Panglima TNI memberi arahan |
Pancasila sebagai Ideologi Negara tidak boleh diubah dan
sudah final, karena Pancasila dirumuskan dengan nilai-nilai Ketuhanan yang
sudah disepakati oleh para pemuka agama pada awal kemerdekaan.
Hal tersebut ditegaskan Panglima TNI Jenderal TNI Gatot
Nurmantyo dihadapan 1.651 peserta Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) I Partai
Hanura, bertempat di The Stone Hotel, Jl. Raya Pantai Kuta, Banjar Legian
Kelod, Bali, Jumat (4/8/2017).
“Untuk mempertahankan keutuhan dan kedaulatan negara
Republik Indonesia sepanjang masa kita harus menguatkan persatuan dan kesatuan
dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Inilah landasan dan semangat kebangsaan
yang harus kita yakini dan Pancasila sebagai dasar negara masih tetap kuat,”
jelas Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
mengatakan bahwa, Pancasila sebagai dasar negara merupakan hasil kesepakatan
bersama para pendiri bangsa yang kemudian sering disebut sebagai sebuah Perjanjian
Luhur Bangsa Indonesia. “Kalau ada
Ulama, Pendeta atau siapapun dia yang akan merubah Pancasila dengan ideologi
lain, dia pasti orang-orang yang sudah disusupi dari luar dan dibayar untuk
merusak atau memecah belah bangsa Indonesia,” tegasnya.
Pada kesempatan tersebut, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo
menyampaikan pula bahwa perkembangan penduduk dunia luar biasa, sementara itu
energi dan pangan makin berkurang. Hal ini dapat menyebabkan persaingan global
antar negara di dunia, karena dunia tidak bertambah luas tetapi semakin
sempit. “Apabila hal ini tidak
terkontrol, dikhawatirkan kebutuhan sumber daya alam berupa energi dan pangan
dimasa mendatang akan menimbulkan konflik,” katanya.
Panglima TNI menambahkan bahwa menurut teori Maltus
(1798) perkembangan populasi penduduk meningkat seperti deret ukur, sedangkan
ketersediaan pangan meningkat ibarat deret hitung. Apabila garis pertambahan
penduduk dengan garis ketersediaan pangan bersinggungan di suatu titik, maka
disitulah terjadinya titik kritis.
“Kalau kita analisa teori tersebut maka ketersediaan pangan dan energi
akan sangat terbatas, karena jumlah penduduknya berkembang secara pesat, ini
merupakan warning bagi Indonesia dimasa yang akan datang,” ungkapnya.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan
bahwa Bung Karno pernah mengingatkan kita tentang kekayaan alam Indonesia akan membuat iri
negara-negara lain di dunia. Demikian juga Presiden RI Ir. Joko Widodo pada
saat disumpah di Senayan dalam sambutannnya mengatakan kaya akan sumber daya
alam justru akan menjadi petaka. “Jadi Presiden RI Pertama dan Presiden RI saat
ini mengingatkan kita semuanya harus waspada,” tutupnya.(puspen)