Foto: iStock |
"Kami sungguh-sungguh tidak yakin ada vaksinasi luas hingga pertengah tahun depan," kata Margaret Harris, seorang juru bicara organisasi kesehatan dunia WHO, dikutip dari Reuters, Sabtu (5/9/2020).
Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk uji klinis terhadap suatu vaksin, menurut Harris dibutuhkan untuk melihat seberapa efektif vaksin melindungi dan aman untuk digunakan. Harris tidak menyebut secara spesifik kandidat vaksin mana yang dimaksud.
WHO dan aliansi vaksin GAVI tengah memimpin rencana alokasi vaksin global yang dikenal sebagai COVAX. Tujuannya untuk membantu membeli dan mendistribusikan vaksin secara adil, dengan fokus mendahulukan orang-orang berisiko tinggi di setiap negara.
COVAX direncanakan memproduksi dan mengirimkan 2 miliar dosis vaksin yang disetujui akhir 2021, tetapi beberapa negara telah mengamankan suplai masing-masing lewat persetujuan bilateral. Termasuk di antaranya Amerika Serikat.
"Pada dasarnya, pintu terbuka. Kami terbuka. Apa yang COVAX akan lakukan adalah memastikan setiap orang di planet akan mendapat akses terhadap vaksin," kata Harris. (Dc)