Ngeri, Jokowi Sebut 2021 RI Masih Dihantui Ketidakpastian

Sebarkan:
Foto: Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden.
JAKARTA | Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pemerintah atas RUU APBN 2021 beserta Nota Keuangannya di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Jokowi menggarisbawahi, Indonesia harus mempersiapkan diri menghadapi tahun 2021. Menurut kepala negara ketidakpastian masih akan terjadi.

"Saat ini kita juga harus fokus mempersiapkan diri menghadapi tahun 2021. Ketidakpastian global maupun domestik masih akan terjadi," kata Jokowi.

Program pemulihan ekonomi akan terus dilanjutkan bersamaan dengan reformasi di berbagai bidang. Jokowi mengatakan, kebijakan relaksasi defisit melebihi 3% dari PDB masih diperlukan.

"Dengan tetap menjaga kehati-hatian, kredibilitas, dan kesinambungan fiskal," ujarnya.

Rancangan kebijakan APBN 2021 diarahkan untuk, pertama, mempercepat pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi Covid-19; kedua, mendorong reformasi struktural untuk meningkatkan produktivitas, inovasi, dan daya saing ekonomi; ketiga, mempercepat transformasi ekonomi menuju era digital; serta keempat, pemanfaatan dan antisipasi perubahan demografi.

"Karena akan banyak ketidakpastian, RAPBN harus mengantisipasi ketidakpastian pemulihan ekonomi dunia, volatilitas harga komoditas, serta perkembangan tatanan sosial ekonomi dan geopolitik,juga efektivitas pemulihan ekonomi nasional, serta kondisi dan stabilitas sektor keuangan," kata Jokowi.

Pelaksanaan reformasi fundamental juga harus dilakukan: reformasi pendidikan, reformasi kesehatan, reformasi perlindungan sosial, dan reformasi sistem penganggaran dan perpajakan.

Jokowi mengungkapkan dengan berpijak pada strategi tersebut, pemerintah mengusung tema kebijakan fiskal tahun 2021, yaitu "Percepatan Pemulihan Ekonomi dan Penguatan Reformasi". (CNBC)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini