Ilmuwan Sebut Virus Corona Bisa Menginfeksi Usus Meski Negatif di Pernapasan

Sebarkan:
Ilustrasi
JAKARTA | Berdasarkan riset dari fakultas kedokteran Chinese University of Hong Kong, virus Corona bisa terus menginfeksi dan bereplikasi di saluran pencernaan, meski sudah tidak ada di saluran pernapasan. Bahkan infeksi ini bisa terjadi meskipun tidak menunjukkan adanya gejala di sistem pencernaan (gastrointestinal) pasien yang mengalaminya.

Untuk mempelajari aktivitas virus di dalam saluran pencernaan, para ilmuwan di Chinese University of Hong Kong meneliti sampel tinja dari 15 pasien COVID-19. Hasilnya, mereka menemukan adanya infeksi di usus di tujuh pasien. Para ilmuwan mencatat beberapa di antara pasien tersebut tidak mengalami gejala di pencernaan seperti mual, diare, atau sebagainya.

Sementara sebanyak tiga pasien masih menunjukkan adanya infeksi Corona di pencernaannya selama enam hari, bahkan setelah sampel dari pernapasannya dinyatakan negatif COVID-19.

"Kami dulu menganggap SARS-CoV-2 hanya sebagai penyakit paru atau pernapasan. Tetapi, selama beberapa bulan terakhir, banyak bukti muncul bahwa virus ini juga mempengaruhi saluran pencernaan, yaitu usus," kata Siee Chien Ng, asisten dekan kedokteran dan direktur asosiasi Pusat Penelitian Mikrobiota Gut di universitas tersebut, dikutip dari Bloomberg, Rabu (9/9/2020).

"Belum diketahui bagaimana virus Corona ini masuk ke saluran pencernaan dan menyebabkan infeksi di sana. Ada kemungkinan beberapa partikel virus itu bertahan di asam lambung," imbuh Ng.

Ng mengatakan, perawatan yang mengatur komposisi dan fungsi mikrobioma harus diteliti lebih lanjut. Adanya virus yang menginfeksi gastrointestinal menunjukkan bahwa mikroba pelindung telah hilang, sehingga mikroba penyebab penyakit terus berkembangbiak. Hal ini bisa memberikan efek buruk jika pasien diobati dengan antibiotik.

Universitas di China pun menawarkan tes pemeriksaan feses secara gratis untuk para pelancong yang tiba di bandara, sejak akhir Maret lalu. Dari 2.000 sampel, mereka mengidentifikasi enam anak yang terinfeksi virus Corona.

"Lebih dari satu pasien dinyatakan positif, meskipun sampel pernapasan mereka negatif," jelas Francis K L, Chan, dekan kedokteran dan direktur Pusat Penelitian Mikrobiota Usus.

"Tes feses dianggap lebih akurat dan aman, sehingga lebih cocok dan efektif untuk skirining COVID-19 untuk kelompok orang tertentu," lanjutnya. (Dc)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini