Bantu Warga Miskin, REPDEM Taput Tebar Kebaikan Ditengah Pandemi Covid-19

Sebarkan:

TAPUT | Ditengah Pandemi Covid 19 serta pemberlakuan PPKM ( Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) tidak mengendurkan Relawan Perjuangan Demokrasi (REPDEM) menebar kebaikan.

Kali ini, organisasi Sayap PDI Perjuangan tersebut solid bergerak membantu Donar Hutapea.

Nenek berusia 82 tahun tersebut tinggal disebuah rumah berbentuk panggung terbuat dari papan, selama ini warga Dusun Banjar Holbung Desa Pancurnapitu hidup sendiri.

Mengandalkan hidupnya, warga sekitar mayoritas Petenun memperkerjakan Janda tua tersebut "Manghulhul Bonang" ataupun menggulung benang Tenunan.

Atas dasar inilah , REPDEM Tapanuli Utara bergerak memberikan Sembako berupa Beras, Telur satu papan, minyak goreng, gula, mie instant serta susu dikediamannya, Rabu (21/7/2021).

Ketua REPDEM Alfredo Sihombing didampingi Penasehat Alfonso Situmorang mengatakan bantuan Sembako yang diberikan sebagai bentuk rasa empati.

" Oppung, kami datang bukan karena kami punya kelebihan, namun kami ingin berbagi ditengah kekurangan, kami dengar dari teman ada warga yang kesusahan makanya kami bergerak membantu," ujarnya.

Alfredo mengatakan sebagai Relawan dari Sayap PDI Perjuangan pihaknya tetap turun membantu warga yang kesusahan.

" Ini merupakan keinginan dari Pak Nikson Nababan selaku Ketua PDI Perjuangan agar REPDEM turun kebawah, terutama di tengah Pandemi, banyak warga yang menderita. Jadi Oppung walaupun ini yang bisa kami sampaikan semoga bermanfaat," ujarnya.

Donar Hutapea atau akrab disebut Oppung Fernando menyampaikan terima kasih.

" Terima kasih Amang, semoga Tuhan berkati dan berikan kemudahan rejeki," katanya.

Sebelumnya menantunya Duma Marbun (56) mengatakan Mertuanya tinggal seorang diri akibat anaknya semua merantau.

" Kami terpaksa pulang, karena memang hidup sangat keras di Bandung, terlebih suami Saya tidak lagi bisa menghidupi keluarga dari pekerjaanya menjual air Galon akibat derita sakit jantung," ungkapnya.

Pasangan Nimrot Siahaan tersebut berujar mereka pulang selain mengurus Ibu Mertuanya juga ingin mengadu nasib dikampung halaman.

" Kami ingin menetap disini untuk bertani, sekaligus mengurus Ibu mertua," ungkapnya.

Dari keterangan salah satu penduduk boru Tambunan, Oppung Fernando biasanya berperan menggulung benang dengan biaya Rp 2 ribu satu Labean (gulungan).

Setiap hari, Oppung Fernando hanya mampu menghasilkan Rp 20 ribu sehari untuk biaya hidupnya.


 "Kami sangat prihatin dan juga warga disini sering memberikan bantuan sekedar," ujarnya. (Henry)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini