Miris, Lhoksukon Ibu Kota Kabupaten Berasa Kelurahan

Sebarkan:

Azhar, Ketua Gerak Rakyat Aceh Membangun (GRAM).

LHOKSUKON
I Aceh Utara merupakan salah satu Ibu Kota Kabupaten di Aceh, yang memiliki 27 Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak di Aceh, dengan berbagai potensi daerah dan sumber daya manusianya tentu berharap banyak akan cepat terkonsolidasi terutama dari sisi pembangunan dan tentunya pula butuh perhatian ekstra mengingat posisi strategisnya sebagai Ibukota Kabupaten Aceh Utara.

Saat terjadi pergantian kepemimpinan dari Bupati definitif periode 2017-2022 kepada Pejabat Bupati pada Juli 2022 kemarin rakyat begitu bersemangat, hal ini tentunya tidak lepas dari latar belakang sang PJ Bupati yang merupakan sebagai seorang birokrat dan dianggap berpengalaman dalam mengelola pemerintahan, namun sayangnya sampai hari ini arah atau program percepatan pertumbuhan ekonomi masyarakat dan menyemangati rakyat dengan langkah-langkah cepat dan tepat sepertinya sulit terealisasi, ibarat kata pepatah jauh panggang dari api.

Ketua Gerak Rakyat Aceh Membangun (GRAM), Azhar, Rabu (17/8) kepada pewarta mengatakan "Sebagai warga Aceh Utara kami mengira beliau seorang birokrat profesional dan faham kondisi masyarakat, bagi kami masyarakat terutama pelaku ekonomi sebenarnya sederhana saja, jadikanlah Lhoksukon sebagai pusat segala kegiatan Kabupaten, jangan lagi hal itu dilakukan di Lhokseumawe, karena setiap kegiatan yang melibatkan banyak orang paling tidak masyarakat bisa ikut berpartisipasi, begitu juga akan ada efek bagi pedagang dengan pusat kegiatan itu di Ibukota Kabupaten" ujarnya.

Azhar mengungkapkan, sebagai contoh kecil saja, dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang sudah rutin dilaksanakan Pengukuhan dan Pembubaran Paskibra itu berpusat di Lhoksukon, namun mirisnya PJ Bupati Aceh Utara malah memilih pelaksanaan tersebut di lakukan di pendopo Bupati di Kota Lhokseumawe, padahal Pendopo yang ada di jalan Pang Lateh Lhoksukon adalah Pendopo Bupati Aceh Utara, dimana Cek Mad Bupati terdahulu rutin melaksanakan pengukuhan dan pembubaran Paskibra tersebut di Lhoksukon. 

"Kami sangat kecewa dengan sikap PJ Bupati yang lebih memilih nyaman di Kota Lhokseumawe ketimbang merangsang dan memajukan perekonomian masyarakatnya di Aceh Utara, Kenapa kami meminta ini diberitakan ke media karena kami menganggap hal kecil seperti ini saja beliau memilih dilaksanakan di Kota Lhokseumawe sebagai pusat kegiatan maka tidak aneh hal-hal besar lainya nanti juga berpusat di Kota Lhokseumawe, padahal beliau ini PJ Bupati Aceh Utara bukan PJ Wali Kota Lhokseumawe"ungkap Azhar.

Lanjut Azhar, padahal beberapa waktu lalu di media-media sang PJ Bupati mengatakan bahwa ingin merubah wajah Aceh Utara dari Kemiskinan, sementara pada kenyataannya tidak seperti itu dan ini menjadi bukti nyata bahwa PJ Bupati Aceh Utara lain perkataan dan lain lagi perbuatannya, maka kita berharap kepada sang PJ Bupati Aceh Utara jangan munafik lah, dan jangan membohongi kami Rakyat Aceh Utara.

"Teman - teman media bila tidak percaya boleh melakukan kroscek ke pedagang di Lhoksukon apa tanggapan mereka terhadap kebijakan sang PJ Bupati Aceh Utara yang tidak memusatkannya di ibukota kabupaten, semoga keluh kesah kami ini menjadi perhatian khusus kepada Bapak PJ Bupati Aceh Utara" Tegas Pria Lulusan Politeknik Lhokseumawe itu.

"Ingat Pak Kami berharap banyak kepada Bapak yang kami anggap seorang profesional dan birokrat tulen (Bapak bukan kiriman Partai Politik ), Ayo sama - sama Pak kita bangun dan bangkitkan ekonomi Aceh Utara dengan memanfaaatkan dan memusatkan segala kegiatan yang punya efek ekonomi kepada masyarakat dilakukan di pusat ibu kota, karena selain menambah pendapatan pedagang, juga menambah PAD melalui pajak kas daerah, sudah cukuplah kita bayar pajak ke kota Lhokseumawe karena Rakyat Bapak Ada di Aceh Utara bukan di Kota Lhokseumawe" Tutup Azhar Gram. (alman).




Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini