Bupati Aceh Tamiang Nyatakan Sikap Permohonan Maaf

Sebarkan:


LANGSA |
Bupati Aceh Tamiang nyatakan sikap permohonan maaf atas statement yang disampaikan dalam diskusi pemuda usai pelaksanaan Upacara Bendera Hari Sumpah Pemuda ke-92 pada 28 Oktober 2020 lalu.

Mengawali audensi bersama perwakilan mahasiswa dan pemuda, Bupati Aceh Tamiang, Mursil dampingi Kadis DPMKPPKB dan Kabag Humas Setdakab pada pertemuan, Senin (2/11/2020) kemarin, secara terbuka dan berbesar hati menyatakan sikap permohonan maaf atas statement yang disampaikannya dalam Diskusi Pemuda yang digelar usai pelaksanaan Upacara Bendera Hari sumpah Pemuda ke-92 pada 28 Oktober 2020 lalu.

Mursil menjelaskan apa yang disampaikannya ketika itu tidak sedikitpun bermaksud menyinggung perasaan para Mahasiswa dan Pemuda Aceh Tamiang, justru sebaliknya dukungan dan atensi diberikan untuk kemajuan pemuda dan pemudi Bumi Muda Sedia.

Bupati berharap, klarifikasi yang disampaikannya ini kiranya dapat menyelesaikan kesalahpahaman yang terjadi antara dirinya dan Mahasiswa.

“Saya sebelumnya minta maaf jika pernyataan beberapa waktu lalu telah menyinggung perasaan para Mahasiswa, karena persoalan yang tengah kita hadapi ini hanyalah persoalan kesalahpahaman atau miss komunikasi," ungkap Mursil.

Baginya, meskipun ini hanya persoalan kesalahpahaman, Ekplanasi atau penjelasan dalam akar permasalahannya harus disampaikan secara jelas agar terhindar dari kesimpangsiuran berita yang mengundang perpecahan. 

Ketika itu Bupati meminta, Kabag Humas Agusliayana Devita, selaku juru bicara Pemerintah kiranya dapat menjelaskan duduk persoalannya pada saat kedatangan Gerakan Aksi Rakyat Aceh Tamiang (GARANG) beberapa waktu lalu dengan maksud menemui dirinya selaku Bupati Aceh Tamiang.

Dikatakan, menurut kronologi yang menjadi awal runtutan kejadian kesalahpahaman ini pada tanggal 14 Oktober 2020 lalu, karena itu perlu diklarifikasi supaya tidak berkembang dan mengambang.

Mula terjadinya kesalahpahaman, saat itu lebih kurang berjumlah 6 orang anak muda datang ke Kantor ingin menemui Bupati dan dalam hal ini, mereka datang tidak ada membawa atribut Mahasiswa hanya mengatasnamakan kelompoknya dengan sebutan GARANG.

Oleh Agusliayana Devi selaku Kabag Humas memfasilitasi pertemuan tersebut, kemudian dalam pertemuan itu para pemuda yang datang, meminta kepada Bupati untuk menandatangani petisi penolakan Omnibus Law.

Namun Bupati tidak sependapat, dengan alasan belum membaca Undang-Undang dimaksud dan meminta agar mereka dapat mendiskusikannya terlebih dahulu tentang poin-poin keberatan yang ada dalam undang-undang tersebut, terang Devi dihadapan para perwakilan mahasiswa dan para awak media.

Lalu terjadi diskusi yang alot antara Bupati dan perwakilan Pemuda yang mengatasnamakan GARANG, akhirnya diperoleh kesepakatan bahwa akan membuat forum diskusi publik terkait Undang Undang tersebut, begitupun para perwakilan GARANG akan tetap berangkat ke Jakarta untuk membawa petisi yang telah di tandatangani oleh DPRK Aceh Tamiang, lanjut Devi.

Lantas atas inisiatif Devi, dirinya meminta kepada salah seorang Perwakilan Pemuda untuk meminta dukungan kepada Bupati, karena dirinya yakin Bupati akan tetap membantu keberangkatan para perwakilan Pemuda dimaksud ke Jakarta, kendati Bupati tidak turut menandatangani petisi yang diminta. 

Atas inisiatif itu ternyata Bupati mendukung dan selang beberapa hari setelah pertemuan, Bupati memberikan sejumlah uang bantuan kepada mereka melalui kabag Humas.

“Inilah yang terjadi sebenarnya, dan mungkin dikarenakan yang datang itu masih muda-muda, Bapak Bupati beranggapan mereka adalah Mahasiswa," sambung Devi.

Menerima apa yang telah disampaikan oleh Kabag Humas, Bupati pun menyampaikan bahwa ini hanya merupakan masalah kesalahpahaman, oleh karena itu atas nama Pemerintah dan secara pribadi pihaknya meminta maaf.

Selanjutnya, Bupati mempersilahkan para Mahasiswa dan Pemuda menyampaikan pendapatnya, yang mana pada intinya mahasiswa dan pemuda meminta agar pihaknya selaku Bupati bersedia meminta maaf.

Menanggapi permintaan tersebut Bupati jelaskan bahwa, sebelum diminta pun dirinya telah lebih dahulu meminta maaf, karena pihaknya tak ingin kesalahpahaman ini berujung pada perpecahan.

“Jujur Saya tidak ingin bentrok dengan mahasiswa dan pemuda, maka dari itu agar persoalan ini menjadi jelas dan selesai dengan damai saya undang para insan pers agar beritanya tidak simpang siur, Saya siap meminta maaf dan telah saya ucapkan diawal pembukaan," ucap Bupati.

Selanjutnya Bupati meminta kepada para mahasiswa, agar membentuk satu forum khusus untuk berkomunikasi langsung dengan Pemerintah Kabupaten, sejatinya dengan begitu persoalan apapun melalui forum akan cepat terselesaikan.

“Saya siap menerima masukan dan saran dari mahasiswa guna membangun Aceh Tamiang ke depan lebih baik. Mari kita bangun komunikasi dengan efektif dan efesien sehingga antara Pemerintah Daerah dan Mahasiswa dapat saling bersinergi," pungkas Bupati membuka diri.

Harapan Bupati, ke depannya persoalan seperti ini jangan langsung dibesar-besarkan, jika ada kesalahpahaman hendaknya secara bersama kita selesaikan, dan jika perlu bisa jumpai dirinya langsung agar tidak terjadi kesimpangsiuran berita. (syaf)
Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini