CD Official TPL, Hema Butarbutar, bersama kru TPL, foto bersama dengan Perangkat Desa Lintong, Kecamatan Borbor, Kabupaten Toba.
TOBA| PT Toba Pulp Lestari, Tbk (TPL) menegaskan komitmennya dalam pemberdayaan masyarakat melalui program Community Development (CD) dengan menggelar sosialisasi dan pelatihan intensif bagi petani di Desa Parsoburan Barat dan Lintong, Kecamatan Habinsaran, Kabupaten Toba pada pertengahan Juni 2025.
Program ini berfokus pada peningkatan produktivitas padi melalui sistem jajar legowo dan pengembangan budidaya kopi, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian ekonomi petani.
*Revolusi Padi dengan Sistem Jajar Legowo*
Program pendampingan padi dengan sistem jajar legowo dengan kelompok tani padi di Desa Parsoburan Barat baru dimulai pada Juni 2025 ini. Sebanyak 100 anggota kelompok tani padi yang tergabung antusias mengikuti sosialisasi dan pelatihan mengenai penerapan sistem ini. Sistem jajar legowo merupakan pola tanam padi yang mengatur jarak tanam sedemikian rupa untuk memberikan ruang tumbuh optimal bagi tanaman, memaksimalkan penyerapan sinar matahari, dan sirkulasi udara yang lebih baik. Penerapan sistem ini terbukti meningkatkan hasil panen secara signifikan karena tanaman dapat tumbuh lebih sehat dan menghasilkan bulir padi yang lebih berisi.
Menurut Hema Butar-butar, CD Officer TPL spesialis tanaman padi, Jumat (13/06/2025) pagi, tujuan utama program ini adalah untuk meningkatkan produktivitas padi dan pendapatan petani di desa.
"Kami berharap program ini dapat menjadikan petani lebih mandiri ke depannya, namun dalam prosesnya kami akan terus mendampingi mereka sebagai mitra binaan," ujarnya, pada Jumat (12/6/2025).
Lebih lanjut, TPL juga memiliki visi untuk memperluas pendampingan ke kelompok tani lain di desa agar manfaat program dapat dirasakan secara merata.
TPL juga menaruh harapan besar agar kelompok tani padi yang didampingi ini dapat menjadi "local champion" yang menginspirasi petani lain di desa melalui keberhasilan panen mereka.
Untuk mendukung kemandirian petani dalam jangka panjang, TPL berencana menjalin kerja sama dengan kelompok tani padi Parsoburan Barat untuk membangun penangkaran benih unggul di desa. Dengan demikian, petani tidak perlu lagi membeli benih dari luar dan bahkan berpotensi menjadi pemasok benih unggul bagi desa-desa sekitarnya.
*Mengoptimalkan Potensi Kopi Melalui Budidaya Tepat*
Di Desa Lintong, TPL juga tengah aktif mendampingi kelompok petani kopi yang baru dibentuk dengan 20 anggota. Sebelumnya, TPL telah memberikan dukungan signifikan pada Februari 2025 dengan pengadaan ribuan bibit dan benih kopi jenis Andungsari, polybag, dan molase, serta pendampingan dalam pembibitan mandiri.
Pelatihan dan sosialisasi budidaya kopi kali ini fokus pada penerapan sistem lubang tanam yang tepat, yaitu dengan ukuran 60x60x60 cm, jarak antar tanaman 1 meter, dan antar baris 2,5 meter. Jarak tanam yang ideal ini krusial untuk memastikan setiap tanaman kopi mendapatkan cahaya matahari yang merata dan sirkulasi udara yang baik, yang pada akhirnya akan berdampak positif pada peningkatan hasil panen.
“Dengan dukungan TPL berupa penyediaan bibit, benih, polybag, serta pendampingan intensif dari pelatihan hingga panen, diharapkan kelompok petani kopi Desa Lintong berkomitmen penuh untuk menerapkan pola budidaya yang telah diajarkan.”
“Harapan ini diperkuat dengan fakta bahwa harga komoditas kopi di Sumatera Utara sedang menunjukkan tren kenaikan, menjanjikan potensi pendapatan yang lebih baik bagi petani,” terang Thasya Sirait, CD Officer Spesialis Kopi.
Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan dan memiliki peran penting dalam perekonomian Sumatera Utara. Provinsi ini dikenal sebagai salah satu produsen kopi terbesar di Indonesia, dengan varietas Arabika dan Robusta berkualitas tinggi yang memiliki cita rasa dan aroma khas. Meskipun fluktuasi harga global dapat mempengaruhi, harga kopi di Sumatera Utara cenderung relatif stabil.
Stabilitas ini didukung oleh beberapa faktor, antara lain kualitas kopi yang tinggi yang diminati pasar domestik maupun internasional, serta produksi yang cukup stabil sehingga dapat memenuhi permintaan pasar. Kopi dari Sumatera Utara memberikan kontribusi signifikan terhadap devisa, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan petani.
TPL berharap program pendampingan ini dapat membantu petani kopi di Toba untuk memanfaatkan potensi komoditas kopi yang menjanjikan ini secara maksimal, sekaligus berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal yang berkelanjutan. (OS)