Salah satu korban, Teja Irvanda Siregar, menceritakan, kejadian pemukulan itu diduga dipicu hilangnya 72 janjang Tandan Buah Segar (TBS) dari Blok 2023 X, Afdeling VII, wilayah kerja korban, Selasa (15/4/2025)
Teja melanjutkan, Rabu, 16 April 2025, ia dan Korwil, Andika dipanggil datang ke Blok 2023 X Afdeling VII, "Aku datang ke blok sekitar pukul 09:00 WIB, belum ada siapa siapa,"
"Sekitar pukul 12:00 WIB, BKO, Menejer, APK dan Asisten datang ke Blok 2023 X Afdeling VII. Saat itu aku ditanyai BKO soal hilangnya TBS dan disuruh memegang sapu lidi," Ujarnya
Saat ditanya fungsi sapu lidi untuk apa, Teja mengatakan untuk menguji pengakuan atau kejujuran, apakah aku gemetar. Karena aku memang belum makan, tanganku gemetar, langsung perutku dipukulnya. Teja mengatakan pemukulan itu sekira pukul 15:00 WIB
Teja mengaku, akibat pemukulan tersebut perutnya mengalami sakit dan snap hingga belum bisa makan serta trauma. Ia mengaku terpaksa berobat ke Puskesmas Serbelawan
Saat ditanya, setelah pemukulan apakah pihak manajemen kebun ada mengarahkan korban untuk berobat? Teja menjawab, " Tidak ada. Tapi bapak itu (oknum BKO, red) ada mengajak, tapi kutolak. Biar aku sendiri saja pergi berobat," Ujar Teja kepada awak media di halaman Puskesmas Serbelawan, Kamis (17/4/2024) siang
Terkait kejadian pemukulan ini, salah satu pihak keluarga korban mengatakan, akan membawa kasus ini ke jalur hukum
Sementara pihak manajemen PTPN IV Unit Kebun Dolok Ilir melalui Asisten Personalia dan Keamanan (APK) Rusdianto membantah kejadian tersebut dengan mangatakan, "gak ada itu," Katanya (Won-sb-tim/Bay-Mol)