Ronal Purba Tewas Usai Ikuti Vaksin, Kadis Kesehatan: Dia Tetanus

Sebarkan:

Sarma Simbolon saat dikonfirmasi wartawan di rumahnya.


DELISERDANG |
Rasa duka mendalam masih dirasakan Sarma Simbolon warga Dusun VIII, Desa Limau Manis, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deliserdang, ibu rumah tangga ini baru kehilangan putra bungsunya. Bocah miskin yang malang meninggal dunia akibat tidak mendapatkan perawatan yang maximal di rumah sakit.

Sebelum meninggal dunia, Ronal Purba (10) adalah siswa kelas tiga Sekolah Dasar di Gang Mardisan, Desa Bangun Sari, Kecamatan Tanjungmorawa. Korban mengalami demam tinggi, kejang dan perut bengkak sehari usai menjalani vaksin massal anak di sekolahnya. Korban di suntik petugas medis yang disiapkan di sekolah bersama sejumlah siswa yang lain. 

Saat disambangi di kediamannya, Kamis 27/01/2022 dengan raut wajah sedih, Sarma Simbolon ( Ibu korban), menceritakan sebelum putra bungsunya meregang nyawa, bocah Ronald Purba sebelumnya mengikuti vaksin massal di sekolahnya pada Rabu, 19/01/2022 dengan persetujuan dari abangnya.

" Saya kerja sebagai perawat orang jompo di salah satu yayasan di kota Medan. Ronald adalah putra anak ke duanya dari dua bersaudara.Pada kamis dinihari sekitar pukul 00.30 wib anak saya demam dan kejang usai paginya mengikuti vaksin di sekolah. Lalu dibawa ke klinik. Pihak klinik meminta agar Ronal dirujuk ke RS Mitra Medika di Medan, tapi tidak dokter khusus anak dan keterbatasan peralatan, korban dibawa ke RS Mitra Sejati dan menjalani perawatan selama 4 hari tapi sakit Ronald tambah parah, pihak RS Mitra Sejati menganjurkan di rujuk lagi ke RS Adam Malik Medan dengan alasan disana peralatan lebih lengkap. Tapi saya kerja dan tidak ada yang menjaga Ronal selama menjalani perawatan, Ronal saya bawa pulang kerumah meski masih sakit." Ucap Sarma.

Sempat terdiam menahan sedih, dikatakan Sarma kalau  dokter mengatakan , Ronal terkena infeksi tetanus dan harus di rujuk ke RS Adam Malik tapi langsung di bawa pulang karena tidak ada biaya selama menjaga korban dirumah sakit menjalani perawatan.

"Sehari setelah dirawat dirumah, demam anak saya tambah parah, lalu di bawa ke Rumah Sakit Umum Amri Tambunan Lubukpakam, setelah di rawat selama 2 hari kondisi korban malah semakin parah, lalu pada Rabu malam anak saya meninggal," ucapnya lirih.

Sarma mengaku sangat sedih dengan kematian putra bungsunya, tapi ia mengaku tidak ingin larut dalam kesedihan karena ia takut kondisi kesehatannya menjadi drop.

" Saya masih ada tanggungan satu  anak lagi yang butuh biaya, saya juga kerja sebagai perawat orang tua jompo di Medan, kalau saya terus bersedih saya takut kesehatan saya menurun, meski bagaimanapun hati saya sangat sedih kehilangan anak, karena kebutuhan ekonomi saya harus bekerja dan dua bulan sekali terkadang baru pulang melihat anak anak," kata Sarma .

Sarma juga mengaku, selama ini Ronal tidak pernah sakit dan anak yang periang, makanya ia heran yang di katakan dokter kalau ia kena tetatus diduga akibat pernah tertusuk paku atau kaca. 

Sementara itu, terkait kasus ini,  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Deliserdang, dr Ade Budi Krista saat di konfirmasi awak media membantah kalau korban meninggal akibat vaksin, ia  mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan tindak lanjut atas adanya informasi anak meninggal dunia karena vaksin.

" Namun Berdasarkan hasil surveillance, Ronal meninggal bukan karena vaksin, tapi karena tetanus," ucapnya.( Wan)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini