Pelajar sekolah setingkat SMA/SMK di wilayah hukum Polres Deliserdang diajari peduli dalam berlalu lintas. Kepedulian dalam berlalu lintas itu dilakukan Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Deliserdang kepada ribuan pelajar SMA Negeri 1 Lubukpakam dan SMK Negeri 1 Lubukpakam. Sedikitnya 1.700-an pelajar antusias dalam mengikuti sosialisasi pengenalan berlalu lintas.
Kasat Lantas Polres Deliserdang, AKP Panji Ali Candra pada Kamis (19/11) mengatakan sosialisasi mengenal berlalu lintas yang diberikan kepada para pelajar ini merupakan pengetahuan berlalu lintas mulai sejak dini dan dari sekolah. "Sehingga para pelajar sudah harus mengetahui dalam berlalu lintas dan dituntut kesadaran untuk melaporkan apabila terjadi kecelakaan lalu lintas," terangnya didampingi Kanit Reg Ident Ipda Romi Syahputra dan Kanit Dikyasa Ipda Eddianto, kemarin.
Dikatakannya, sosialisasi dalam berlalu lintas ini merupakan program Go to School Satlantas dengan target para pelajar setingkat SMA/SMK di wilayah hukum Polres Deliserdang. "Program go to school ini akan dilakukan secara terus menurus, dilakukan setiap hari Senin dengan sekolah yang bergantian se-wilayah Kabupaten Deliserdang," jelas Panji Candra.
Selama dilakukan sosialisasi berlalu lintas, kata Panji, pihaknya menekankan kepada para pelajar agar tidak ikut balap liar dan tidak ikut balap sepeda motor. "Intinya memang untuk meminimalisir dan mengantisipasi para pelajar untuk tidak ikut ugal-ugalan dan jika belum memiliki SIM, jangan gunakan sepeda motor untuk berpergian," ungkapnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Satlantas Polres Deliserdang tercatat 402 kasus laka lantas, terdiri dari 86 orang meninggal dunia, luka ringan 656 kasus, luka berat 6 kasus. Tersangka kecelakaan dari kalangan pelajar ada 21 orang, sedangkan korban dari pelajar 78 orang meninggal. "Penyebabnya kebut-kebutan, tidak pakai helm dan tidak mematuhi peraturan lalu lintas," ujarnya. Pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan Duta Keamanan Sekolah Tertib dan Kelancaran (Kamseltibcar) Satlantas, namun Patroli Keamanan Sekolah (PKS) sudah dibentuk dan berjalan di masing-masing sekolah.
Ke depannya, lanjut Panji, para guru di masing-masing sekolah dapat berperan aktif dan kepada orang tua juga harus lebih ekstra mengawasi anaknya dalam menggunakan kendaraan di jalanan. "Ya memang harus ada peran aktif dari orang tua dan guru. Kami hanya mensosialisasikan untuk diketahui dalam mengendarai kendaraan agar dapat mematuhi peraturan lalu lintas di jalan serta memiliki SIM," tegasnya. Selain itu, Satlantas juga memberikan pemahaman sosialisasi pengurusan SIM, STNK dan penerimaan jasa raharja bagi korban kecelakaan lalu lintas.(hendra)
Kasat Lantas Polres Deliserdang, AKP Panji Ali Candra pada Kamis (19/11) mengatakan sosialisasi mengenal berlalu lintas yang diberikan kepada para pelajar ini merupakan pengetahuan berlalu lintas mulai sejak dini dan dari sekolah. "Sehingga para pelajar sudah harus mengetahui dalam berlalu lintas dan dituntut kesadaran untuk melaporkan apabila terjadi kecelakaan lalu lintas," terangnya didampingi Kanit Reg Ident Ipda Romi Syahputra dan Kanit Dikyasa Ipda Eddianto, kemarin.
Dikatakannya, sosialisasi dalam berlalu lintas ini merupakan program Go to School Satlantas dengan target para pelajar setingkat SMA/SMK di wilayah hukum Polres Deliserdang. "Program go to school ini akan dilakukan secara terus menurus, dilakukan setiap hari Senin dengan sekolah yang bergantian se-wilayah Kabupaten Deliserdang," jelas Panji Candra.
Selama dilakukan sosialisasi berlalu lintas, kata Panji, pihaknya menekankan kepada para pelajar agar tidak ikut balap liar dan tidak ikut balap sepeda motor. "Intinya memang untuk meminimalisir dan mengantisipasi para pelajar untuk tidak ikut ugal-ugalan dan jika belum memiliki SIM, jangan gunakan sepeda motor untuk berpergian," ungkapnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Satlantas Polres Deliserdang tercatat 402 kasus laka lantas, terdiri dari 86 orang meninggal dunia, luka ringan 656 kasus, luka berat 6 kasus. Tersangka kecelakaan dari kalangan pelajar ada 21 orang, sedangkan korban dari pelajar 78 orang meninggal. "Penyebabnya kebut-kebutan, tidak pakai helm dan tidak mematuhi peraturan lalu lintas," ujarnya. Pihaknya dalam waktu dekat akan mengadakan Duta Keamanan Sekolah Tertib dan Kelancaran (Kamseltibcar) Satlantas, namun Patroli Keamanan Sekolah (PKS) sudah dibentuk dan berjalan di masing-masing sekolah.
Ke depannya, lanjut Panji, para guru di masing-masing sekolah dapat berperan aktif dan kepada orang tua juga harus lebih ekstra mengawasi anaknya dalam menggunakan kendaraan di jalanan. "Ya memang harus ada peran aktif dari orang tua dan guru. Kami hanya mensosialisasikan untuk diketahui dalam mengendarai kendaraan agar dapat mematuhi peraturan lalu lintas di jalan serta memiliki SIM," tegasnya. Selain itu, Satlantas juga memberikan pemahaman sosialisasi pengurusan SIM, STNK dan penerimaan jasa raharja bagi korban kecelakaan lalu lintas.(hendra)
