Kabut Asap Makin Pekat, Bandara Pinangsori Sepi

Sebarkan:
Bandara Pinang Sori

 

Kabut asap yang semakin pekat membuat kondisi Bandara FL Tobing Pinangsori lengang tanpa aktivitas penerbangan. Hal itu tidak hanya terjadi beberapa hari, tapi sudah sejak sebulan terakhir.

“Kabut asap yang paling kontras kita dapati di pagi hari. Saat itu tampak jelas kabut asap turun ke tanah, sehingga kita sendiri sulit melihat orang dengan jarak pandang 400 meter, apalagi pesawat,” ujar Kepala Bandara Ambar Suryoko melalui KTU, Binnerson Silitonga.

Menurutnya, sejak adanya bencana kabut asap ini, jelas pihaknya mengalami kerugian. Itu bisa dilihat dari lumpuhnya aktivitas penerbangan di sana.

Bahkan selama bulan Oktober hingga kemarin, maskapai penerbangan Garuda Indonesia hanya sekali melayani penerbangan di Bandara FL Tobing Pinangsori. Selain Garuda, dampak kabut asap juga dirasakan oleh maskapai penerbangan Wings Air yang hanya empat kali melayani penerbangan.

“Kabut asap kiriman yang kian tebal benar-benar telah menjadi kendala bagi aktivitas penerbangan di Bandara Pinangsori ini. Wings Air baru empat kali bisa beroperasi, sementara Garuda Indonesia hanya sekali saja beraktivitas melayani jalur penerbangan, yakni hari Senin (5/10) lalu. Sisanya, aktivitas dibandara ini benar-benar sunyi akibat tidak adanya penerbangan,” terang Binnerson

Ia merasa miris melihat kondisi kedua maskapai utama yang melayani jalur penerbangan di Bandara Pinangsori itu. Karena dipastikan sangat merugi akibat kabut asap kiriman yang berasal dari Provinsi Jambi, Sumatera Selatan dan Riau, yang sudah lebih dua bulan menyelimuti udara Tapteng itu.

“Kedua maskapai, khususnya Garuda, pasti sangat merugi atas kondisi ini. Wings Air pun bisa mendarat dan terbang dari Bandara Pinangsori ini sebanyak 4 kali karena pesawat yang digunakan masih bisa beraktivitas di jarak pandang yang hanya berkisar 3 kilometer. Sementara Garuda hanya bisa beroperasi jika jarak pandang lebih dari 5 kilometer,” ujarnya.

Dikatakan lebih lanjut, kondisi kabut asap yang terjadi saat ini, lebih parah dibanding sebelum-sebelumnya. Dimana jika sebelumnya kabut asap akan hilang atau memudar usai udara Tapteng diguyur hujan atau angin kencang. Tapi saat ini tidak lagi.

“Kalau sekarang, walau hujan deras mengguyur Tapteng pada malam hari, keesokan paginya kabut asap sudah kembali muncul dan mengganggu jarak pandang. Padahal biasanya, bila hujan turun atau angin kencang datang, kabut asap pasti memudar. Mudah-mudahan aparat terkait dapat segera mengatasi persoalan kabut asap ini, supaya aktivitas penerbangan di Bandara Pinangsori dapat kembali berjalan normal,” katanya.

Grand Manager PT Garuda Indonesia Tbk Cabang Bandara Pinangsori, Dwi Khrisbiantoro yang dikonfirmasi wartawan di hari yang sama, membenarkan bahwa selama Oktober, pihaknya baru sekali beroperasi untuk melayani jalur penerbangan Pinangsori-Jakarta PP.

“Benar, selama Oktober ini, baru sekali Garuda Indonesia bisa melayani penerbangan akibat kabut asap yang sangat mengganggu jarak pandang. Kita tidak mungkin mengambil resiko jika jarak pandang dinilai bisa mengganggu penerbangan, lebih baik kita tidak beroperasi. Kami hanya bisa memohon doa kepada seluruh masyarakat, supaya bencana kabut asap ini bisa segera berlalu,” tandasya.

Di tempat terpisah, Kepala Badan Meteorologi, Klimatolgi dan Geofisika Bandara Pinangsori, M Rumahorbo melalui forecaster Dewi Anastasia Sidauruk mengatakan, prakiraan cuaca di Tapanuli Tengah dan Sibolga untuk Kamis dan Jumat (22-23/10), yakni cuaca berawan dan hujan sedang, serta suhu di antara 23-33 derajat celicus. Kelembabannya antara 66 persen hingga 92 persen, ditambah kecepatan angin berkisar 20 Km per jam dengan arah angin barat daya.

Untuk prakiraan cuaca di perairan Sibolga-Nias adalah berawan hingga hujan, dengan arah angin barat laut dan timur laut, dengan kecepatan 5 knot hingga 10 knot, serta tinggi gelombang 1,2-2,0 meter. Sedangkan tinggi gelombang sig 0,8-1-2 meter.

“Untuk titik spot yang menjadi penyuplai asap saat ini masih dari daerah Sumsel dan Jambi, dengan jumlah titik api sebanyak seratus lebih dan di Riau yang terendah 37 titik. “Kemungkinan kabut asap sangat susah hilang dari Tapteng-Sibolga selagi di daerah tersebut tidak ada turun hujan sama sekali, ditambah lagi dengan tiupan angin kencang. Makanya sulit kita prediksi kapan kabut asap akan berakhir,” katanya. (bbs)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini