Klaim Hasil Panen Meningkat, Kadis Pertanian Diminta Turun ke Lapangan

Sebarkan:
2016-01-31_20.48.42

Wakil Ketua DPRD Deliserdang, Apoan Simanungkalit mengkritisi pernyataan Kadis Pertanian Deliserdang, Samsul Bahri yang menyatakan jika produksi panen padi di Deliserdang meningkat dimana untuk satu hektare sawah petani bisa mendapatkan 9,5 ton padi.

Saat dihubungi pada Minggu (31/1) sore, Apoan Simanungkalit menegaskan jika dirinya meragukan pernyataan itu karena berdasarkan peninjauan yang dilakukannya di Kecamatan Tanjung Morawa dua hari berturut turut dirinya menerima banyak keluhan dari para petani ,” tidak hanya saya yang kaget , petani sendiri pun kaget atas pernyataan Kadis Pertanian di media. Berdasarkan keterangan petani untuk satu hektare sawah paling banyak itu dapat 6 ton. Saya rasa itu tidak sesuai fakta, ini logika karena saat ini belum ada perbaikan irigasi di Deliserdang. Rata rata petani masih menggunakan sumur bor dan mempompa untuk mendapatkan air. Dengan begitu kebutuhan air sudah pasti terbatas,"tegas Apoan.

Apoan Simanungkalit juga menjelaskan jika saat ini petani juga diserang oleh hama wereng sehingga mempengaruhi hasil panen. Dirinya pum meminta kepada Dinas Pertanian kedepan lebih mau turun kelapangan khususnya Kepala Dinas Samsul Bahri yang harus dapat menerapkan managemen by walk around (BWA) ,”kedepan Kadis tidak hanya terinci soal laporan saja sehingga terkesan ABS (asal bapak senang). Kalaupun ada di Kecamatan lain misalnya yang bisa mengaku dapat 9,5 ton perhektar berarti itu bukan hasil kinerja Dinas Pertanian. Karena kalau kinerja mereka haruslah merata dan tidak jauh perbandingannya," jelas Apoan.

Sementara itu Hasudungan Hutasoit (47) salah satu petani asal Desa Wonosari Kecamatan Tanjung Morawa mengaku tidak percaya ada petani yang bisa mendapatkan 1 hektare sawah bisa dapat 9,5 ton. Menurutnya, sepanjang dirinya memiliki sawah tidak pernah penghasilan petani segitu banyak,” tidak mungkin dapat 9,5 ton. Aku punya sawah 22 rante memang tapi dapatnya itu cuma 5 ton lebih. Paling banyak itu ya untuk satu hektare paling 6 ton. Petani di Wonosari ini masih pompa untuk dapatkan air. Kalau masih pompa manalah bisa dapat banyak petani ini," ujarnya.

Pantauan wartawan musim panen di kawasan Tanjung Morawa dan kawasan lainnya sudah mau habis. Petani mengaku harga gabah yang rendah juga mereka keluhkan saat ini karena untuk perkilonya padi hanya dijual berkisan Rp 4300 hingga Rp 4500.

Beberapa waktu lalu Kadis Pertanian Deliserdang, Samsul Bahri kepada wartawan menerangkan kalau secara umum hasil panen raya serentak di Delisersang melampaui dari target awal yakni 25.000 ton pertahun. Dirinya menyebut disini petani sangatlah berjasa atas apa yang didapatkan karena bisa dapat 9,5 ton perhektare,” Deliserdang menjadi Kabupaten terbesar penghasil padi di Sumut,"terangnya kepada wartawan. (Walsa)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini