Dengan pertimbangan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 6 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2014 tentang Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal (PPDT), Presiden Joko Widodo pada tanggal 4 November 2015 telah menandatangani Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015– 2019.
Dari release yang disampaikan Sekretariat Kabinet, Selasa (8/12), dalam Perpres itu disebutkan, Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala nasional.
Suatu daerah ditetapkan sebagai Daerah Tertinggal, berdasarkan kriteria perekonomian masyarakat, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, kemampuan keuangan daerah, aksesibiltas dan karakteristik daerah.
“Kriteria ketertinggalan sebagaimana dimaksud diukur berdasarkan indikator dan sub indikator. Ketentuan mengenai indikator dan sub indikator sebagaimana dimaksud diatur dengan Peraturan Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan daerah tertinggal,” bunyi Pasal 2 ayat (2,3) Perpres tersebut. (Inilah Daftar Lengkapnya)
Berikut daftar lengkap Daerah Tertinggal tahun 2015-2019:
1. Provinsi Aceh
Kab. Aceh Singkil
2. Prov. Sumatera Utara
Kab. Nias
Kab. Nias Selatan
Kab. Nias Utara
Kab. Nias Barat.
3. Prov. Sumatera Barat
Kab. Kepulauan Mentawai
Kab. Solok Selatan
Kab. Pasaman Barat
4. Prov. Sumatera Selatan
Kab. Musi Rawas
Kab. Musi Rawas Utara
5. Prov. Bengkulu
Kab. Seluma
6. Prov. Lampung
Kab. Lampung Barat
Kab. Pesisir Barat
7. Prov. Jawa Timur
Kab. Bondowoso
Kab. Situbondo
Kab. Bangkalan
Kab. Sampang
8. Prov. Banten
Kab. Pandeglang
Kab. Lebak
9. Prov. NTB
Kab. Lombok Barat
Kab. Lombok Tengah
Kab. Lombok Timur
Kab. Sumbawa
Kab. Dompu
Kab. Bima
Kab. Sumbawa Barat
Kab. Lombok Utara
10. Prov. NTT
Kab. Sumba Barat
Kab. Sumba Timur
Kab. Kupang
Kab. Timor Tengah Selatan
Kab. Timor Tengah Utara
Kab. Belu
Kab. Alor
Kab. Lembata
Kab. Ende
Kab. Manggarai
Kab. Rote Ndao
Kab. Manggarai Barat
Kab. Sumba Tengah
Kab. Sumba Barat Daya
Kab. Nagekeo
Kab. Manggarai Timur
Kab. Sabu Raijua
Kab. Malaka
(Lanjut)
11. Prov. Kalimantan Barat
Kab. Sambas
Kab. Bengkayang
Kab. Landak
Kab. Ketapang
Kab. Sintang
Kab. Kapuas Hulu
Kab. Melawi
Kab. Kayong Utara
12. Prov. Kalimantan Tengah
Kab. Seruyan
13. Prov. Kalimantan Selatan
Kab. Hulu Sungai Utara
14. Prov. Kalimantan Timur
Kab. Nunukan
Kab. Mahakam Ulu
15. Prov. Sulawesi Tengah
Kab. Banggai Kepulauan
Kab. Donggala
Kab. Toli-Toli
Kab. Buol
Kab. Parigi Moutong
Kab. Tojo Una-Una
Kab. Sigi
Kab. Banggai Laut
Kab. Morowali Utara
16. Prov. Sulawesi Selatan
Kab. Janeponto
17. Prov. Sulawesi Tenggara
Kab. Konawe
Kab. Bombana
Kab. Konawe Kepulauan
18. Prov. Gorontalo
Kab. Boalemo
Kab. Pohuwato
Kab. Gorontalo Utara
19. Prov. Sulawesi Barat
Kab. Polewali Mandar
Kab. Mamuju Tengah
20. Prov. Maluku
Kab. Maluku Tenggara Barat
Kab. Maluku Tengah
Kab. Buru
Kab. Kepulauan Aru
Kab. Seram Bagian Barat
Kab. Seram Bagian Timur
Kab. Maluku Barat Daya
Kab. Buru Selatan
21. Prov. Maluku Utara
Kab. Halmahera Barat
Kab. Kepulauan Sula
Kab. Halmahera Selatan
Kab. Halmahera Timur
Kab. Pulau Morotai
Kab. Pulau Taliabu
22. Prov. Papua Barat
Kab. Teluk Wondama
Kab. Teluk Bintuni
Kab. Sorong Selatan
Kab. Sorong
Kab. Raja Ampat
Kab. Tambrauw
Kab. Maybrat
23. Prov. Papua
Kab. Merauke
Kab. Jayawijaya
Kab. Nabire
Kab. Kepulauan Yapen
Kab. Biak Numfor
Kab. Paniai
Kab. Puncak Jaya
Kab. Boven Digoel
Kab. Mappi
Kab. Asmat
Kab. Yahukimo
Kab. Pegunungan Bintang
Kab. Tolikara
Kab. Sarmi
Kab. Keerom
Kab. Waropen
Kab. Supiori
Kab. Memberamo Raya
Kab. Nduga
Kab. Lanny Jaya
Kab. Memberamo Tengah
Kab. Yalimo
Kab. Puncak
Kab. Dogiyai
Kab. Intan Jaya
Kab. Deiyai
Perpres ini juga menegaskan, bahwa Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pembangunan daerah tertinggal dengan melibatkan kementerian/lembaga terkait lainnya melakukan evaluasi terhadap Daerah Tertinggal setiap satu tahun sekali.
“Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan,” bunyi Pasal 8 Peraturan Presiden Nomor 131 Tahun 2015 yang telah diundangkan oleh Menteri Hukum dan HAM Yasonna H. Laoly pada tanggal 9 November 2015 itu.(afz/JPG)
