HKTI Kembangkan Bibit Pisang, Padi dan Kedelai di Medan

Sebarkan:
Kedelai

Hingga saat ini,  Sumatera Utara (Sumut) masih mengalami permasalahan dalam persediaan bibit beberapa komoditas, diantaranya kedelai, padi hingga pisang barangan. Melihat hal ini, Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kota Medan pun berupaya ikut kembangkan lagi tiga komoditi tersebut di Kota Medan dan sekitarnya.

Untuk kedelai, pihak HKTI salurkan bibit kedelai di Sunggal, Deli Serdang seluas 1 hektare (ha). Sementara demplot pisang barangan akan dikembangkan sebagai penangkaran seluas 3-5 ha di Komplek Setia Budi, Medan Tuntungan dan Medan Marelan.

Selanjutnya untuk program bibit padi demplot di Sei Mencirim Sunggal.Hal ini disampaikan oleh Ketua HKTI Medan Sonny Batubara Kamis (8/10). Dijelaskannya, untuk kedelai, wilayah yang dipilih asalah Deli Serdang karena lokasinya yang cocok dan memadai seluas 1 ha."Kami terapkan disana dulu," katanya.

Selain itu, lanjut Sonny, HKTI Medan juga sedang berupaya mengangkat kembali pisang barangan yang selama ini menjadi ikon pertanian Kota Medan namun mulai langka lantaran terserang penyakit mati gadis.

Sementara itu, untuk demplot pisang barangan juga akan dikembangkan sebagai penangkaran seluas 3-5 hektare (ha) di Komplek Setia Budi Medan, Medan Tuntungan dan Medan Marelan. "Saat ini kita sudah kembangkan bibit pisang barangan seluas 500 meter di Komplek Setia Budi Medan," katanya.

Kemudian HKTI Kota Medan juga menerapkan program bibit padi varietas sidenuk dan inpari yang berasal dari Jawa sebagai program untuk setahun kedepan. "Kita menyosialisasikan terlebih dahulu, baru kemudian diterapkan pengembangannya berupa demplot di Sei Mencirim Sunggal," katanya.

Pengembangan ini, kata dia, juga dilakukan bersamaan dengan percobaan pupuk organik Bio Max Grow (BMG) yang sudah cukup dikenal di Pulau Jawa bekerjasama dengan Asosiasi Bioinput Indonesia (ABI) Sumatera Utara (Sumut). "Selama ini sewaktu dikembangkan di Jawa, sudah mampu menembus produksi sebesar 15 ton keatas. Karena itu kita coba di Sumut, terutama Kota Medan," ujarnya.

Pengembangan ini, tambahnya akan dicoba terlebih dahulu di lahan irigasi, dibuat dengan jarak tanam dengan cara menggenjot poduksinya sebanyak 10-12 ton. Setelah berhasil, baru kemudian akan dikembangkan dilahan tadah hujan sebagai demplot dengan target produksi 5 ton terlebih dahulu."Kita akan menggandeng petani di Deli Serdang yang ahli dalam segi mengembangkan penangkaran bibit padi," katanya.

Dia menyebutkan, HKTI Medan juga bekerjasama dengan beberapa perguruan tinggi fakultas pertanian yang memiliki laboratorium sebagai program membina kultur jaringan. "Teknologi  ini sebenarnya sudah lama terutama untuk tanaman anggrek. Namun teknologi ini masih belum tersentuh dikalangan petani. Karena itu, kita akan coba mengembangkannya kembali untuk jenis tanaman padi yang dikombinasikan dengan pupuk hayati," katanya.

Program ini dimaksudkan karena selama ini Sumut masih mengalami permasalahan keterbatasan bibit, sehingga harus melakukan ekspor. "Hasilnya akan kita buat menjadi bibit kembali," ujarnya. (bss)

 
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini