[caption id="attachment_41229" align="aligncenter" width="512"]
acara debat paslon[/caption]
Acara debat calon Walikota dan Wakil Walikota Medan yang baru pertama kalinya digelar, berjalan cukup meriah. Agenda yang berlangsung di Ball Room Hotel Grand Aston, Medan, pada Sabtu (10/10/2015) itu, cukup seru karena terjadi aksi sindir-sindiran antara kedua pasangan.
Hanya saja dalam amatan wartawan, Paslon Tengku Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) tampak kaku. Sedangkan performa Ramadhan Pohan-Edie Kusuma (REDI) terlihat cukup luwes dan cukup bersemangat.
Dari pasangan pertama, Akhyar Nasution yang terlihat tegang. Terutama saat menyampaikan visi misi. Suaranya terbata-bata. Sedangkan Eldin yang berada di sampingnya, menyampaikan visi misi dengan gayanya yang kalem.
Sementara di kubu rivalnya, Ramadhan Pohan dan Edie Kusuma terlihat begitu bersemangat dan rileks menjalani setiap tahapan. Gambaran kekompakan tampak dari cara mereka bercakap berbisik dan acap tertawa bersama di atas panggung.
Dalam debat paslon yang dimoderatori oleh Dosen FISIP USU, Ahmad Taufan Damanik itu, diwarnai sindiran dari masing-masing kubu. Mulai dari infrastruktur jalan yang berlubang, kisruh pasar induk, hingga persoalan cara meningkatkan transfer dana dari pemerintah pusat untuk Kota Medan.
Setiap sindiran pun dimeriahkan dengan teriakan dari pendukung masing-masing.
Berikut pertanyaan, jawaban, komentar, dari pasangan BENAR dan REDI:
Pertanyaan BENAR untuk REDI
Akhyar Nasution: Bagaimana caranya agar pemerintah pusat bisa mentrasfer dana lebih banyak untuk Kota Medan ?
Jawaban REDI untuk BENAR
Ramadhan: Anggaran pusat bisa dilobi. Saya cukup dikenal di pusat. Jadi tidak masalah. Dulu semua fit and proper test melalui saya semua. Jadi kita manfaatkan networking national ini untuk itu.
Edi: Walikota harus punya wawasna luas dan punya networking yang baik dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Inilah yang dikemas agar bisa dapat dana besar. Komunikasi yang intens bisa membuat APBD Kota Medan jadi tinggi. Kita enggak bisa menunggu bola. Percuma juga kalau ada dana besar tapi tidak direaliasikan apa gunanya.
Komentar BENAR atas jawaban REDI
Eldin: Saya pernah jadi Walikota. Pemerintah pusat itu selalu menurunkan jatah buat Kota Medan. Jadi kita butuh strateginya bagaimana agar pemerintah pusat menaikkan jatah kita. Bukan lari ke sana ke mari. Biar masyarakat tahu, oh ini yang kita kerjakan.
Pertanyaan REDI untuk BENAR
Ramadhan:
Bapak kan sudah pernah jadi Walikota Medan. Tadi bapak sampaikan visi misi sedemikian rupa, tapi kenapa tidak dilaksanakan? Kenapa jalan masih banyak yang berlubang? sSperti Jalan Sunggal, sampah di mana-mana, pedagang pasar induk kisruh, lalu gedung nasional yang mau dialihfungsikan. Masyarakat itu butuh pemimpin yang mau berkomunikasi dengan masyarakat. Itu pedagang pasar induk menangis-nagis mengadu pada saya.
Jawaban BENAR untuk REDI
Eldin: Yang dibilang pak Ramadhan itu semua jalan nasional. Jadi bukan wewenang kita. Inilah yang buat kita tidak bisa berkoordinasi secara menyeluruh.
Lalu menata pedagang pasar induk. Saya sudah sampaikanke DPRD dan pedagang bahwa pasar induk sudah bisa digunakan, mari pindah ke sana. Ada gedung, masak tidak dimanfaatkan? Pedagang yang pindah ke sana udah 1000 lebih. Yang nangis sama adinda, cuma 200 pedagang. Intinya bagaimana kita beri pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Komentar REDI atas jawaban BENAR
Edi: Mau itu jalan provinsi, mau jalan kota, itu jalan ada di kota Medan. Jadi kita harus punya koordinasi dan komunikasi yang baik. Itu tanggung jawab kita. Medan tidak bisa lagi dibiarkan begitu saja. Apakah jalan Asia, jalan Gaharu, jalan Bambu, adalah jalan provinsi? Semua berlubang. Saya kira itu hanya sebuah alasan dengan membalikkan kondisi yang sebenarnya. Ini sangat buruk sekali dengan keadaan tidak ada satu pun jalan sepanjang 500 meter yang bagus kecuali Jalan Sudirman, Diponegoro dan Imam Bonjol.
Lalu soal pasar induk, harusnya ada komunikasi yang terbangun antara pimpinan dan masyarakat. Kalau sama pimpinan DPRD aja enggak bisa komunikasi, mau bagaimana lagi?
Selebihnya, kedua Paslon menyampaikan visi misi yang tidak jauh berbeda. Mulai dari peningkatan kualitas pelayanan publik yang tidak berbayar dan cepat, peningkatan jaminan kesehatan, pendidikan, dan pembangunan merata di kawasan Medan Utara. Jika BENAR terus meneriakkan slogan Medan Lebih Baik, maka REDI meneriakkan slogan Perubahan.
Debat dibagi sebanyak 6 segmen yaitu : Penyampaian Visi/misi, Pendalaman Visi/misi, Program prioritas, Pembenahan Birokrasi, Pluralitas/heterogen dan segmen Bertanya/mengomentari sesama paslon. Ada 6 panelis yang berasal dari kalangan akademisi dan profesional. Mereka adalah Prof. Syawal Gultom, Rektor Unimed, Prof.Dr.Syaad Afifudin SE, M.E.c guru besar USU, Prof.Dr.Ida Yustina, M.Si, dewan guru besar USU, Dr.Saidurrahman, M.Ag, Dekan fakultas syariah dan ekonomi islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, Dr. Marzuki, SH.M Hum, Dekan fakultas hukum UISU, dan Ahmad Taufan Damanik, dosen FISIP USU.
Ketua KPU kota Medan, Yeni Chairiah Rambe mengatakan penyelenggaraan debat ini bertujuan untuk memperkenalkan Paslon Walikota dan Wakil Walikota keada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat memantapkan pilihannya. "Debat ini untuk memperkenalkan leboh dekat siapa calon walikota yang ikut serta kepada masyarakat,"ujarnya.
Selanjutnya pihaknya akan menyelenggarakan debat kedua melalui media elektronik radio. Debat ini diperkirakan akan belangsung di minggu keempat bulan November 2015 mendatang. (bbs)
Acara debat calon Walikota dan Wakil Walikota Medan yang baru pertama kalinya digelar, berjalan cukup meriah. Agenda yang berlangsung di Ball Room Hotel Grand Aston, Medan, pada Sabtu (10/10/2015) itu, cukup seru karena terjadi aksi sindir-sindiran antara kedua pasangan.
Hanya saja dalam amatan wartawan, Paslon Tengku Dzulmi Eldin-Akhyar Nasution (BENAR) tampak kaku. Sedangkan performa Ramadhan Pohan-Edie Kusuma (REDI) terlihat cukup luwes dan cukup bersemangat.
Dari pasangan pertama, Akhyar Nasution yang terlihat tegang. Terutama saat menyampaikan visi misi. Suaranya terbata-bata. Sedangkan Eldin yang berada di sampingnya, menyampaikan visi misi dengan gayanya yang kalem.
Sementara di kubu rivalnya, Ramadhan Pohan dan Edie Kusuma terlihat begitu bersemangat dan rileks menjalani setiap tahapan. Gambaran kekompakan tampak dari cara mereka bercakap berbisik dan acap tertawa bersama di atas panggung.
Dalam debat paslon yang dimoderatori oleh Dosen FISIP USU, Ahmad Taufan Damanik itu, diwarnai sindiran dari masing-masing kubu. Mulai dari infrastruktur jalan yang berlubang, kisruh pasar induk, hingga persoalan cara meningkatkan transfer dana dari pemerintah pusat untuk Kota Medan.
Setiap sindiran pun dimeriahkan dengan teriakan dari pendukung masing-masing.
Berikut pertanyaan, jawaban, komentar, dari pasangan BENAR dan REDI:
Pertanyaan BENAR untuk REDI
Akhyar Nasution: Bagaimana caranya agar pemerintah pusat bisa mentrasfer dana lebih banyak untuk Kota Medan ?
Jawaban REDI untuk BENAR
Ramadhan: Anggaran pusat bisa dilobi. Saya cukup dikenal di pusat. Jadi tidak masalah. Dulu semua fit and proper test melalui saya semua. Jadi kita manfaatkan networking national ini untuk itu.
Edi: Walikota harus punya wawasna luas dan punya networking yang baik dengan pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Inilah yang dikemas agar bisa dapat dana besar. Komunikasi yang intens bisa membuat APBD Kota Medan jadi tinggi. Kita enggak bisa menunggu bola. Percuma juga kalau ada dana besar tapi tidak direaliasikan apa gunanya.
Komentar BENAR atas jawaban REDI
Eldin: Saya pernah jadi Walikota. Pemerintah pusat itu selalu menurunkan jatah buat Kota Medan. Jadi kita butuh strateginya bagaimana agar pemerintah pusat menaikkan jatah kita. Bukan lari ke sana ke mari. Biar masyarakat tahu, oh ini yang kita kerjakan.
Pertanyaan REDI untuk BENAR
Ramadhan:
Bapak kan sudah pernah jadi Walikota Medan. Tadi bapak sampaikan visi misi sedemikian rupa, tapi kenapa tidak dilaksanakan? Kenapa jalan masih banyak yang berlubang? sSperti Jalan Sunggal, sampah di mana-mana, pedagang pasar induk kisruh, lalu gedung nasional yang mau dialihfungsikan. Masyarakat itu butuh pemimpin yang mau berkomunikasi dengan masyarakat. Itu pedagang pasar induk menangis-nagis mengadu pada saya.
Jawaban BENAR untuk REDI
Eldin: Yang dibilang pak Ramadhan itu semua jalan nasional. Jadi bukan wewenang kita. Inilah yang buat kita tidak bisa berkoordinasi secara menyeluruh.
Lalu menata pedagang pasar induk. Saya sudah sampaikanke DPRD dan pedagang bahwa pasar induk sudah bisa digunakan, mari pindah ke sana. Ada gedung, masak tidak dimanfaatkan? Pedagang yang pindah ke sana udah 1000 lebih. Yang nangis sama adinda, cuma 200 pedagang. Intinya bagaimana kita beri pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Komentar REDI atas jawaban BENAR
Edi: Mau itu jalan provinsi, mau jalan kota, itu jalan ada di kota Medan. Jadi kita harus punya koordinasi dan komunikasi yang baik. Itu tanggung jawab kita. Medan tidak bisa lagi dibiarkan begitu saja. Apakah jalan Asia, jalan Gaharu, jalan Bambu, adalah jalan provinsi? Semua berlubang. Saya kira itu hanya sebuah alasan dengan membalikkan kondisi yang sebenarnya. Ini sangat buruk sekali dengan keadaan tidak ada satu pun jalan sepanjang 500 meter yang bagus kecuali Jalan Sudirman, Diponegoro dan Imam Bonjol.
Lalu soal pasar induk, harusnya ada komunikasi yang terbangun antara pimpinan dan masyarakat. Kalau sama pimpinan DPRD aja enggak bisa komunikasi, mau bagaimana lagi?
Selebihnya, kedua Paslon menyampaikan visi misi yang tidak jauh berbeda. Mulai dari peningkatan kualitas pelayanan publik yang tidak berbayar dan cepat, peningkatan jaminan kesehatan, pendidikan, dan pembangunan merata di kawasan Medan Utara. Jika BENAR terus meneriakkan slogan Medan Lebih Baik, maka REDI meneriakkan slogan Perubahan.
Debat dibagi sebanyak 6 segmen yaitu : Penyampaian Visi/misi, Pendalaman Visi/misi, Program prioritas, Pembenahan Birokrasi, Pluralitas/heterogen dan segmen Bertanya/mengomentari sesama paslon. Ada 6 panelis yang berasal dari kalangan akademisi dan profesional. Mereka adalah Prof. Syawal Gultom, Rektor Unimed, Prof.Dr.Syaad Afifudin SE, M.E.c guru besar USU, Prof.Dr.Ida Yustina, M.Si, dewan guru besar USU, Dr.Saidurrahman, M.Ag, Dekan fakultas syariah dan ekonomi islam Universitas Islam Negeri (UIN) Sumut, Dr. Marzuki, SH.M Hum, Dekan fakultas hukum UISU, dan Ahmad Taufan Damanik, dosen FISIP USU.
Ketua KPU kota Medan, Yeni Chairiah Rambe mengatakan penyelenggaraan debat ini bertujuan untuk memperkenalkan Paslon Walikota dan Wakil Walikota keada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat memantapkan pilihannya. "Debat ini untuk memperkenalkan leboh dekat siapa calon walikota yang ikut serta kepada masyarakat,"ujarnya.
Selanjutnya pihaknya akan menyelenggarakan debat kedua melalui media elektronik radio. Debat ini diperkirakan akan belangsung di minggu keempat bulan November 2015 mendatang. (bbs)
