"Gotong royong membangun tanggul atau menutup alur ini merupakan salah satu upaya kita mengatasi banjir di sini," kata Turyadi, warga setempat.
Sebelum gotong royong dimulai, warga menyumbangkan uangnya sebesar Rp 50.000 setiap kepala keluarga (KK) untuk biaya membeli tiga tanah timbun, bambu dan tepas.
"Sedangkan untuk kebutuhan makan siang kita gerakkan nasi ummat," jelas Turya yang juga Katua BKM Musholla Al Akbar itu.
Kemudian, gotong royong dilaksanakan sejak pagi dengan menggunakan peralatan milik warga seperti cangkul, parang dan kereta sorong.
"Alhamdulillah, semangat gotong royong warga di sini masih tinggi sehingga pekerjaan yang seberat ini bisa dengan mudah dan cepat kita atasi," kata Udin didampingi Suryono, tokoh masyarakat dan Said, Kepling setempat. (RE Maha/REM)