Kisah Siti Peserta JKN-KIS yang Sembuh dari Malaria

Sebarkan:
Siti Nurbaya saat berkunjung di kantor BPJS Kesehatan Cabang Padangsidimpuan


PADANGSIDIMPUAN - Malaria telah lama menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, tidak terkecuali di Indonesia. Malaria adalah penyakit yang umum ditemukan di negara beriklim tropis dan sub tropis. Dilansir dari website resmi www.malaria.id milik Kementerian Kesehatan, rata – rata kasus tahunan malaria mencapai ratusan ribu kasus sehingga menjadi sorotan penting di dunia kesehatan.

Siti Nurbaya (45), warga Kota Padangsidimpuan, merasa sangat bersyukur sembuh dari penyakit malaria yang sempat dideritanya. Berkat program Jaminan Kesehatan Nasional – Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS), pengobatan penyakit mematikan tersebut dapat dinikmati Siti tanpa mengeluarkan biaya sama sekali.

Diwawancarai saat berkunjung ke Kantor BPJS Kesehatan Cabang Padangsidimpuan, Siti dengan penuh semangat berbagi cerita tentang pengalamannya berobat malaria menggunakan JKN-KIS. Sempat tidak percaya terkena malaria, Siti justru harus dirawat di rumah sakit.

“Sekitar tujuh tahun yang lalu saya sakit malaria. Badan saya panas, pinggang sakit, dan menggigil. Akhirnya dokter rumah sakit TNI AD Padangsidimpuan memutuskan agar saya dirawat inap di sana pakai BPJS Kesehatan (red: JKN-KIS),” ujar Siti, Jum'at (31/12/2021).

Penyakit malaria memang tidak bisa dianggap enteng. Malaria dapat dengan mudah menular melalui gigitan nyamuk yang mengandung parasit jenis Plasmodium. Parasit tersebut dapat segera menyebar setelah memasuki aliran darah, hati, dan kemudian mulai menyerang sel darah merah penderita.

Walaupun berbahaya dan bisa menyebabkan kematian, malaria ternyata bisa disembuhkan secara total jika ditangani dengan tepat. Apabila tidak segera ditangani akan berakibat fatal serta dapat mengakibatkan anemia, gula darah rendah, bahkan gagal ginjal yang berujung pada kematian.

Setelah menjalani perawatan selama tiga hari di rumah sakit, kesehatan Siti mulai membaik. Gejala sakit dan nyeri yang ia rasakan juga sudah jauh berkurang. Siti senang mendapat pelayanan yang baik dari petugas rumah sakit, tanpa diskriminasi dan membedakan status pasien.

“Setelah merasa sehat saya sempat meminta dipulangkan. Dokter tidak memberikan saya izin, karena kondisi saya belum stabil. Saya diperingatkan, menjalani pengobatan harus tuntas, sampai sehat. Inilah yang sangat saya apresiasi, kepedulian petugas kepada pasien, memastikan kami dirawat sampai sehat,” ujar Siti.(Syahrul/ST).

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini