Miris, Cafe n Resto Dijadikan Tempat ‘Nongkrong’ Anak Sekolah Pada Jam Belajar

Sebarkan:

Menjamurnya tempat ‘tongkrongan’ seperti cafe dan resto di di kalangan masyarakat yang berada di Kota Kabanjahe dan Berastagi, Kabupaten Karo menjadi tantangan tersendiri bagi Pemerintah daerah.

Pasalnya, anak-anak muda yang merupakan pelajar yang masih duduk di bangku sekolah kerap kedapatan sering menghabiskan waktu ‘nongkrong’ di cafe disaat jam belajar.

“Sah-sah saja nongkrong di cafe, asalkan tak diwaktu belajar. Sepanjang itu dilakukan untuk kebaikan. Kita tidak melarang para anak muda untuk nongkrong menghabiskan waktu di cafe n resto yang menyediakan berbagai macam menu minuman dan makanan yang variatif. Asalkan jangan diwaktu jam belajar sekolah,” ujar Lia Hambali (45), mantan aktifis Pemantau Pembangunan Karo, Senin (12/3/2018) kepada wartawan.

Disatu sisi, kata Lia, cafe dan resto sebagai tempat bertatap muka atau ‘tempat ketiga’ baik itu dengan keluarga, teman ataupun rekan bisnis.

Begitu juga sebagai sentral berbagai kegiatan perekonomian. Karena kita harus memahaminya sebagai bentuk tuntutan globalisasi yang berdampak signifikan terhadap cara hidup masyarakat di Karo seperti perubahan manifestasi gaya hidup saat ini, yakni kebiasaan nongkrong khususnya anak sekolah.

Sehingga tidak dipungkiri keberadaan cafe dan resto kian berpengaruh terhadap kehidupan anak-anak yang masih berstatus pelajar.

“Bagus kalau di Kota kita sudah banyak cafe dan resto. Itu tandanya perekonomian semakin lancar. Kita hanya menginginkan agar pihak dinas terkait melibatkan camat, lurah untuk menyisir cafe-cafe yang ada disekitar lingkungan sekolah di saat jam belajar. Seperti saat ini, masih jam belajar di sekolah, banyak anak-anak sekolah yang hanya nongkrong-nongkrong dan pacaran di cafe,” ujarnya.

Kondisi tersebut tentunya sangat mengkhawatirkan, Lia berharap, agar Pemkab Karo dapat mendorong peran aktif masyarakat dan orangtua untuk ikut mengawasi anak sekolah.

“Saya sering melihat anak-anak nongkrong di titik-titik tertentu seperti di warnet game online dan cafe-cafe serta kedai kopi. Harusnya masyarakat itu menegur dan membubarkan jika nongkrong disaat jam pelajaran masih berlangsung disekolah,” ujarnya.

Sementara, Anggota Komisi C bidang Pendidikan DPRD Karo Firman Firdaus Sitepu, ketika dimintai tanggapan terkait hal tersebut melalui telepon selulernya menghimbau agar anak muda tidak membudayakan hedonisme dalam kehidupan sehari-harinya.

Ia tidak melarang anak muda 'nongkrong' menghabiskan waktu di cafe dan resto atau kedai-kedai kopi. Selama para pelajar menggunakan waktu-waktu tersebut untuk sekaligus belajar.

"Belajar untuk masa depan mereka. Gunakan masa mudamu untuk belajar apa saja, itu kan belajar lingkungan. Bisa juga menghasilkan bisnisman-bisnisman di situ," sebutnya.

Meski begitu, Firman tidak membenarkan gaya anak muda yang masih sekolah untuk berpacaran ditempat-tempat tertentu. Karena bisa terjadi hal-hal yang tak diinginkan dan akan merusak masa depan mereka sendiri.

“Peran orang tua yang menjadi kunci utama dalam hal ini. Jangan sampai bolos sekolah dan hanya menghabiskan waktu di cafe-cafe. Orangtua juga yang harus mengawal itu. Jangan biarkan anak-anaknya keluyuran dengan alasan les atau belajar kelompok. Pantau, dan koordinasikan dengan guru-gurunya,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, yang menjadi pertanyaan sekarang ini, motif atau tujuan para pelajar mengunjungi cafe disaat jam belajar hanya sekedar berkumpul menikmati kopi dan sajian menu makanan atau ada lain hal. Seperti nonton film porno di ponselnya masing-masing dan mengupdate status di Medsos.

“Semua tergantung pada diri anak-anak muda itu sendiri, nongkrong sambil belajar merupakan hal yang positif,” ujarnya mengakhiri. (Marko)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini