SIMALUNGUN | Praeses HKBP Distrik XXIV Tanah Jawa, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Pdt Tonggo Sitompul MM. M.Th menyampaikan apresiasi tinggi serta mendukung penuh upaya Polri khususnya Polres Simalungun dalam pemberantasan aksi aksi premanisme yang sangat meresahkan masyarakat
Apresiasi dan dukungan dari tokoh agama ini secara resmi disiarkan Kasi Humas Polres Sumalungun, AKP Verry J Purba SH melalui keterangan tertulis kepada wartawan, Kamis (29/5/2025) petang
AKP Verry J Purba mengatakan pihaknya mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari berbagai elemen, termasuk tokoh agama maupun tokoh masyarakat di Kabupaten Simalungun, dalam upaya pemberatasan premanisme demi menciptakan kondisi kamtibmas yang kondusif di wilayah hukum Polres Simalungun
"Dukungan dari berbagai tokoh dan elemen masyarakat terus mengalir kepada Polri terkait operasi pemberantasan premanisme,"
"Salah satu dukungan signifikan datang dari tokoh agama, Praeses HKBP Distrik XXIV Tanah Jawa, Pdt Tonggo Sitompul yang memberi apresiasi tinggi terhadap kegiatan profesional Polri dalam pengamanan kamtibmas," Ungkap AKP Verry
Dalam pernyataannya, Pdt Tonggo Sitompul mengucapkan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Polisi Drs. Listyo Sigit Prabowo, M.Si. atas komitmen serius dalam memberantas premanisme melalui penyelenggaraan Operasi Kepolisian Kewilayahan
Operasi ini dinilai telah memberikan dampak positif yang signifikan dalam menciptakan rasa aman dan tentram bagi masyarakat.
"Terima kasih Polri sudah hadir untuk masyarakat," Ungkapnya Pdt Tonggo Sitompul sekalugus memberi apresiasi khusus kepada Polres Simalungun
Menurut Tonggo, operasi pemberantasan premanisme yang dilakukan telah membuat situasi di Kabupaten Simalungun menjadi lebih kondusif dan memberikan rasa aman bagi seluruh lapisan masyarakat
Dukungan dari tokoh agama ini sangat berarti karena menunjukkan sinergi yang kuat antara institusi keagamaan dan kepolisian dalam menjaga stabilitas kamtibmas
Sebagai Praeses HKBP Distrik XXIV Tanah Jawa, Pdt Tonggo Sitompul memiliki pengaruh yang luas di kalangan masyarakat Kristen Batak, sehingga dukungannya dapat memobilisasi partisipasi masyarakat dalam mendukung upaya pemberantasan premanisme.
Ia mengajak seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersatu padu melawan tindakan premanisme di wilayah masing-masing
Ajakan ini mencerminkan pentingnya keterlibatan aktif seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan lingkungan yang aman dan kondusif, bukan hanya mengandalkan upaya kepolisian semata
"Saya mengajak seluruh tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk bersama-sama melawan tindakan premanisme di wilayah masing-masing. Mari bersama-sama bergandengan tangan menjaga situasi yang aman dan kondusif," Ajak Pdt Tonggo Sitompul.
Lebih lanjut, tokoh agama ini menegaskan, premanisme bukanlah bagian dari budaya masyarakat Simalungun khususnya, bahkan seluruh masyarakat Indonesia.
Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya menolak segala bentuk tindakan yang bertentangan dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi, kebersamaan, kenyaman dan gotong royong dalam berbagai keragaman
"Buang premanisme, itu bukan budaya masyarakat Simalungun bahkan semua masyarakat se-Indonesia. Buang semua egois di dalam diri, utamakan kepentingan bersama, Horas," ungkap Pdt Tonggo Sitompul dengan tegas, mengakhiri pernyataannya dengan salam khas Batak yang mencerminkan semangat persaudaraan.
Apresiasi dari tokoh agama ini sejalan dengan komitmen Polri yang terus berupaya maksimal dalam menjaga ketertiban masyarakat. Operasi Kepolisian Kewilayahan yang digelar secara nasional telah menunjukkan hasil positif dalam menekan angka premanisme dan menciptakan efek jera bagi para pelaku.
Di wilayah hukum Polres Simalungun, operasi anti-premanisme telah dilaksanakan secara konsisten dan terstruktur. Berbagai tindakan preventif dan represif telah dilakukan untuk mengantisipasi dan menindak segala bentuk tindakan premanisme yang dapat meresahkan masyarakat.
Dukungan dari tokoh agama seperti Pendeta Tonggo Sitompul menjadi modal penting bagi Polres Simalungun dalam melanjutkan upaya pemberantasan premanisme. Ketika tokoh masyarakat yang dihormati memberikan dukungan penuh, maka legitimasi dan efektivitas operasi kepolisian akan semakin menguat.
Sinergi antara Polri dan tokoh agama ini juga mencerminkan penerapan konsep community policing yang menekankan pentingnya keterlibatan masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Melalui kerja sama yang solid antara kepolisian dan elemen masyarakat, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang bebas dari segala bentuk premanisme dan tindakan yang merugikan masyarakat.
Dengan dukungan penuh dari berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, Polres Simalungun semakin optimis dapat menciptakan wilayah hukum yang aman, tertib, dan kondusif bagi seluruh masyarakat. Komitmen bersama untuk menolak premanisme dan mengutamakan kepentingan bersama menjadi kunci dalam mewujudkan cita-cita masyarakat yang harmonis dan sejahtera (rel-Joe/Bay-MOL)