Upaya penanganan Covid-19 di Kota Binjai, Hingga Turun Ke Level Satu

Sebarkan:

 


Kepala Dinas Kesehatan Kota Binjai dr Sugianto  didampingi Sekretaris Dinkes dr Indra Tarigan menjelaskan terkait penanganan Covid di Kota Binjai


BINJAI | Virus Covid-19 menjadi pandemi yang menyebar dengan cepat di seluruh negara hingga berbagai kota Indonesia. Hal ini mendorong pemerintah pusat dan daerah melakukan upaya dan mengambil kebijakan dalam penanganannya.

Upaya dan kebijakan pemerintah dalam  mencegah penyebaran virus Covid-19 tidaklah mudah dan mendapatkan protes hingga penolakan di masyarakat.

Dalam penanganan Covid-19, Pemerintah Kota Binjai melakukan upaya dan membuat kebijakan hingga saat ini berhasil berada di level satu atau zona hijau.

Kepala Dinas Kesehatan Binjai dr Sugianto didampingi Sekretarisnya dr Indra Tarigan menjalankan upaya dan kebijakan yang ditetapkan pemerintah Kota Binjai dalam penanganan Covid-19.

"Langkah-langkah Pemerintah Kota Binjai dalam penanganan Covid-19 yakni membuat posko, membentuk tim gugus tugas, membuat perda, melakukan sosialisasi penerapan 3M, menyediakan tempat isolasi hingag gencar melakukan vaksinasi," jelasnya kepada wartawan metro-online.co beberapa waktu lalu.

dr Sugianto mengatakan langkah awal  dalam penanganan Covid-19, Pemerintah Kota Binjai membuat Posko pada 20 Maret 2020 di Kantor Dinkes. Kemudian dibentuk tim Satgas Covid-19 untuk mendata kasus yang terjadi dan pertama kasus covid ditemukan di Perumahan Brahrang Indah.

“Karena banyaknya berita hoax terkait covid keluarganya diusir warga, Kami harus koordinasi dengan tim, baik TNI/Polri maupun camat setempat untuk menangani konflik ini,” ungkapnya.

Selanjutnya, dilakukan sosialiasi agar masyarakat tidak panik, lalu kemudian ada warga Binjai barant meninggal dunia positif Covid-19 disini, Pemerintah Kota kewalahan untuk melakukan penguburan, karena banyak masyarakat yang menolak dikuburkan di perkuburan umum. “Waktu pemakaman terjadi pengusiran dari warga, ambulance kami dilempar hingga kacanya pecah," ucapannya.

Karena penguburan jenazah positif Covid mendapat penolakan, lalu tim gugus tugas mencari lahan untuk dijadikan tempat penguburan di Kecamatan Binjai Timur, dengan luas 1,5 hektar.

Lebih lanjut, dr Sugianto mengatakan sosialisasi terus dilakukan sampai akhirnya masyarakat paham dan mulai terima jenazah positif covid dimakamkan di pemakaman umum.

Selanjutnya Pemerintah terus mencari solusi dalam penanganan Covid-19 dan dilakukan vaksinasi pada saat itu ada juga penolakan dari masyarakat bahkan tenaga kesehatan sekalipun belum mau di vaksin.

Selain berita hoak dan penolakan warga, Satgas Covid-19 juga menghadapi persoalan kelangkaan obat, oksigen, sulitnya mendapatkan alat pelindung diri hingga harganya mencapai satu juta untuk satu kali pakai.

dr Sugianto mengatakan saat ini penaganan  penanganan Covid di Kota Binjai jauh lebih baik, karena adanya dukungan semua pihak sehingga masyarakat juga mau melalukan vaksinasi.

"Tingginya antusias warga dalam mengikuti vaksinasi berbuah hasil. Kota Binjai yang sebelumnya berada di level tiga sekarang menjadi level satu dan kasus konfirmasi covid kita sudah nol dalam beberapa hari terakhir, namun pemerintah Kota Binjai terus melakukan vaksinasi secara door to door kepada Lansia," pungkasnya.(Ml/Ism)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini