[caption id="attachment_78135" align="aligncenter" width="1024"]
Kisruh sengketa lahan sekolah Tamsis Sawit Seberang Langkat[/caption]
Sengketa lahan sekolah Taman Siswa (Tamsis) di Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, terus berlanjut. Bahkan kedua belah pihak yang bersiteru yakni Jumiati (adik) dan Suwarni (kakak), masih bersikukuh mempertahankan hak mereka, Kamis (11/5).
Guna mencari jalan keluar yang baik dan mempertimbangkan nasib 870 pelajar yang terlantar karena tidak bisa masuk ke sekolah, kedua belah pihak yayasan ini diundang ke kantor Dinas Pendidikan.
Dalam pertemuan tertutup di ruang Kadis Pendidikan dan Pengajaran Salam Syahputra Spd, selain kedua saudara kandung yang bersiteru itu, tampak juga pihak kepolisian yakni Kasat Intelkam Polres Langkat AKP Syahrial.
Pertemuan tertutup itu berlangsung hingga dua jam. Usai melakukan pertemuan, kedua kepala yayasan yang bersengketa enggan memberikan komentar. Sembari berlalu, keduanya meminta agar mempertanyakan permasalahan ke Kasat Intel AKP Syarial dan Kadis P dan P saja.
"Tanya pak kasat aja bang atau Kadis ya. Maaf, saya mau pergi dulu, nanti ya kita ngobrol," kata salah seorang kepala yayasan yang disebut bernama Suwarni.
Kasat Intelkam AKP Syarial yang sempat ditemui mengaku, perkara itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak menyetujui akan membuka sekolah untuk kepentingan umum dan anak didik.
"Sudah selesai, tadi sudah kita musawarahkan di dalam. Dan mereka, baik si kakak dan adiknya setuju kalau sekolah dibuka. Namun proses hukum tentang sengketa lahan tetap diselesaikan sesuai proses hukum yang berlaku," terang Syarial.
Disinggu jika masih juga ada kendala dan terjadi penggembokan saat pelajar akan masuk ke sekolah, katanya, pihak kepolisian akan melakukan pembongkaran gembok secara paksa. "Untuk kepentingan umum, kita akan membuka paksa gembok jika nanti digembok lagi. Kan kasihan pelajar tidak bisa belajar kalau terjadi penggembokan pagar," tegas mantan Kanit Intelkam Polres Binjai ini.
Terpisah Kadis P dan P Salam Syahputra Spd menjelaskan serupa. Katanya, kedua belah pihak yang bertikai sudah menyetujui akan membuka sekolah demi untuk kepentingan umum dan mempertimbangkan untuk kepentingan pelajar yang mencari ilmu di sana.
"Mereka sudah setuju berdamai dan membuka sekolah. Intinya permasalahan ini sudah terselesaikan dengan baik. Kita harapkan kepada kedua belah pihak yang bertikai jangan merusak proses belajar mengajar," tegas Salam Syahputra, usai melakukan pertemuan saat dihubungi via selular. (lkt-1)
Sengketa lahan sekolah Taman Siswa (Tamsis) di Kecamatan Sawit Seberang, Kabupaten Langkat, terus berlanjut. Bahkan kedua belah pihak yang bersiteru yakni Jumiati (adik) dan Suwarni (kakak), masih bersikukuh mempertahankan hak mereka, Kamis (11/5).
Guna mencari jalan keluar yang baik dan mempertimbangkan nasib 870 pelajar yang terlantar karena tidak bisa masuk ke sekolah, kedua belah pihak yayasan ini diundang ke kantor Dinas Pendidikan.
Dalam pertemuan tertutup di ruang Kadis Pendidikan dan Pengajaran Salam Syahputra Spd, selain kedua saudara kandung yang bersiteru itu, tampak juga pihak kepolisian yakni Kasat Intelkam Polres Langkat AKP Syahrial.
Pertemuan tertutup itu berlangsung hingga dua jam. Usai melakukan pertemuan, kedua kepala yayasan yang bersengketa enggan memberikan komentar. Sembari berlalu, keduanya meminta agar mempertanyakan permasalahan ke Kasat Intel AKP Syarial dan Kadis P dan P saja.
"Tanya pak kasat aja bang atau Kadis ya. Maaf, saya mau pergi dulu, nanti ya kita ngobrol," kata salah seorang kepala yayasan yang disebut bernama Suwarni.
Kasat Intelkam AKP Syarial yang sempat ditemui mengaku, perkara itu sudah diselesaikan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak menyetujui akan membuka sekolah untuk kepentingan umum dan anak didik.
"Sudah selesai, tadi sudah kita musawarahkan di dalam. Dan mereka, baik si kakak dan adiknya setuju kalau sekolah dibuka. Namun proses hukum tentang sengketa lahan tetap diselesaikan sesuai proses hukum yang berlaku," terang Syarial.
Disinggu jika masih juga ada kendala dan terjadi penggembokan saat pelajar akan masuk ke sekolah, katanya, pihak kepolisian akan melakukan pembongkaran gembok secara paksa. "Untuk kepentingan umum, kita akan membuka paksa gembok jika nanti digembok lagi. Kan kasihan pelajar tidak bisa belajar kalau terjadi penggembokan pagar," tegas mantan Kanit Intelkam Polres Binjai ini.
Terpisah Kadis P dan P Salam Syahputra Spd menjelaskan serupa. Katanya, kedua belah pihak yang bertikai sudah menyetujui akan membuka sekolah demi untuk kepentingan umum dan mempertimbangkan untuk kepentingan pelajar yang mencari ilmu di sana.
"Mereka sudah setuju berdamai dan membuka sekolah. Intinya permasalahan ini sudah terselesaikan dengan baik. Kita harapkan kepada kedua belah pihak yang bertikai jangan merusak proses belajar mengajar," tegas Salam Syahputra, usai melakukan pertemuan saat dihubungi via selular. (lkt-1)
