Sedikitnya 300-an warga masyarakat di Kabupaten Padang Lawas (Palas), terdeteksi mengidap penyakit HIV/Aids, saat berobat di sejumlah rumah sakit di Kota Medan.
Hal ini diungkapkan oleh dr. Yanda Ardanta M. Kes, selaku Pengelola Program (P2) HIV/Aids pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (Dinkes Provsu), kepada wartawan, di Sibuhuan, Kecamatan Barumun.
"Jumlah total warga dari Kabupaten Padang Lawas, yang terdeteksi sebagai penderita penyakit HIV/Aids itu sebanyak 300-an orang. Data tersebut kami kutip mulai dari tahun 2012 hingga 2017 ini," tambah dr. Yanda.
Meski sudah diketahui sebagai warga Palas, jelas Yanda, pihaknya belum mengetahui pasti domisili tetap para penderitan penyakit mematikan tersebut, juga tempat dan penyebab terjangkitnya penyakit itu.
"Sekitar kurang lebih 300-an ODA (Orang dengan penyakit HIV/Aids) warga Palas, datanya kita temukan dari sejumlah rumah sakit di Medan. Kita sangat khawatir populasi dan dampak penyakit itu akan semakin meluas merebak di daerah Palas ini," tegas dr. Yanda.
Sementara, di wilayah Kabupaten Palas sendiri, dikatakan Kepala Dinkes Palas Hj. Leli Rahmayulis Siregar, hanya ada sekitar 6 orang penderita penyakit HIV/Aids yang terdeteksi pihaknya.
"Keenam orang itu hingga saat ini, sedang dalam pengawasan pihak Dinkes Palas, supaya penyakit mematikan itu tidak menular kepada masyarakat luas," katanya.
Untuk mengatasi permasalahan penyakit HIV/Adis di Palas, Wakil Bupati Palas drg. H. Ahmad Zarnawi Pasaribu menekankan kepada pihak Dinkes Palas bersama stakeholdernya supaya terus mengawasi penyebaran penyakit seperti itu di Palas.
"Kita mengajak semua lapisan dan elemen masyarakat di Palas, seperti para guru-guru agama, supaya turut berpartisipasi mensosialisasikan dampak bahanya penyakit HIV/Aids itu, kepada masyarakat luas. Khususnya saat menyampaikan cermah, di tempat - tempat perwiritan ataupun tempat lainnya," ucap Zarnawi.
"Mari kita semua meningkatkan kepedulian, pemahaman dan partisipasi untuk menekan angka HIV/Aids di Palas. Untuk mengatasi masalah itu, tentu tidak hanya oleh Dinkes saja. Penyakit ini ibarat penomena gunung es. Penularan virusnya itu subtansinya ada dalam darah. Kita harus saling mengingatkan dan saling mengontrol," ajak wabup.(pls-1)
