Belasan Rumah Taklayak Huni di Kecamatan Berandan Barat Diduga Tidak Ada Perhatian Dari Pemerintah

Sebarkan:

 



LANGKAT | Meski telah berkali kali warga memohonkan bedah rumah kepada pihak pemerintahan desa, namun sampai sekarang belasan rumah tidak layak huni tersebut tidak ada respon apapun dari pemerintah, hal ini dikatakan Sulaiman, 32 didampingi istri nya Yuliati 31 warga dusun III desa Kelantan, Kecamatan Berandan Barat, Langkat pada Rabu (10/8/2022).

Sulaiman yang sehari hari nya bekerja sebagai nelayan tradisional yakni sebagai pencari ketam hanya mendapatkan rezeki 40 ribu hingga 50 ribu rupiah setiap hari nya sehingga dirinya kesulitan untuk menjalani hidup sehari hari nya.

Investigasi Metro online, Pasangan suami istri (pasutri) yang dikaruniai tiga orang anak tersebut harus tinggal dirumah reot yang tak layak huni, dikawatirkan rumah nya yang berukuran 4 meter kali 5nmeter tersebut roboh karena termakan usia, terlihat tiang penyanggah dan dinding rumah tersebut sudah pada lapuk.

Pasutri ini mengaku bahwa pihak pemerintahan desa sudah dua kali melakukan pemotretan terhadap rumah mungil reok milik nya, namun hanya sebatas pemotretan saja, bahkan sampai sekarang tidak ada kejelasan dari pemerintah sebut sulaiman.

Dan yang lebih mengherankan kata pasutri tersebut, jika warga yang saudaranya ada dalam perangkat desa baik itu kaur desa ataupun kepala dusun maka warga tersebut langsung mendapat bantuan dari pemerintahan pusat maupun pemerintahan desa, dan kalau masyarakat yang tidak ada keluarganya sebagai perangkat desa tidak akan pernah mendapat bantuan. 

Dia menjelaskan, jika pasang air laut maka lantai rumah nya akan tergenang air pasang, dan jika angin kencang maka rumah milik nya bergoyang seakan akan roboh.

Sehingga pasutri ini memutuskan untuk mengungsikan anak gadis nya yang saat ini telah duduk di bangku SMP di desa Perlis, dikarenakan rumah milik pasutri tesebut tidak memiliki kamar sebagaimana rumah layak huni.

Selain itu, pasutri ini juga mengaku bahwa sejak mereka menikah tidak pernah menerima bantuan apapun dari pihak pemerintah, baik itu beras miskin, kis dan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP) sehingga membuat pasutri ini sulit untuk melangsungkan kehidupan nya sehari hari.

Cucu dari petran pejuang 45 ini hanya berharap kepada Tuhan agar rumah reot nya tidak rubuh Sampai dirinya bisa merenovasi rumah nya sebagaimana rumah masyarakat yang layak huni, dia merindukan agar anak gadis nya yang masih bersekolah di tingkat SMP tersebut dapat tinggal bersamanya, dan tidak lagi dititipkan kerumah saudaranya.

Tidak hanya itu, jalan menuju dusun III terlihat tidak pernah disentu pembangunan apapun, seharusnya jalan menuju dusun III tersebut harus dibangun dikarenakan di dusun III adalah tempat wakaf atau Tempat Pemakaman Umum (TPU) untuk desa Kelantan, namun sampai saat ini dusun III tidak pernah tersentuh pembangunan apapun, ucap Sugianto.

Sugianto bersama dengan warga lain nya yakni Ahmad Azhari dan Malik sudah berkali kali meminta kepada pihak pemerintahan desa agar akses jalan menuju dusun III diperbaiki dikarenakan sulit nya melintasi jalan tersebut jika pasang tiba.

Setiap pasang tiba maka warga dusun III kerap terjatuh jika hendak berjalan menuju kantor desa, dan yang lebih memprihatinkan jika pasang tiba anak anak yang akan berangkat sekolah kerap terjatuh, ucap Sugianto.

Warga dusun III tersebut sudah mencoba untuk meminta Broti bekas bongkaran dari kepala desa, namun kepala desa berkilah bahwa warga dusun III harus meminta kepada seseorang, "Broti bekas bongkaran itu kan aset pemerintahan desa, kenapa kepala desa tidak mau memberikan kepada masyarakat" ucap warga.

Adapun beroti bekas bongkaran tersebut diminta kepada kepala desa guna memperbaiki jembatan atau Titi menuju keluar dari dusun III, jelas warga.

Sementara jembatan yang menghubungkan kepenukiman warga didusun III adalah bentuk swadaya masyarakat dusun III bukan bantuan pembangunan dari pemerintah, ucap warga sembari mengatakan bahwa pada Minggu mendatang warga dusun III akan melakukan aksi unjuk rasa di kantor desa agar kepala dusun yang tidak peduli warga harus diganti.

Kepala desa Kelantan M. Iqbal dikonfirmasi dikantor kerja nya, namun kepala desa tidak berada di kantor nya, dicoba menghubungi melalui selular, kades mengatakan bahwa dirinya sedang mengikuti rapat dikabupaten.(m/lkt1)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini