Aneh, tapi inilah yang terjadi di Kota Binjai. Proses pengerjaan MCK di Jalan T. Imam Bonjol, Kelurahan Setia, Kecamatan Binjai Kota, belum rampung 100 persen. Namun, anggaran untuk pengerjaan sudah dicairkan penuh oleh Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Binjai Rido.
"Entahlah, bingung saya liat Ketua KSM pembangunan MCK itu. Anggaran sudah dicairkan semua, tapi belum lagi listrik dimasukkan, uang sudah dibawa lari," aku Rido saat ditemui di kantornya, Selasa (19/4/16)
Pencairan yang dilakukan 100 persen alibi Rido, lantaran pengerjaan yang menelan anggaran bangunan tiga ruang mencapai Rp320 juta itu didasari karena pengerjaan secara swadaya masyarakat.
"Harapan kita kemarin pembangunan cepat siap dan dapat digunakan masyarakat. Tapi dia malah melarikan uang pemasangan listrik bersama anak perempuan orang," keluh Rido.
Dirinyapun kembali beralasan, jika MCK itu sudah rampung dikerjakan. Hanya saja listrik belum dipasang, sehingga air belum bisa mengalir guna dipergunakan masyarakat. "Air untuk MCK itu tidak tersedia karena nggak ada listrik. Makanya sejauh ini nggak bisa dipakai sampai sekarang," terangnya.
Ironisnya, akibat pembayaran sudah mencapai 100 persen, pihak ketua KSM yang memegang anggaran menghilang dari peredaran. Dan ini membuat Rido, sudah berusaha mencari Ketua KSM pembangunan MCK untuk memasang listriknya.
"Baru dua minggu lalu saya koordinasikan sama ketua KSM. Tapi sampai sekarang nggak jelas juga. Kalau sudah kayak gini, ya saya sajalah nanti yang memasang liatriknya," kata Rido, sambil mengerjakan sejumlah berkas.
Hal ini sempat disikapi Anggota DPRD Binjai Jonita Bangun. Diakuinya dengan kondisi terbengkalainya MCK ini ditemukan kerugian negara. Terlebih bangunan sudah ada pada rusak meski belum difungsikan sama sekali.
Oleh sebab itu, dirinya meminta agar Walikota khususnya dinas terkait dapat memberikan peringatan. Agar nantinya tidak ada lagi pemborong atau kerjaan yang dapat merugikan negara dan menghambur-hamburkan uang.
Seperti diketahui, MCK yang berada di pinggir Sungai Bangkatan ini dibangun tahun 2015 lalu dengan anggaran Rp320 juta. Karena anggaran pemasangan listrik dilarikan, maka bangunan tersebut tampak sia-sia. Pembangunan juga terkesan semerawud dan asal jadi karena tidak daun pintu serta jendela.
Akibat terbengkalainya bangunan ini mengakibatkan sebagian bangunan sudah ditumbuhi rerumputan. Bahkan, akibat tidak terawat membuat sebagian bangunan seperti batu yang tersusun rapi mulai berjatuhan akibat rusak.(hendra)
