Polres Simalungun Rekontruksi Pembunuhan di PTPN IV Kebun Mayang Nagori Parbutaran

Sebarkan:
Adegan rekonstruksi
SIMALUNGUN-Polres Simalungun menggelar 21 adegan rekontruksi peristiwa kekerasan yang menyebabkan Janu Hardi (korban) meninggal dunia.

Untuk diketahui, korban meninggal pada Selasa, 29 Mei 2018 sekira pukul 17.00 wib di Blok 104 Afd. V PTPN IV Kebun Mayang Nagori Parbutaran Kecamatan Bosar Maligas Kabupaten Simalungun.

Ke 21 adegan itu diperagakan di Aspol Polres Simalungun, Jalan Sangnawaluh Kota Pematangsiantar, Jumat (27/7/2018).

Kasat Reskrim Polres Simalungun, AKP Poltak YP Simbolon usai gelar rekronstruksi menjelaskan bahwa rekonstruksi dilakukan merupakan salah satu metode atau teknik pemeriksaan. Disinilah nanti akan diperagakan fakta atau kejadian pada saat peristiwa tersebut berlangsung.

"Jadi nanti bisa kita tahu peranan dari orang maupun barang bukti dan nanti akan dituangkan dalam berita acara," katanya.

Pada adegan per adegan, terungkap bahwa awal peristiwa terjadi dari adanya informasi diterima DS dari Ida Royani (Ida). Ida curiga melihat korban yang saat itu mendorong sepeda motor ke arah jurang sawitan di lokasi Afdeling V PTPN IV (TKP).

Lalu DS menyuruh Ida menunggu di lokasi. Ditengah perjalanan, DS bertemu Dani Sinaga dan mengajaknya. Selanjutnya DS dan Dani kemudian menuju Kampung Larangan untuk mengajak HP menemui Ida. Setelah bertemu dan bertanya, Ida menunjukkan kearah korban yang sedang jalan kaki kearah jurang (perengan sawit).

Pada adegan selanjutnya, DS dan HP bertemu tersangka US dengan membawa parang dan RD. Saat itu mereka melihat korban berjalan kaki sementara sepeda motornya berada di belakangnya kurang lebih 7 meter. DS lalu berteriak memanggil korban. Merasa ketakutan, korban berusaha melarikan diri. Dan terjadi pengejaran terhadap korban hingga akhirnya terjadi tindak kekerasan.

Saat rekonstruksi, DS mengaku ada banyak warga yang terlibat saat peristiwa tersebut.

Ritawati, istri korban
Pada saat gelar rekonstruksi, istri korban Ritawati (43) tampak hadir bersama dua anaknya.

Ritawati tampak sedih saat menghadiri gelar, dia mengatakan bahwa jauh sebelumnya dirinya tidak pernah menyangka terjadi peristiwa ini.

"Kami memiliki 3 orang anak, ini saya bawa 2 orang. Kalau yang paling besar tidak ikut karena harus bekerja," ucap Ritawati.

Menurutnya, anak pertama bernama Winda Kumala Sari, dah tamat sekolah. Namun karena keadaan ekonomi harus menunda untuk masuk perguruan tinggi.

"Winda rencananya akan melanjutkan kuliah, namun papanya telah meninggal dibunuh orang. Suami saya itu bukan pencuri kenapa mereka tega berbuat begitu," katanya sambil meneteskan air matanya.

Atas perisriwa tersebut, Satreskrim Polres Simalungun berhasil menangkap tiga orang diduga tersangka, atas nama Donal Sihotang (DS), Harun Panjaitan (HP) dan Wais Aqurniawan Sidabalok alias Wiwis bersama tersangka lainnya masih dalam daftar pencarian orang (DPO), yakni Ucok Sitorus (US) dan Riski Damanik (RD).(js)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini