Perselisihan Dualisme Kepengurusan SPSI Kampung Ladang, Emak-Emak Turun Tangan

Sebarkan:
LABUHANBATU - Puluhan emak-emak warga Dusun Aek Nauli Desa Pangkatan demo didepan pabrik PT Indo Sepadan Jaya, Rabu (3/6/2020).

Hal ini disebabkan adanya ketidakcocokan diantara 2 Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) yang bertugas melakukan pembongkaran sawit dari angkutan di pabrik tersebut.

Dua kubu sesama Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (SPSI) Kabupaten Labuhanbatu, Kecamatan Pangkatan, Desa Kampung Padang terlibat perselisihan yang melibatkan emak-emak.

Dari pertikaian itu, membuat para emak keluar dari dapurnya disebabkan tidak adanya kegiatan bongkar muat di PT Sepadan Jaya membuat emak emak resah karena membuat tidak adanya penghasilan suami mereka.
Bhabinkamtibmas Desa Tanjung Harapan Kecamatan Pangkatan Aiptu Safaruddin menjelaskan, peristiwa tersebut berawal dari adanya serikat buruh yang akhir-akhir ini ada dua SP kepemimpinan yang keduanya juga mengaku mempunyai keabsahan.

"Pada dasarnya, pihak perusahaan sendiri tidak keberatan siapapun yang bekerja disini, yang penting kondusif, jadi tadi yang terjadi, istri-istri anggota SPSI tersebut ingin menggantikan suaminya bekerja disini, tentu tidak diterima karena resiko kan tinggi," sebutnya.

Aiptu Safaruddin menambahkan, bahwa pihak kepolisian sendiri dalam hal ini hanya sebagai penjaga keamanan, yang penting situasi tetap kondusif.

"Tadi juga pihak Kepala Dusun mengambil kebijakan sementara yang dipekerjakan tidak membawa nama SPSI, melainkan membawa nama warga. Kita juga tidak berpihak kemanapun, yang penting semua berjalan lancar," jelasnya.

Pantauan awak media di lokasi, puluhan truk bermuatan TBS kelapa sawit berjejer menunggu antrian masuk kedalam pabrik.

Dalam hal ini, pihak perusahaan belum dapat dikonfirmasi.

Pihak security pabrik mengatakan bahwa Humas yang ingin ditemui sedang mengadakan rapat.

Saat dikonfirmasi melalui selulernya, Kades kampung Padang mengatakan bahwa pihaknya juga sedang rapat di PMD.

Menengahi perselisihan ini kades kampung Padang Jamrik mengatakan dirinya juga bingung mau bersikap terhadap dualisme ini.

"Karena semuanya adalah warga kita juga pak, kita akan serahkan keputusan ke Disnaker aja besok," keluhnya kepada wartawan.

"Saya sedang di PMD bang, selesai ini saya akan ke Disnaker untuk menanyakan solusi masalah tersebut karena kedua kubu sama-sama warga kita, jadi kita inginkan jangan ada keributan lagi," sebut Kades. (Husin)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar