![]() |
| Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cakra Keadilan, Helmax Alex Sebastian Tampubolon SH, MH. |
MEDAN | Belakangan ini intensitas tawuran antar warga di Belawan semakin sering terjadi. Bahkan, keberadaan personil Polres Pelabuhan Belawan dan jajaran tidak dianggap.
Pelaku tawuran tetap beraksi secara brutal tanpa ada rasa takut ditindak tegas oleh polisi.
Akibatnya, warga Belawan khususnya remaja semakin jauh dari rasa hidup bahagia karena selalu dihantui ketakutan menjadi korban tawuran.
"Hal ini tidak boleh dibiarkan karena hidup dengan rasa aman itu bagian dari hak azasi manusia," kata praktisi hukum, Helmax Alex Sebastian Tampubolon SH, MH, Sabtu (2/11/2024).
Praktisi hukum asal Medan Labunan ini kecewa dan mempertanyakan kinerja aparat penegak hukum terutama dari sekitar ratusan personil polisi yang bertugas di Polres Pelabuhan Belawan, jajaran.
“Saya menilai Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Janton Silaban selalu tampuk pimpinan tidak punya rencana kerja yang terukur mengatasi tawuran di Belawan. Sehingga dia tidak mampu merangkul semua instansi dan hati masyarakatnya," ujar Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Cakra Keadilan, itu.
Sebagaimana diketahui, tawuran antar warga terjadi di Kelurahan Bagan Deli, Kecamatan Medan Belawan, Kamis (31/10/2024). Walau tawuran terjadi pada siang hari dan lokasinya tidak jauh dari Mapolres Pelabuhan Belawan namun polisi lama datang dan lamban berhasil menguasai situasi.
Akibatnya, banyak remaja jadi korban karena terkena anak panah dan senjata tajam, terutama dari dua kelompok yang bertikai yakni dari warga Ujung Tanjung Pasir Lingkungan V dan warga Bagan Tambahan Lingkungan XV, Kelurahan Bagan Deli.
"Percuma saja kantor polisi dekat dari sini dan situasi saat itu sangat mencekam," ujar warga. (RE Maha/REM).

