Hasil Pemilihan Panwascam di Tapsel Diduga Sarat KKN

Sebarkan:
TAPSEL - Hasil seleksi pemilihan Panitia Pengawas Pemilu Kecamatan (Panwascam) Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) yang baru-baru ini dilaksanakan menuai kontroversi.

Pasalnya, pada hasil seleksi tersebut diduga telah terjadi praktek suap dan nepotisme. Hasil pemilihan tersebut, sesuai dengan keputusan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Tapsel, yakni pengumuman tentang anggota panwas kecamatan terpilih dalam pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota tahun 2020 nomor : 006/BAWASLU-PROV.SU-22/KP.01.00/12/2019.

Ketua Kesatuan Masyarakat Peduli Lingkungan Tabagsel-Sumut Asmar Rangkuti kepada metro-online mengatakan bahwa, pihaknya menilai hasil keputusan yang dikeluarkan Bawaslu Kabupaten Tapsel itu jauh dari yang diharapkan.

"Hasil keputusan yang dikeluarkan Bawaslu Tapsel sangat jauh dari harapan, ada beberapa yang membuat kami kecewa dengan hasil keputusan tersebut, Salah satunya adalah masih mendahulukan hubungan kekeluargaan dan terjadinya suap (KKN)," ucapnya, Kamis (19/12/2019).

Asmar juga mengatakan, ada bukti dan informasi yang ia peroleh dari masyarakat, bahwa ada diduga salah satu pemenang panwas kecamatan yang memberikan uang senilai Rp5 juta rupiah untuk memanangkan dirinya menjadi Panwascam di salah satu kecamatan di Tapsel.

"Saya Asmar Rangkuti selaku ketua Kesatuan Masyarakat Peduli Lingkungan Tabagsel-Sumut sudah memberikan himbauan sebelumnya agar tidak terjadi sistem penetapan pemenang tersebut dengan mendahulukan hubungan kekeluargaan dan suap, sehingga yang kita harapkan dulunya orang yang menang dalam pengawas kecamatan yang mempunyai kualitas dan integritas. Nyatanya, Komisioner Bawaslu masih tetap lemah mental dan lemah syahwat," cetus aktivis Tabagsel ini.

Ia menyebutkan, bahwa hasil pengumuman tersebut jauh dari yang diharapkan, karena banyak para calon Panwascam yang merasa terdzolimi dan tidak setuju dengan hasil tersebut.

"Pengumuman tersebut benar-benar jauh dari apa yang diharapkan, adanya dugaan praktek suap dan mengutamakan nepotisme, banyak para calon Panwascam merasa terdzolimi, kecewa dengan hasil tersebut," katanya.

"Dengan hal ini saya mengkecam Bapak DR. Simbolon Syaifuddin, M.Ag selaku Ketua Bawaslu Tapanuli Selatan atas ketidakadilan dan kurangnya transparansi dalam hasil penilaian ujian CAT dan wawancara," lanjutnya.

Maka untuk itu, Asmar menegaskan dalam waktu jangka dekat ini, pihaknya akan mengadakan unjuk rasa menuntut keadilan dan melaporkan kepada instansi yang berwenang.

"Kami meminta kepada Bawaslu Provinsi dan Bawaslu RI agar mencopot dan mengganti Komisioner Bawaslu Kabupaten Tapsel atas kinerjanya yang asal-asalan," pungkasnya. (Tim)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini