Beratnya Menjadi Garda Terdepan Penanganan Covid-19

Sebarkan:

TAPUT | Alfonso Situmorang Sekretaris Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bonapasogit menceritakan pengalaman berharga saat ikut turun meliput kegiatan pemberian bantuan oleh Ketua TP PKK  Tapanuli Utara Ny Satika Nikson Nababan Boru Simamora di dusun Hutagurhur, Desa Aek Tangga Kabupaten Tapanuli Utara. Sabtu (22/5/2021) kemarin.


Terkadang sepele bahkan kerap memandang sebelah mata dengan perjuangan garda terdepan menghempang sebaran Covid - 19.

Ternyata setelah di rasakan dan alami secara langsung, ternyata cukup berat terutama tenaga kesehatan yang langsung berhadapan dengan pasien Covid 19.


Saat itu mereka dikordinir Ketua TP PKK Satika Simamora turun guna menyalurkan bantuan Sembako, Masker, Susu dan Vitamin bagi warga Dusun Hutagurgur Desa Aek Tangga Garoga Tapanuli Utara.


Sejenak berpikir itu hanya sekedar memberikan bantuan bagi mereka yang terdapat 147 warga dusun menjalani isolasi mandiri berdasarkan hasil Tracing Gugus Tugas kala ditemukannya seorang terkonfirmasi penyakit Covid 19.


Ternyata diluar dugaan, bahkan ketika rombongan tiba wilayah dusun, mobil yang berisikan berbagai bantuan ke warga berhenti dan diwajibkan mengenakan pakaian khas yakni " Hazmat" yang digunakan Garda Terdepan Gugus Tugas bahkan tenaga kesehatan yang berhadapan dengan pasien Covid 19 diruang isolasi bertekananan negatif.


Disuguhkan dengan pakaian yang bagi tim awak media lainnya, dan baru pertama kali memakainya, sesuai aturan dan juga bagi Ibu Satika yang akan langsung turun ke sekitar 80 rumah penduduk. 


Forkopimca Kecamatan yakni Camat Budiarjo Nainggolan , Kapus Melfa Simanjuntak, Danramil dan Kapolsek setia menemani Ketua TP PKK Satika Simamora turun memberikan dukungan materi maupun psikologis bagi mereka yang kondisinya sehat dengan status OTG (Orang Tanpa Gejala).


Saat itu, hari masih terik matahari, dengan mengenakan pakaian lazimnya astronot (bukan berada diluar angkasa) menyisir rumah rumah penduduk satu persatu dengan metode meletakkan berbagai bantuan didepan rumah dengan pemilik berada didepan pintu.


Memakai pakaian itu sangat sangat tidak nyaman terutama bagi kami yang biasa bebas berpakaian sesuai dengan keinginan.


" Keringat mengucur deras, kami rasakan membasahi pakaian yang kami kenakan, nafas kami panjang pendek akibat Masker serta hawa panas mulai menghantui sekujur tubuh," kata Alfonso Situmorang.


Ada sekitar tiga jam lebih menyusuri satu persatu rumah penduduk dengan kata-kata motivasi dan penyemangat dari Ketua Tim Penggerak PKK 


" Sehat ma hamu da, dison adong bantuan  Inum hamu vitamin on, nga husuru tong dipantau kesehatan muna, dibaen Wedang Jahe asa las daging muna," kata Satika pesannya seraya menyerahkan mi instan satu kardus, Telur 3 Papan, Minyak Goreng, Gula, Susu, Masker, dan Vitamin 3 Pak perrumah tangga. 


Tiga jam dibalut pakaian Hazmat yang disebut salah satu tenaga kesehatan masih dilevel 3, Alfonso terkesima dan salut dengan ketahanan fisik para Garda Terdepan yang bisa mampu menggunakannnya hingga berjam-jam.


Hanya memakai pakaian level 3 saja, kami sudah tidak tahan serta kepanasan, apalagi mereka yang sudah berjuang keras membantu dan mendukung kesehatan pasien Terkonfirmasi Covid 18 dengan pakaian  Level 1.


Dengan pengorbanan seperti itu, masih ada dari kita yang curiga kepada mereka dalam pekerjaan yang dilakukannya, belum lagi bila terpapar ada yang menolak kehadiran mereka di lingkungannya karena takut.


" Patutlah banyak tenaga medis rentan terpapar, karna kami saja memakai pakaian itu masih level 3, panasnya minta ampun, apalagi mereka." Kata Alfonso.


" Salut buat garda terdepan penanganan Covid 19, semoga Corona cepat Mabaor dan dang acci Ceng berbuat baik," tandasnya Alfonso.(Henry)

Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini