Disuntik, Pasien DBD Tewas dengan Mulut Berbuih

Sebarkan:
 

[caption id="attachment_72830" align="aligncenter" width="456"] Pasien DBD tewas[/caption]

Pasien Demam Berdarah Dengue (BDB) Bertiana boru Hutagalung, (35) warga Halangan Julu Lorong I, Kecamatan Tukka, meninggal dunia. Korban sempat dirawat dan mendapat pertolongan selama satu hari di RSUD Pandan, Sabtu malam.

 

Kematian almarhumah yang sehari-hari bekerja sebagai ASN di Dinas Keuangan Pemkab Tapteng itu sangat memilukan keluarga. Fernando Pasaribu, (40), mungungkapkan ada kejanggalan di balik kematian isterinya itu.

 

Setelah isterinya masuk rumah sakit dan mendapat perawatan, kondisinya sempat membaik. Namun setelah mendapat suntikan obat dari perawat, kondisi isterinya berubah dan langsung sesak nafas, batuk-batuk sembari mengeluarkan cairan yang kental dari mulutnya.

 

Korban sempat bertanya kepada perawat yang menyuntikkan obat itu. “Obat apa yang kalian suntikkan? Kok saya jadi seperti ini, sesak nafasku,” keluh almarhum sambil duduk dari posisi tidurnya, seperti diterangkan Fernando.

 

Melihat situasi itu, Iapun meminta perawat agar melakukan tindakan. Sementara itu, Fernando mencari dokter yang memerintahkan perawat menyuntikkan obat itu. “Saya mencari dokter yang menangani isteri saya, tapi tidak ada di ruangannya. Menurut perawat yang ada di sana, dokter itu sedang keluar. Setelah saya menghubungi keluarga yang ada di Pemkab Tapteng, barulah dokter itu datang ke ruangan. Sayapun langsung protes kenapa isteri saya seperti itu setelah disuntik perawat,” terangnya.
[caption id="attachment_72831" align="aligncenter" width="373"] korban semasa hidup[/caption]

Dokter yang menangani almarhum sempat terdiam setelah melihat kondisi itu. Dokter menyarankan agar almarhum dipindahkan ke ruangan ICU. Di ruangan ICU, korban dipasang selang oksigen, sementara Fernando pergi keluar membeli pempers.

 

“Sepulang saya membeli pempers, saya melihat mulut isteri saya sudah berbuih warna kehitam-hitaman, dan dari hidungnya keluar lendir kental. Sementara bibirnya sudah hitam. Tidak berapa lama isteri sayapun meninggal di ruangan ICU,” tukasnya.

 

Fernando menilai, kematian istriny tidak wajar. Hal itu bahkan sudah disampaikannya langsung kepada Direktur RSUD Pandan, Dr. Kaban, yang datang melihat kondisi almarhumah.

 

Sementara itu Direktur RSUD Pandan, Dr. Sempakata Kaban yang dikonfirmasi, belum bisa memberikan komentar seputar pengakuan suami almarhum. Hanya saja Dr. Sempakata Kaban membantah tudingan tersebut.

 

“Mana ada itu gara-gara disuntik meninggal. Kalau saya dengar almarhum masih sempat buang air besar ke kamar mandi sesudah disuntik. Makanya saya kumpulkan dulu datanya biar akurat, sehingga tidak simpang siur,” bantahnya.

 

Pantuan , di RSUD Pandan, sanak keluarga alharmun sudah berdatangan ke rumah sakit untuk melihat jenazahnya. Sekiar pukul 00.30WIB, jenazah dibawa ke rumah duka di Halangan Julu Lorong I, Kecamatan Tukka.

 

Diakui suami almarhum, Fernando, awalnya yang demam itu adalah putri semata wayang mereka. Namun sudah sembuh. Dan sekitar 1 minggu yang lalu, barulah isterinya yang terkena demam. Itupun tidak menghalangi aktivitasnya untuk bekerja.(ls)
Sebarkan:

Baca Lainnya

Komentar