Bantah Isu Cemari Lingkungan, PT SPT Ajak Pemdes Lakukan Surve Lapangan Bersama

Sebarkan:

Teks foto: Pihak PT TSP saat melakukan klarifikasi terkait pencemaran lingkungan kepada Pemdes dan Masyarakat 

SUBULUSSALAM | PT Sawit Panen Terus (SPT) adalah perusahaan perkebunan kelapa sawit yang memiliki komitmen besar dalam menguatkan iklim investasi, serta mendorong peningkatan aktivitas dan transaksi ekonomi masyarakat di Kota Subulussalam, Aceh.


"Salah satu kontribusi nyata, PT SPT telah membantu menyediakan lapangan kerja baru dan sejauh ini mampu mempekerjakan ratusan karyawan," ungkap Manajer PT SPT, M. Yasir, Sabtu (11/05/2024).


Menanggapi isu pencemaran lingkungan yang dituduhkan kepada PT SPT, menyikapi kondisi air sungai yang keruh di sekitar lahan pembudidayaan tanaman kelapa sawit, Yasir membantah hal tersebut.


Menurutnya, lahan pembudidayaan tanaman kelapa sawit PT SPT merupakan areal yang sudah memiliki sertifikat hak milik (SHM), dan tidak termasuk kawasan hutan.


"Tidak mungkin ada SHM di lahan hutan. Jadi narasi pengrusakan hutan itu salah besar. Sebab areal yang dibuka oleh PT SPT memiliki status APL (Areal Penggunaan Lain_red)," jelas Yasir.


Dia juga mengatakan, pada lahan pembudidayaan tanaman kelapa sawit PT SPT di Desa Singgersing tidak terdapat sungai besar yang terhubung langsung ke aliran Air Terjun Silangitlangit. Apalagi letak Air Terjun Silangitlangit cukup jauh dari lahan perkebunan milik PT SPT. 


Selain itu sekira 20 persen dari total lahan milik PT SPT saat ini justru tidak dikelola dan tetap dihutankan, dengan tujuan sebagai arela penyangga habitat, atau tempat hidup dan mencari makan satwa liar. 


"Bahkan sudah hampir dua bulan terakhir PT SPT tidak lagi membuka areal hutan. Kalaupun ada aktivitas pembukaan lahan hutan di Desa Singgersing, saya pasukan itu bukan dilakukan oleh PT SPT, tetapi pihak-pihak lain," terang Yasir.


Sebaliknya dia menyatalkan, PT SPT menjadi salah satu pihak yang dirugikan akibat keruhnya air sungai. Sebab sebagian besar tenaga kerja yang bermukim di Perumahan Karyawan Pondok 1 Desa Namo Buaya justru terdampak kekurangan air bersih.


Atas dasar itu dia mengajak Pemerintah Desa (Pemdes) dan masyarakat setempat mengundang PT SPT untuk melakukan survey bersama ke lapangan, guna mencari tahu penyebab keruhnya air sungai.


"Saya tegaskan kembali, PT SPT sama sekali tidak akan menutup mata terhadap upaya pelestarian lingkungan, dan kami juga sangat bersedia untuk membantu pencegahan kerusakan lingkungan, sejauh itu disesuaikan dengan prosedur," ujar Yasir.


Dia juga menegaskan komitmen PT SPT untuk senantiasa membantu masyarakat, terutama dalam bentuk penyaluran beras dan hewan kurban, pembangunan dan perbaikan rumah ibadah dan fasilitas umum, serta pembuatan sumur bor.(ML/Ism)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini