Rupiah Anjlok, Mahasiswa Minta Pemerintah Copot Menteri Keuangan

Sebarkan:
MEDAN-Aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh puluhan massa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Bersatu meminta pemerintah untuk mencopot Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia terikat melemahnya ekonomi di Indonesia.

Salah satu koordinator aksi, Hadi Mansur mengatakan mengatakan bahwa saat ini rumah semakin kritis dan Pemerintah diminta untuk lebih serius menyelamatkan rupiah dari keterpurukan.

"Kami meminta Presiden Jokowi, Menko Perekonomian, Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia berhenti mencari kambing hitam dan serius menghentikan pelemahan rupiah," katanya disela-sela aksi yang berlangsung di Bundaran Jalan Gatot Subroto, Senin (10/9/18).

Mereka juga menilai bahwa pembelaan pemerintah jauh dari substansi dan membuat kepercayaan publik juga pasar kian merosot. "Terus menerus menyalahkan kondisi eksternal hanya membuat masyarakat kian ragu bahwa pemerintah dapat mengatasi pelemahan rupiah," ucap Hadi.

Hadi juga mengungkapkan bahwa bila Pemerintah serius menyelamatkan rupiah, maka pelemahan rupiah akan terkendali dan masyarakat juga akan mau berdiri bersama pemerintah mengatasi kritis akibat pelemahan rupiah.

"Namun, bila pemerintah tak serius apalagi malah mengambil keuntungan pribadi dari pelemahan rupiah, maka lebih Menkeu sebagai yang paling bertanggungjawab harus dicopot dan diganti dengan yang lebih baik," ungkapnya.

Hadi juga menambahkan bahwa mereka menginginkan agar pemerintah tidak lagi berhutang pada International Monetary Fund (IMF) karena akan merugikan kepentingan nasional. "Indonesia bisa keluar dari krisis rupiah bila pemerintah serius mengedepankan kepentingan nasional," tambahnya.

Dalam aksi tersebut, Aliansi Mahasiswa Bersatu menuntut agar menyetop semua produk impor dan menwujudkan kedaulatan pangan lokal, copot Menkeu dan Gubernur Bank Indonesia, tolak kedatangan IMF dan World Bank, selamatkan perekonomian Indonesia dari cengkeraman neoliberalisme dan kapitalisme serta menstabilkan harga komoditas pangan.(dra)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini