadap para tersangka," terang Zul, dengan penuh tanda tanya.
Oleh sebab itulah, pihak penyidik dalam minggu ini akan mengundang para korban aksi pencurian termaksud dinas P dan P Langkat. Langkah ini diambil untuk mengungkap semua kasus pencurian yang ada diwilayah hukum Polres Langkat.
"Kemungkinan-kemungkinan keterlibatan orang dalam dari dinas P dan P bisa saja. Tapi, sejauh ini kita masih terus melakukan pemeriksaan terhadap pelaku guna mengungkap semua kasus pencurian. Pastinyalah, para korban pencurian yang terjadi akan dipanggil ulang untuk mengenali tersangka," sebut dia.
Terpisah, Johannudin, juru bayar dinas P dan P yang mengambil uang dari bank dan akhirnya hilang saat diletakkan di mobil miliknya yang terparkir di kantor dinas terlihat gugup saat kembali ditemui. "Iya, memang saya yang mengambil uang saat itu dan akhirnya hilang saat saya letakan dalam mobil," terangnya.
Disinggung kenapa dia dan dinas P dan P terkesan 'cuek' karena tidak ada langkah mempertanyakan penyelidikan lanjut ke Polisi. Karena kasus sudah berjalan setahun dan apalagi uang yang hilang merupakan uang kas dinas. Dan terlebih, saat ini petugas ada mengamankan tersangka kasus pencurian dengan motif hampir sama dengan kejadian di kantor dinas.
"Iya, saya tunggu petunjuk dari kepala dinas lah pak atau atasan saya. Memang sih, tidak ada kami mempertanyakan permasalahan tindak lanjut penyidikan kasus ke Polres," kilah Johannudin.
Dirinyapun menerangkan, jika selain dia yang mengetahui akan mengambil uang honor guru. Jugaa ada kepala dinas yang saat itu dijabat Sujarno dan bendahara Edi Sutrisno. "Cuma kami yang mengetahui mengambil uang," sahut dia.
Ditanya kembali, kenapa uang tidak dibawa saat masuk ke ruangnya. Malah lebih memilih ditinggal dalam mobil? "Biasanya memang saya tinggal pak. Setelah saya buka ruangan saya, baru saya kembali ke mobil ambil uang itu. Saya mengetahui uang hilang setelah alarm mobil berbunyi. Orang mobil saya kunci," sebut dia, sembari mengatakan kalau dirinya tidak mengenali para pelaku pencurian.
Keganjalan spekulasi dugaan keterlibatan orang dalam seperti kecurigaan petugas (polisi) seolah semakin mencuat. Sebab, warga dan pegawai sendiri tidak mendengar adanya alarm mobil berbunyi. Tahu-tahunya, kabar berita kalau uang gaji honor hilang sesaat diambil dari bank. Apa lagi, tidak ada kerusakan mobil saat aksi pencurian terjadi. Apakah benar adanya keterlibatan orang dalam dan akankan polisi berhasil mengungkap seluruh kasus pencurian uang dikendaraan. (hendra)
Terpisah, Johannudin, juru bayar dinas P dan P yang mengambil uang dari bank dan akhirnya hilang saat diletakkan di mobil miliknya yang terparkir di kantor dinas terlihat gugup saat kembali ditemui. "Iya, memang saya yang mengambil uang saat itu dan akhirnya hilang saat saya letakan dalam mobil," terangnya.
Disinggung kenapa dia dan dinas P dan P terkesan 'cuek' karena tidak ada langkah mempertanyakan penyelidikan lanjut ke Polisi. Karena kasus sudah berjalan setahun dan apalagi uang yang hilang merupakan uang kas dinas. Dan terlebih, saat ini petugas ada mengamankan tersangka kasus pencurian dengan motif hampir sama dengan kejadian di kantor dinas.
"Iya, saya tunggu petunjuk dari kepala dinas lah pak atau atasan saya. Memang sih, tidak ada kami mempertanyakan permasalahan tindak lanjut penyidikan kasus ke Polres," kilah Johannudin.
Dirinyapun menerangkan, jika selain dia yang mengetahui akan mengambil uang honor guru. Jugaa ada kepala dinas yang saat itu dijabat Sujarno dan bendahara Edi Sutrisno. "Cuma kami yang mengetahui mengambil uang," sahut dia.
Ditanya kembali, kenapa uang tidak dibawa saat masuk ke ruangnya. Malah lebih memilih ditinggal dalam mobil? "Biasanya memang saya tinggal pak. Setelah saya buka ruangan saya, baru saya kembali ke mobil ambil uang itu. Saya mengetahui uang hilang setelah alarm mobil berbunyi. Orang mobil saya kunci," sebut dia, sembari mengatakan kalau dirinya tidak mengenali para pelaku pencurian.
Keganjalan spekulasi dugaan keterlibatan orang dalam seperti kecurigaan petugas (polisi) seolah semakin mencuat. Sebab, warga dan pegawai sendiri tidak mendengar adanya alarm mobil berbunyi. Tahu-tahunya, kabar berita kalau uang gaji honor hilang sesaat diambil dari bank. Apa lagi, tidak ada kerusakan mobil saat aksi pencurian terjadi. Apakah benar adanya keterlibatan orang dalam dan akankan polisi berhasil mengungkap seluruh kasus pencurian uang dikendaraan. (hendra)