Program Presiden Republik Indonesia Joko Widodo sangat jelas terlihat memprioritaskan pertanian dengan cara menyalurkan berbagai jenis bantuan mulai dari benih bibit padi, hand tracktor, pompa air, pawer traiser, lanning saluran air dan bahkan bantuan uang tunai yang diterima langsung oleh kelompok tani. Program tersebut bertujuan agar masyarakat petani dapat meningkatkan hasil panen.
Namun Dinas Pertanian Kabupaten Langkat terkesan tidak mengikuti program Presiden RI tersebut. Pasalnya pejabat di Dinas Pertanian Kabupaten Langkat diduga menganggap dan mempraktekkan bantuan yang disalurkan oleh Pemerintah Pusat untuk kelompok tani dan kegiatan pembangunan jalan usaha tani, pembangunan lanning saluran air, pembangunan lumbung padi, pembangunan kilang gilingan padi dan kegiatan lainnya, menjadi ajang bisnis.
Seperti pembangunan jalan usaha tani di dusun II Desa Lama Kecamatan Seilepan sepanjang 1000 meter menelan biaya Rp 190 juta dan dusun V sepanjang 1500 meter menelan biaya sebesar Rp 130 juta. Dana pengerjaan kedua titik jalan usaha tani tersebut bersumber dari DAK APBN Pusat tahun 2015 diduga dikerjakan asal jadi.
Pembangunan jalan usaha tani didusun II Desa Lama Kecamatan Seilepan ini terlihat jelas sangat tidak sesuai. Pasalnya panjang jalan usaha tani yang dikerjakan sangat tidak sesuai seperti yang tertera dalam petunjuk Technis (Juknis), karena panjang pembangunan jalan usaha tani dalam juknis 1000 meter.
Begitu juga pembangunan jalan usaha tani di dusun V Desa Lama Kecamatan Seilepan sepanjang 1500 meter jelas terlihat tidak berbentuk seperti badan jalan layaknya jalan yang dapat dilalui masyarakat.
Salah seorang warga Dusun V Desa Lama Kecamatan Seilepan berdomisili persisnya dipinggir jalan usaha tani disambangi Metro Online mengatakan, sebelumnya jalan usaha tani itu adalah jalan warga yang sehari hari dilintasi para warga.
Lanjut pria paroh baya yang tinggal di dusun V ini, jalan yang saat ini dibangun oleh Dinas pertanian Kabupaten Langkat menjadi jalan usaha tani tidak ada berubah alias sama saja.
Salah satu indikasinya, tinggi badan jalan sama saja tingginya dengan permukaan tanah perkebunan, dan dikalau musim penghujan nanti sudah pasti badan jalan tersebut terendam air, ditambah lagi parit jalan tidak.
Kepala Desa Lama Jumin dikonfirmasi Metro Online melalui handponenya mengatakan, pemborong yang mengerjakan pembangunan jalan usaha tani tersebut orang stabat.
Namun menurut jumin kalau pembangunan jalan usaha tani di dusun V sudah sangat bagus, pembangunan jalan usaha tani didusun V itu tidak bermasalah semua sudah sesuai, kata jumin membela rekanan/pemborong karena issue yang beredar kalau Kepala Desa Lama (Jumin) adalah pemborong pembangunan Lanning saluran air tersier.(lkt/1)
