Tiga Politisi PDI Perjuangan Bergerak ke Akar Rumput

Sebarkan:

TAPUT | Pemilihan Umum Legislatif DPRD Kabupaten, Provinsi dan Pusat  yang akan digelar  Rabu 14 Februari tinggal hitungan Minggu.


Para Calon Legislatif yang akan berupaya merebut kursi DPR (Dewan Perwakilan Rakyat ) disisa hitungan Minggu bergerak ke akar rumput mencari simpati pemilihnya.


Berbagai jargon, visi misi hingga janji politik ditebar kepada konstituennya guna menarik dukungan pemilih yang nantinya akan menjadi modal duduk di kursi legislatif.


Pun demikian dengan Sihar Sitorus sebagai Petahana, di tengah kesibukan kampanye pemilu, selaku anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan kembali turun menjumpai konstituennya di Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara sekitar awal Januari.


Pada kesempatan ini, Sihar Sitorus didampingi oleh Sarma Hutajulu, yang merupakan Caleg DPRD Sumut Tingkat I dan Caleg DPRD tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara Tiurma Silitonga.


Menurut Caleg DPR RI nomor urut 4 Dapil Sumut II tersebut, kedatangan ini merupakan kegiatan ramah tamah dengan konstituen sekaligus menyerap aspirasi masyarakat.


“Waktu saya masih tersisa 10 bulan lagi jadi bagi amang inang, kalau ada proposal permohonan bantuan silahkan dikasih ke saya, tapi dalam bentuk kelompok. Kalau belum ada kelompok segera bentuklah kelompok, seperti kelompok tani, kelompok UMKM, kelompok penenun," kata Sihar. Sabtu (20/1/2024).


Menurut Sihar, selama Empat tahun menjabat sebagai wakil rakyat telah menyalurkan berbagai program dan bantuan di 255 titik, tersebar di 83 kecamatan di dapil Sumatera Utara II, baik berupa perbaikan infrastruktur jalan, akses jalan tani, bantuan pemberdayaan UMKM dan akses KUR, bantuan sembako, ambulance, serta renovasi rumah ibadah.


Pada sesi tanya jawab, salah seorang warga yang berprofesi sebagai penenun ulos mengeluhkan harga benang Ulos yang relatif mahal, sementara harga jualnya murah. 


“Pak Sihar, kami sebagai penenun Ulos ini merasa kebingungan, harga benang yang kami beli mahal, tapi kalau kami jual hasil tenun kami, dibelinya murah. Satu kain ulos kami kerjakan hampir 2 bulan, tapi kalau kami jual harganya 1 juta, tidak sesuai dengan modal dan waktu yang kami keluarkan,” pungkasnya


“Nah, untuk itu tadi saya menyarankan inang bentuk kelompok penenun terlebih dahulu, nanti mungkin bisa saya fasilitasi, saya bantu carikan jalan kepada mitra kerja saya di Komisi XI untuk pemberdayaan penenun Ulos," kata Sihar.


Penanya kedua mengajukan pertanyaan kepada Sarma Hutujulu dan Tiurma Silitonga terkait sistem zonasi di sekolah yang terkesan memberatkan siswa dan orang tua


“Bu Sarma, Bu Tiurma nanti kalau terpilih, bantu perjuangkan aspirasi kami soal sistem zonasi sekolah ini. Sistem ini buat kami jadi repot, kalau SMA yang ada disini banyak tidak apa-apa, tapi kan jumlah nya sedikit. Kami rasa tidak efektif kalau di daerah begini. Jadi kami mohon agar ini diganti," pintanya.


Pada kesempatan ini Sarma Hutajulu dan Tiurma Silitonga sepakat memperjuangkan aspirasi masyarakat ini.


“Ini sudah pernah saya diskusikan dengan rekan-rekan anggota ketika rapat kerja. Sistem zonasi ini perlu dievaluasi dan pemda perlu menambah jumlah sekolah dan guru-guru berkualitas di Tapanuli Utara ini. Disejumlah daerah, sudah ada yang berhasil kami perjuangkan,” pungkas mantan anggota DPRDSU periode 2014-2019 tersebut.


Senada dengan Sarma, Tiurma Silitonga selaku calon legislatif Tapanuli Utara nomor urut Satu Dapil Tarutung, Siatas Barita dan Adiankoting  juga menyampaikan komitmennya untuk mengevaluasi zonasi ini, meski kita tahu bahwa zonasi ini awalnya bertujuan untuk pemerataan pendidikan. (Alfredo/Edo)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini