Desa Diterjang Banjir, Bocah SD dan Bayi 3 Bulan Ini Raib dari Tangan Kakek

Sebarkan:
Suasana pasca terjangan banjir di Desa Mosa


Tapanuli Selatan | Desa Mosa Kecamatan Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan dilanda Banjir bandang dan menyapu satu rumah warga, peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.30 Wib, Kamis (29/11/2018).

Dalam peristwa ini akibatnya 2 (dua) warga Desa yang masih ana - anak terseret arus air sampai saat ini belum diketemukan Tim Pencarian.

Adapun warga Korban hilang karena hanyut terbawa arus derasnya air adalah bernama Cindy (11), kelas V Sekolah Dasar (SD) dan bayi berusia 3 (tiga) bulan.

Kapolres Tapsel AKBP Irwa Zaini Adib, SIK, melalui Kapolsek Batang Angkola AKP.Yuswanto, mengatakan kepada wartawan saat dikonfirmasi melalui Via whatsAppnya mengatakan, bahwa banjir Bandang pada Kamis, (29/11/ 2018) malam itu mengakibatkan satu rumah yang dihuni satu keluarga tertimpa musibah banjir bandang.

“Rumah korban yang terletak di pinggiran sungai dihantam banjir bandang hingga mengakibatkan seluruh penghuni rumah menjadi korban,yakni Wasito (53) pemilik rumah penduduk Dusun IV Palang Mosa Julu Desa Mosa Kecamatan Angkola Selatan,” jelasnya.

Erni Dalimunthe dirawat medis
Lanjut  Kapolsek Batang Angkola AKP.Yuswanto menerangkan, korban terpaksa dilarikan ke RSUD Kota Padangsidimpuan dengan kondisi yang kritis. Sedangkan, Erni Dalimunthe (50) istri Wasito, Putri Dalimunthe (23) menantu Wasito penduduk yang sama juga ikut dilarikan ke RSUD Kota Padangsidimpuan.

Yuswanto juga menjelaskan bahwa kedua anak dari Putri Dalimunthe yakni Cindy yang berusia 11 tahun kelas V SD dan anak balita berusia 3 bulan yang keduanya merupakan cucu Wasito sampai hari pertama pencarian belum juga ditemukan.

“Tim pencarian dari Polres Tapsel dan Polsek Batang Angkola yang langsung yang pimpin dipimpin serta Koramil Siais Tapsel bersama masyarakat sekitar,” sebutnya.

Polres Tapsel dan Polsek Batang Angkola serta personil Koramil Siais Tapsel bersama masyarakat terus melakukan pencarian korban disepanjang aliran sungai maupun sisa gundukan sampah pada Jum’at (30/11/2018).

Yuswanto menghimbau kepada warga masyarakat agar tetap selalu waspada terhadap bencana banjir bandang dan longsor.

“Dan rencana hingga hari kedua akan tetap dilakukan pencarian bersama,” pungkasnya.

Sementara korban banjir Wasito saat ditemui di RSUD kota Padangsidimpuan terlihat masih sedih dan trauma, kepada wartawan Ia menceritakan air datang secara tia - tiba langsung mengepung rumahnya, mulai dari situ Wasito sudah mulai berfirasat buruk bahwa ini akan ada bencana.

Wasito
"Saat peristiwa itu terjadi kami saling berpegangan dan berpelukan tapi tiba - tiba seketika air meluap dan dan menerjang rumah saya," ungkap Wasito sambil mengusap air matanya.

Kemudian lanjut Wasito, seketika itu mereka langsung lari untuk menyelamatkan diri, karena derasnya air ditambah berbagai tumpukan sampah semakin sulit Wasito dan keluarganya untuk menyelamatkan diri.

Saat peristiwa itu Wasito bercerita Ia masih menggendong cucunya Esta baru berusia 2 bulan yang terlepas dari tangannya dan saat ini masih pencarian dan satu lagi anaknya Cindi 11 tahun yang juga terlepas dari gendongan istrinya. 

"Saya tidak sadar ternyata anak dan cucu saya terlepas dari tangan saya, saya sangat menyesal, saya tidak bisa selamatkan keluarga saya" keluh Wasito dengan haru.

Saat ini Wasito hanya bisa Pasrah dan berdoa kepada yang Maha Kuasa agar anak dan cucunya bisa ditemukan kembali.

Wasito juga memceritakan bahwa sebelumnya peristiwa banjir di daerahnya sudah pernah terjadi hanya saja baru inilah yang paling parah. jelasnya. (Syahrul)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini