Bayi Tanpa Batok Kepala Lahir di Madina, Saat Ini dalam Penanganan Intensif di RSUD Panyabungan

Sebarkan:

Liputan Reporter Metro Online Mandailing Natal: Hasmar Lubis 


MANDAILING NATAL
| Anak pertama dari pasangan suami istri warga Desa Hadangkahan, Kecamatan Batang Natal, Kabupaten Mandailing Natal (Madina) terlahir tanpa tempurung kepala atau dalam istilah medis Anencephaly.

Meski demikian, Bayi berjenis kelamin laki-laki yang belum diberi nama itu lahir dalam kondisi sehat dan normal di salah satu klinik persalianan Kelurahan Sipolu- polu. Namun, kini bayi tersebut sudah dirujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panyabungan, Rabu (3/3/2021). 

Pantauan wartawan di RSUD Panyabungan, bayi tersebut dalam pengawasan dokter secara intensif dengan menggunakan alat- alat medis yang masih terpasang pada tubuh bayi.

dr Ditho, spesialis anak RSUD Panyabungan dikonfirmasi menjelaskan, awalnya kedua orang tua bayi ini tak menyangka akan melahirkan di klinik persalinan Panyabungan, karena kandungan ibu bayi terebut masih berumur 7 bulan.

"Padahal, awalnya mereka hanya datang ke Panyabungan untuk berjalan- jalan sambil berbelanja perlengkapan bayi saat lahiran nanti,"kata dr Ditho.

Namun kata dr Ditho, tiba-tiba saja perut didalam kandungan ibu bayi itu mengalami sakit, kemudian kedua orang tua bayi itu memeriksanya ke Bidan. Lalu, melahirkan bayi mungil yang lebih berat dari kelainan Anencephaly.

"Ternyata setelah lahiran, kondisi bayinya tanpa batok kepala atau yang biasa disebut Anencephaly. Namun, kondisi bayi yang baru lahir tersebut lebih berat dari Anencephaly pada umumnya. Jadi bayi ini kita lihat, tidak terbentuk tulang tengkorak mulai dari mulut sampai ke atas. Pada sekitar bibir bayi juga ditemukan sumbing. Jadi betul - betul sama sekali tidak terbentuk pada saat proses pembentukan dalam janinnya," katanya.

Kemudian, disebutkan dr Ditho, hingga saat ini belum ditemukan secara pasti penyebab terjadinya kelainan bayi yang lahir tanpa batok kepala. Namun katanya,  kelainan kandungan terhadap seorang ibu itu bisa berbagai macam penyebab.

"Salah satu kurang gizi dan masalah genetik, jadi pembentukan bayi bisa terganggu, yang itu bisa juga dipengaruhi masah linggkungannya. Selin itu bisa jadi karena ada bahan- bahan kimia didaerah dimana dia tinggal dan saya juga belum bisa pastikan penyebabnya,"ungkap dr Ditho menerka nerka.

Lanjut dr Ditho mengungkapkan, adapun kondisi bayi tersebut, hingga saat ini dalam keadaan baik dan pada saluran pernafasan bayi malang itu juga tetap stabil, akan tetapi yang dikhawatirkan nanti adalah terhadap perkembangan bayi.

"Rata-rata kondisi bayi (Anencephaly) yang seperti ini biasanya umurnya pendek, namun meski kondisi bayi ini nanti di berikan umur panjang, dia akan mengalami cacat dan kita  disini mengusahakannya, agar bayi itu tetap stabil serta tidak mengalami infeksi, supaya bayi bisa bertahan hidup lebih lama," kata dr Ditho.(Hasmar Lubis/Ginda Nugraha)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini