Hadiri Munas KAHMI di Medan, Ini Yang Dikatakan Presiden Jokowi

Sebarkan:


Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) yang digelar di Convention Hall Hotel Santika Dyandra Medan, Sumatera Utara, Jumat (17/11/2017).
Dalam sambutannya, Presiden Jokowi sempat berbicara mengenai perkembangan teknologi dunia yang semakin berkembang pesat. 
Akibat perkembangan teknologi tersebut, Jokowi meminta Indonesia harus bergerak lebih terbuka dan keluar dari rutinitas yang selama ini terjadi.
Jokowi mengajak masyarakat harus cepat beradaptasi dengan perubahan di Era Digital seperti saat ini, agar Indonesia tidak tertinggal jauh dari negara lain.
“Dulu saya beli sate biasanya harus ke rdro:rtutur warungnya. Sekarang mau makan sate sudah bisa pesan pakai aplikasi dan tinggal bayar ditempat,“ ungkapnya.
Menurut Jokowi, apabila kita mau berubah dan cepat beradaptasi, bukan tidak mungkin perekonomian Indonesia segera membaik bahkan bisa lebih maju. 
"Dampaknya Politik nasional dan ekonomi pasti akan berubah jauh lebih baik, itulah antisipasi yang harus kita lakukan," tegasnya. 
Ditambahkan Jokowi, perubahan teknologi seperti itu harus disadari. Perubahan keterbukaan seperti media sosial yang terbuka, landscape politik dan ekonomi global pun berubah.
"Karena interaksi sosial berubah secara total. Kecepatan perubahan itu mendahului dari apa yang kita perkirakan. Ini pekerjaan besar, karena saat ini apabila landscape politik dan ekonomi global berubah, lansdscape politik dan ekonomi akan bergerak ke nasional bahkan ke daerah," tambahnya.
Jokowi menambahkan, problem besar negara selama ini berkaitan dengan kesalahan distribusi aset. Pembagian aset negara banyak yang tidak sampai ke tangan rakyat.
"Konsesi-konsesi banyak sekali tapi rakyat tidak pernah menikmati itu. Pada awal tahun ini kita mulai membagikan konsesi selama 35 tahun baik untuk pribadi, pesanten, koperasi dan sebagainya. Kita harapkan bisa berguna untuk rakyat. Bukan sesuatu yang mudah, tetapi saya lihat satu persatu banyak lahan yang ditelantarkan, kita cabut dan kita kembalikan pada rakyat," jelasnya.
Dikatakan Jokowi lagi, apabila ada organisasi, pesantren ataupun koperasi, yang menginginkan konsesi dalam jumlah besar, akan segera disiapkan pemerintah.
"Mau berapa? 10 ribu hektar, 20 ribu hektar? bisa, tapi dengan cara tadi, mempunyai bisnis plan yang jelas. Jangan sampai kita berikan konsesinya, kemudian konsesi itu dijual ke yang lain. Ini percuma tidak ada artinya," ujarnya. 
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan, selain Indonesia harus cepat beradatasi dengan perubahan, Indonesia juga mulai harus menjalin hubungan bilateral lebih baik dengan negara-negara Arab seperti Saudi Arabia, UEA dan Qatar.
“Kita tidak pernah mendekat pada mereka, jadi mereka tidak tahu bagaimana potensi yang ada di Indonesia. Padahal sebenarnya mereka bisa dijadikan mitra yang baik di dalam perekonomian terutama bidang Investasi," pungkasnya.(sandy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini