Jalan Tol Jadikan Siantar Sentral Bagi Banyak Daerah, Asner Siapkan Kota Pemukiman

Sebarkan:
Asner Silalahi
PEMATANGSIANTAR | Beberapa tahun ke depan ini jalan tol segera rampung dari Kota Medan hingga ke daerah destinasi wisata Parapat. Dan pintu tol di dekat kota ini berada di wilayah Simalungun.

Hal ini justru dianggap banyak orang akan memberikan dampak yang kurang baik kepada Kota Pematangsiantar seperti yang terjadi di Pasar Bengkel, Kabupaten Sergai.

Untuk itu dibutuhkan gagasan yang inovatif agar kota sejuk ini mendapat keuntungan yang memajukan masyarakatnya.

Bagi Calon Wali Kota Pematangsiantar Ir Asner Silalahi, keberadaan tol justru menjadikan Kota Pematangsiantar sentral untuk banyak daerah. Sesuai peta, kedepannya Kota Pematangsiantar menjadi kota yang sangat mudah dan cepat dijangkau dari berbagai daerah, baik daerah industri dan pariwisata.

Contohnya dari Medan, jarak tempuhnya diperkirakan tidak lewat dari satu setengah jam. Kemudian dari kawasan destinasi wisata yaitu Danau Toba, hanya membutuhkan waktu kurang dari 30 menit. Jarak tempuh ini bisa menjadikan Pematangsiantar sebagai kota permukiman dan daerah tujuan.

"Kota ini sangat strategis menjadi daerah nyaman jadi tempat tinggal karena kemana-mana dekat," katanya, Kamis (5/11/2020) saat diwawancarai wartawan.

Sebagai pribadi yang memiliki pengalaman dan mendapatkan penghargaan Satya Lencana dari Presiden Republik Indonesia Tahun 2013 dan Tahun 2018 dan penghargaan Satua Kerja Terbaik dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktorat Jenderal Bina Marga di Tahun 2017, Asner Silalahi telah menyiapkan program mewujud harapan di atas.

Pertama, merampungkan site plan kota ini secara matang. Sehingga peruntukan setiap lahan harus sesuai dengan tuntutan kebutuhannya. Salah satu titik fokusnya adalah menciptakan semua kawasan permukiman atau perumahan harus nyaman dijadikan tempat bermukim.

"Siantar sudah punya potensi itu. Rata-rata permukiman memiliki penataan yang baik. Contohnya kawasan perumahan di Kelurahan Kristen, Siopat Suhu, Sigulang-gulang dan lainnya. Hanya sedikit yang kumuh tapi bisa kita benahi," jelasnya.

Apa yang sudah ada ini harus dipertahankan untuk pembangunan-pembangunan selanjutnya. Tujuannya jelas, bagaimana orang mau tinggal. Orang membuka usaha di kawasan industri, seperti Medan dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangkei di Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun bisa terpikat bermukim di Siantar.

"Orang yang tinggal di kota ini sangat mudah menjangkau daerah industri dan juga mudah menjangkau daerah pariwisata," ucap Asner.

Menjadikan satu daerah sebagai kota idaman harus didukung banyak aspek, seperti ruang terbuka hijaunya atau taman, ruang bermain atau berinteraksi bagi warga, penataan trotoar. Semua harus dikemas baik. Kata Asner, impian itu menjadi program kerjanya dengan pasangannya dr Susanti Dewayani.

"Tentu setiap permukiman harus didukung dengan infrastruktur jalan yang memadahi. Artinya, jalannya tidak rusak, ruasnya memadai dan jalurnya saling terhubung dengan rapi. Jadi, kesan semrawut dan kumuh ini tidak boleh terjadi. Di tengah pertumbuhan penduduk pasti disertain dengan pertumbuhan kawasan penduduk. Pada saat bersamaan Siantar justru rapih maka orang akan betah tinggal," ucapnya.

Satu kota yang rapi dan indah, lanjut Asner, tidak disuguhkan dengan banjir akan menambah geliat ekonomi.

"Jumlah penduduk dengan ekonomi yang baik akan menghadirkan berbagai tuntutan kebutuhan. Seiring itu di Siantar akan bertambah usaha kecil, menengah hingga usaha besar," katanya dengan menekankan kota Siantar memiliki banyak keunggulan dibandingkan daerah lainnya.

"Kenapa banyak orang ingin berangkat ke negara tertentu? Pasti karena ada keunggulan yang menyertai. Contohnya soal alam yang indah. Namun jika disekitarnya kumuh maka merusak suasana alamnya. Siantar juga demikian, bisa jadi contoh bagi kota-kota lainnya yaitu kota permukiman," ungkapnya. (Sdy)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini