Seringnya penumpang mengaku membawa bom di Bandara Kualanamu hingga mengakibatkan ketidaknyamanan para penumpang dan pengunjung di bandara bertaraf internasional itu, pihak Polres Deliserdang segera ambil langkah.
Polisi akan melakukan rapat koordinasi dengan General Manajer (GM) PT AP II cabang Bandara Kualanamu, Bea dan Cukai, Otoritas Bandara, pihak maskapai dan intansi terkait lainnya, agar persoalan itu bisa terpecahkan.
Kapolres Deliserdang AKBP M Edy Faryadi menegaskan untuk mengatasi seringnya penumpang mengaku membawa bom di Bandara Kualanamu maka pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan PT AP II dan instansi terkait di Bandara Kualanamu ,” dalam waktu dekat akan melakukan rapat koordinasi dengan GM PT AP II Bandara Kualanamu , Bea Cukai dan pihak terkait untuk membicarakan cara mengatasi seringnya para penumpang mengaku membawa bom ,” tegasnya.
Lanjut Edy jika sudah dilakukan sosialisasi di bandara berkode KNO tersebut dengan pamlet ,” sudah dilakukan sosialisasi di Bandara Kualanamu berupa pamlet dan direncanakan sosialisasi akan dilakukan melalu banner dan secara visual,” terangnya. Disinggung apakah sosialisasi akan dilkaukan melalui pengeras suara , dirinya menegaskan hal itu tidak bisa dilakukan karena dikhawatirkan akan menimbulkan kehebohan ,” kalau sosialisasi dilakukan melalui alat pengeras suara akan menimbulakn kehebohan , bisa saja penumpang hanya mendengarkan kata bom saja ,” jelasnya seraya mengakui jika kejadian penumpang mengaku membawa bom tidak hanya terjadi di Bandara Kualanamu tapi juga di bandara lainnya di Indonesia.
Di bandara Kualanamu sendiri tidak hanya warga biasa yang mengaku membawa bom bahkan Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara Zulkifli Efendi Siregar (63) dari Partai Hanura periode 2014 - 2019 penumpang Batik Air nomor penerbangan ID 7016 tujuan Jakarta jadwal keberangkatan jam 18.55 Wib warga Jalan Sei Besitang No 4 Medan juga diamankan di tenant Bakso Lapangan Tembak lantai III Bandara Kualanamu pada Jumat (22/1) lalu karena mengaku membawa bom saat melakukan chek in. (Walsa)
Polisi akan melakukan rapat koordinasi dengan General Manajer (GM) PT AP II cabang Bandara Kualanamu, Bea dan Cukai, Otoritas Bandara, pihak maskapai dan intansi terkait lainnya, agar persoalan itu bisa terpecahkan.
Kapolres Deliserdang AKBP M Edy Faryadi menegaskan untuk mengatasi seringnya penumpang mengaku membawa bom di Bandara Kualanamu maka pihaknya akan melakukan rapat koordinasi dengan PT AP II dan instansi terkait di Bandara Kualanamu ,” dalam waktu dekat akan melakukan rapat koordinasi dengan GM PT AP II Bandara Kualanamu , Bea Cukai dan pihak terkait untuk membicarakan cara mengatasi seringnya para penumpang mengaku membawa bom ,” tegasnya.
Lanjut Edy jika sudah dilakukan sosialisasi di bandara berkode KNO tersebut dengan pamlet ,” sudah dilakukan sosialisasi di Bandara Kualanamu berupa pamlet dan direncanakan sosialisasi akan dilakukan melalu banner dan secara visual,” terangnya. Disinggung apakah sosialisasi akan dilkaukan melalui pengeras suara , dirinya menegaskan hal itu tidak bisa dilakukan karena dikhawatirkan akan menimbulkan kehebohan ,” kalau sosialisasi dilakukan melalui alat pengeras suara akan menimbulakn kehebohan , bisa saja penumpang hanya mendengarkan kata bom saja ,” jelasnya seraya mengakui jika kejadian penumpang mengaku membawa bom tidak hanya terjadi di Bandara Kualanamu tapi juga di bandara lainnya di Indonesia.
Di bandara Kualanamu sendiri tidak hanya warga biasa yang mengaku membawa bom bahkan Wakil Ketua DPRD Sumatera Utara Zulkifli Efendi Siregar (63) dari Partai Hanura periode 2014 - 2019 penumpang Batik Air nomor penerbangan ID 7016 tujuan Jakarta jadwal keberangkatan jam 18.55 Wib warga Jalan Sei Besitang No 4 Medan juga diamankan di tenant Bakso Lapangan Tembak lantai III Bandara Kualanamu pada Jumat (22/1) lalu karena mengaku membawa bom saat melakukan chek in. (Walsa)
