![]() |
| Bupati Batubara Burhanuddin Siagian menyalami sejumlah tokoh pada acara HUT ke-19 Pemkab Batubara. (mol/kominfo). |
BATUBARA | Pemerintah Kabupaten Batubara menggelar acara zikir dan doa bersama lintas agama sebagai upaya meraih keberkahan di usia ke-19 tahun.
Acara dihadiri Bupati Batubara Baharuddin Siagian, Wakil Bupati Syafrizal dan Anggota DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung serta Ketua DPRD Batubara
Safi'i, SH, unsur Forkopimda, para Asisten, Kepala OPD.
Dzikir dan doa
bersama yang berlangsung menenangkan ini diawali dengan pembacaan ayat suci
Al-Qur'an, dilanjutkan dengan tausiyah agama yang disampaikan oleh Ustadz Abdul
Latif.
Mengawali
sambutannya, Baharuddin Siagian menyatakan kegiatan ini merupakan wujud doa
untuk keselamatan negara, khususnya Kabupaten Batubara. Menyikapi musibah
bencana alam yang melanda Sumatera Utara, Aceh, dan Sumatera Barat, Bupati
menyampaikan ucapan duka cita atas nama Pemkab Batubara.
Bupati juga
mengakui Kabupaten Batubara terdampak bencana di beberapa kecamatan.
"Alhamdulillah, kami sudah mengunjungi dan berkolaborasi dengan Bapanas
serta perusahaan-perusahaan di Kabupaten Batubara untuk menyalurkan bantuan
kepada warga terdampak," ujarnya.
Dalam kesempatan
ini, Bupati Baharuddin meminta para kepala desa segera mendata ulang korban
bencana yang belum menerima bantuan.
Selain itu, Bupati meminta Dinas Sosial, camat, kepala desa, dan pendamping desa untuk mengawasi penyaluran bantuan Program Keluarga Harapan (PKH).
"Saya meminta seluruh pendamping desa agar
memperhatikan penerima PKH tepat sasaran. Yang berhak harus menerima haknya,
jangan ada penyelewengan. Ini harus menjadi perhatian bersama," tegas
Bupati.
Sementara itu, Anggota DPR RI Ahmad Doli Kurnia Tanjung menilai acara ini sangat tepat dan penting.
"Acara doa dan dzikir ini kita laksanakan bukan
hanya saat ditimpa musibah namun harus terus kita laksanakan ke depannya untuk
meminta keberkahan dari Allah SWT," ucap Ahmad Doli.
Pada akhir acara, Bupati Baharuddin Siagian, bersama Wakil Bupati dan Ketua TP PKK Batubara, secara simbolis menyerahkan berbagai bantuan dan penghargaan, meliputi santunan kepada anak yatim, insentif untuk bilal mayit, penggali kubur, dan ustadz.
Bantuan juga diberikan kepada istri dan ahli waris pejuang Gerakan Masyarakat Kembali ke Akar
(Gemkara), beasiswa bagi mahasiswa/i Batubara, penyaluran zakat kelompok tani,
bantuan sarana rumah ibadah, termasuk masjid, musala, dan gereja. (Ds/js)

