Sertu Ari Gultom: Tidak Tahu Bagaimana Rasanya Saat Pertama Kali Dapat Kabar
Ari Gultom terlihat gelisah di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Permata Bunda. Sesekali ia tampak mengangkat telpon yang barangkali dari keluarga ataupun kerabatnya. Setiap melihat Ambulance tiba di depan IGD, lelaki berbadan tegap itu langsung bergegas dan mengamati siapa pasien yang tiba di rumah sakit yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Medan tersebut.
"Menunggu istri, Bang. Mungkin di sini peralatan kurang, jadi istri saya tadi dibawa ke RS Matherna untuk dilakukan scaning," ujarnya pelan saat ditemui kru MOL, Rabu (25/11) sore.
Dijelaskannya, salah satu penumpang angkot Nasional yang ditabrak KA Sri Bilah di Jalan Sisingamangaraja, Medan, tidak lain adalah istrinya. Tapi meskipun begitu, anggota TNI berpangkat Sertu ini mengaku beryukur karena istri tercintanya bisa selamat dalam insiden tabrakan itu.
"Taulah kalau ditabrak KA, kedengaranya langsung gimana gitu. Makanya tadi pas mendengar kabar pertama kali, rasanya entah gimana," ujar pria yang mengaku menikahi istrinya tahun 2014 yang lalu ini.
Kembali dituturkannya, pertama kali mendapat kabar kejadian tabrakan itu bermula saat ia penasaran lantaran sang istri tak kunjung pulang. Biasanya Gita Ghanesa Ningsih Siahaan (28) sudah pulang mengajar dan tiba di rumah antara pukul 14:00 Wib hingga pukul 15:00 Wib. Karena tak juga tiba, ia pun berinisiatif untuk menghubungi istrinya.
"Waktu saya telpon, yang ngangkat laki-laki. Langsunglah saya marah dan nanya siapa dia. Kok bisa pula sama dia hp-nya. Baru pas dikasitaunya ada tabrakan, perasaan saya langsung entah gimana. Barulah saya langsung ke mari. Yang ngabari itu anak UISU," ujarnya.
Setelah tiba di rumah sakit, ia pun mendapati istrinya yang berfrofesi sebagai guru itu sudah terbaring di atas tempat tidur. Luka-luka di bagian tangan dan wajahnya menandakan betapa kerasnya benturan di dalam angkot saat dihantam KA. Tapi bukan hanya kondisi istrinya itu saja yang direasahkan Ari saat ini, melainkan juga siapa yang akan merawat anak mereka yang masih berusia 10 bulan. (tun)
Ari Gultom terlihat gelisah di depan ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Permata Bunda. Sesekali ia tampak mengangkat telpon yang barangkali dari keluarga ataupun kerabatnya. Setiap melihat Ambulance tiba di depan IGD, lelaki berbadan tegap itu langsung bergegas dan mengamati siapa pasien yang tiba di rumah sakit yang berada di Jalan Sisingamangaraja, Medan tersebut.
"Menunggu istri, Bang. Mungkin di sini peralatan kurang, jadi istri saya tadi dibawa ke RS Matherna untuk dilakukan scaning," ujarnya pelan saat ditemui kru MOL, Rabu (25/11) sore.
Dijelaskannya, salah satu penumpang angkot Nasional yang ditabrak KA Sri Bilah di Jalan Sisingamangaraja, Medan, tidak lain adalah istrinya. Tapi meskipun begitu, anggota TNI berpangkat Sertu ini mengaku beryukur karena istri tercintanya bisa selamat dalam insiden tabrakan itu.
"Taulah kalau ditabrak KA, kedengaranya langsung gimana gitu. Makanya tadi pas mendengar kabar pertama kali, rasanya entah gimana," ujar pria yang mengaku menikahi istrinya tahun 2014 yang lalu ini.
Kembali dituturkannya, pertama kali mendapat kabar kejadian tabrakan itu bermula saat ia penasaran lantaran sang istri tak kunjung pulang. Biasanya Gita Ghanesa Ningsih Siahaan (28) sudah pulang mengajar dan tiba di rumah antara pukul 14:00 Wib hingga pukul 15:00 Wib. Karena tak juga tiba, ia pun berinisiatif untuk menghubungi istrinya.
"Waktu saya telpon, yang ngangkat laki-laki. Langsunglah saya marah dan nanya siapa dia. Kok bisa pula sama dia hp-nya. Baru pas dikasitaunya ada tabrakan, perasaan saya langsung entah gimana. Barulah saya langsung ke mari. Yang ngabari itu anak UISU," ujarnya.
Setelah tiba di rumah sakit, ia pun mendapati istrinya yang berfrofesi sebagai guru itu sudah terbaring di atas tempat tidur. Luka-luka di bagian tangan dan wajahnya menandakan betapa kerasnya benturan di dalam angkot saat dihantam KA. Tapi bukan hanya kondisi istrinya itu saja yang direasahkan Ari saat ini, melainkan juga siapa yang akan merawat anak mereka yang masih berusia 10 bulan. (tun)
