Seperti disampaikan Ngumban (34) warga disana. Sebab, dengan rusaknya badan jalan juga dapat mengakibatkan kecelakaan bagi pengguna jalan. "Tentunya sangat mengganggu kalilah. Kalau kam tak percaya, coba saja kam tingga disini," jelas Ngumban, Jumat (6/9/2017).
Kerusakan jalan, menurutnya tak terlepas dari aktifitas mobil truk yang kelebihan muatan. Dimana saban hari truk-truk kelebihan muatan ini terus melintas menghiasi setiap harinya.
"Itulah kondisi disini, gimana tidak rusak parah walau sudah diperbaiki. Dan untuk pengawasan truk sendiri sejauh ini terlihat sangat miris. Makanya jalan yang baru diperbaiki cepat rusak. Belum lagi, dugaan saya kualitas jalan memang kurang baik," papar pria beranak dua ini.
Itu itu, diharapkannya dan warga disana, jikapun jalan kembali diperbaiki. Tentunya pengawasan truk muatan yang cukup tinggi lebih diperketat lagi dan kwalitas jalan diperbaiki. Sehingga jalan bisa bertahan lebih lama dan awet. "Itulah harapan kami sebagai warga," harap dia.
Ungkapan menyesalkan juga datang dari tokoh pemuda Langkat Hulu Perdamaian Rangkuti, baru baru ini.
Dikatakan dia, ruas jalan menuju objek wisata Bukit Lawang itu, baru saja diperbaiki pada 2016 lalu, tapi kondisinya sudah mulai hancur.
Padahal, kata dia, Gubernur Sumut Ir T Erry Nuradi baru saja mengunjungi Bukit Lawang bersama Bupati Langkat H.Ngogesa Sitepu SH pada 16 September 2017 lalu.
"Janji Pak Gubernur ternyata belum trealisasi, kami merasa kecewa, janji beliau membuat jalan ke Bahorok mulus ternyata hanya ucapan manis saja sampai sekarang jalan ke kampung kami masih parah, sedih kami semua meliat kondisi ini," ungkap Perdamaian yang juga Ketua IMM Sumut.
Menurut Dame, sapaan akrab Perdamaian, kalau saja jalan menuju Bukit Lawang itu bagus, tentu wistawan banyak datang, sehingga PAD bisa bertambah dan warga sekitar bisa hidup ekonominya.
"Saya rasa harus berkaca diri lah Pemprov ini, jika memang Pak Erry gak mampu jangan bermimpilah untuk maju lagi jadi Gubernur Sumut," tegas Dame.
Pantauan di sepanjang ruas jalan yang mengubungkan beberapa kecamatan tersebut, memang sudah mulai retak bahkan ada yang berlubang.
Kerusakan ruas jalan ini diduga akibat truk pengangkut material galian melebihi tonase yang melintas setiap harinya di ruas jalan yang baru dibangun tersebut. (lkt-1)
