Ketua Tim Pengabdian sekaligus Kepala Laboratorium Mikrobiologi Program studi Biologi Fakultas MIPA USU, Liana Dwi Sri Hastuti, M.Si, Ph.D serahkan sertifikat kepada peserta workshop. |
MEDAN | Tim Pengabdian Masyarakat (Abdimas) USU gelar workshop dan sosialisasi jamur surai singa berbasis kemitraan di Laboratorium Mikrobiologi Program studi Biologi Fakultas MIPA USU, Jum’at, (20/9/2024).
Sedangkan tema workshop kali ini membawa tema “Bekerja Aseptis dan Dekontaminasi sediaan bibit Jamur Surai Singa”.
Peserta workshop terdiri dari petani jamur di Kota Medan yang merupakan anggota Kelompok Tani Rumah Jamur Medan (RJM) dan Agro Jamur, mahasiswa dan beberapa anggota masyarakat yang tertarik dengan pengembangan budi daya jamur surai singa (lion’s mane) yang merupakan salah satu jamur edible yang tergolong baru akan dikembangkan di Kota Medan.
Menurut Ketua Tim Pengabdian sekaligus Kepala Laboratorium Mikrobiologi Program studi Biologi Fakultas MIPA USU, Liana Dwi Sri Hastuti, M.Si, Ph.D permasalahan yang sering dihadapi petani adalah pembuatan bibit F-0 dari tetua atau bibit yang mungkin saja diimport dari tempat asalnya yang berbeda iklim dengan Indonesia seperti China, Amerika, Asia Tenggara maupun Eropah.
Sehingga dalam proses adaptasinya miselium kurang mampu tumbuh dengan baik dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai, seperti suhu dan kelembaban, ditambah lagi dengan hadirnya kontaminan seperti bakteri dan jamur lain yang selalu hadir pada saat mempersiapkan media tumbuh, isolasi, subkultur maupun inokulasi.
Dijelaskan, workshop ini bertujuan mensosialisasikan IPTEK dan meningkatkan skill petani bagaimana mempersiapkan semua proses dalam pembuatan bibit F-0 dari dasar, bekerja aseptis dan dekontaminasi sediaan bibit jamur surai singa kepada petani, mahasiswa dan masyarakat yang tertarik dan berminat membudidayakan jamur yang memiliki rasa seperti daging kepiting ini.Salah seorang mitra tani yang merupakan ketua Kelompok Tani Agro Jamur mengatakan, workshop ini sangat bermanfaat dan luar biasa menambah wawasan serta IPTEK petani terutama pengetahuan dalam membuat sediaan bibit F-0. Walupun workshop dilakukan berstandar laboratorium namun hal ini memberikan pengalaman yang bermanfaat terutama dalam hal mengatasi kegagalan dalam pembuatan sediaan bibit F-0 yang merupakan skill dasar bagi seseorang yang akan memulai berbudidaya jamur edible.
Prof. Dr. Ir. Hotnida Sinaga, M.Phil. Ph.D sebagai anggota tim dan merupakan profesor dibidang teknologi pertanian menambahkan, walau sebagain besar petani sudah memiliki pengalaman dalam membuat sediaan bibit jamur F-0, melaui workshop ini diharapkan semakin meningkatkan upaya dalam meningkatkan kualitas bibit F-0 yang dalam pemasarannya pasti bertemu dengan banyak kompetitor dalam bisnis yang sama.
Alat-alat yang mendukung dalam memanipulasi ruangan perkecambahan, pertumbuhan dan inkubasi dan mempercepat proses produksi bibit selain diperkenalkan juga diberikan sebagai bantuan modal kepada kelompok Petani Agro Jamur.
Sementara itu, dosen Agribisnis Dr. Ir. Sinar indra Kesuma, M.Si mengatakan, jamur surai singa tergolong sumber makanan baru yang memiliki banyak manfaat. Selain sebagai nutrisi penting karena mengandung protein yang tinggi dimana setiap 100 gr-nya mengandung lebih kurang 2,5 gr protein. Rendah akan lemak dan sangat baik bagi kesehatan.
Jamur surai singa mempunyai nilai ekonomi tinggi dan memiliki prospek untuk dikembangkan baik pemanfaatannya sebagai row material yaitu bahan baku dalam beberapa produk makanan olahan dan bahan baku kosmetik serta obat-obatan.
Di beberapa negara jamur surai singa di konsumsi untuk mengatasi kerusakan pada syaraf. Jika dikonsumsi pada orang sehat jamur surai singa dapat meningkatkan perkembangan dan fungsi syaraf dan dipercaya oleh bangsa Cina dapat menyembuhkan penderita lambung akut karena mengkonsumsi jamur ini beberapa bahan aktif yang terkandung didalamnya dapat membantu melindungi lapisan dalam lambung.
Ir. Hartopo mewakili Kelompok Tani Agrojamur mengatakan bahwa workshop dan sosialisasi yang dilakukan tim sangat memberikan manfaat bagi para petani terutama dalam ilmu pengetahuan terkait mempersiapkan sediaan dalam pembuatan bibit F-0, baik media pertumbuhan, kondisi ruangan kultur, serta beberapa teknologi dalam pelaksanaan mempersiapkan bibit isolasi, subkultur dan inokulasi membutuhkan kondisi aseptis dan pengetahuan dekontaminasi sangat membantu petani dalam meningkatkan kualitas produksi F-0 jamur surai singa nantinya.
Dalam pengabdian ini turut memberikan dukungan workshop diantaranya Koordinator Asisten Laboratorium Mikrobiologi yang sudah terakreditasi KAN pada Februari 2024 yakni Riska annisa Putri, M.Si yang baru saja merampungkan magister dibidang mikrobiologi dan penelitian dengan jamur susu harimau.
Beberapa mahasiswa MBKM yang terlibat dalam pengabdian diantaranya Rafi’ Danmeliano Pazsa, Chairullah merupakan mahasiswa Prodi Biologi Biologi angkatan 2022 dan Maydita serta Siti Rahma mahasiswa angkatan 2020 yang akan merampungkan gelar sarjananya dalam bidang mikrobiologi. (rel/REM).