Ginting Ditemukan Tewas Mengenaskan, Diduga Dibunuh dan Dirampok Oknum Polisi

Sebarkan:

Jenazah Abdi Jaya Ginting
SUMUT | Abdi Jaya Ginting ditemukan tewas mengenaskan di Jalan Jamin Ginting, sebelum Pajak Pancur Batu, Kecamatan Pancurbatu, Kabupaten Deliserdang, Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di depan Swalayan Gundaling MM, Jumat (11/9/2020). Selain kehilangan nyawa, mobil dan uang korban puluhan juta juga raib. Pelakunya diduga melibatkan oknum polisi.

Hal itu diterangkan Kuasa Hukum keluarga, Daniel Simbolon SH kepada Metro Online, Sabtu (12/09/2020). “Peristiwa ini sudah resmi kita laporkan ke Polda Sumut. Bahkan saya juga sudah memberitahu langsung kepada Bapak Kapoldasu via WhatsApp dengan harapan mendapat respon cepat, dan dapat mengusut perkara ini hingga tuntas,” ujar pengacara bertubuh atletis ini.

Daniel mengaku sangat yakin pelakunya adalah oknum polisi, dikarenakan adanya keterangan saksi-saksi yang saling berkaitan. Baik itu yang mengetahui posisi dan perbicangan korban sebelum peristiwa, bahkan ada juga saksi yang melihat langsung saat terjadinya pengeroyokan terhadap Abdi Jaya Ginting.

Dijelaskan pengacara muda Kota Medan ini, hari itu, Jumat, tanggal 11 September 2020 sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, Abdi Ginting dihubungi melalui HP oleh seorang rekannya yang juga sebagai petugas kepolisian.

“Abdi Ginting diminta untuk datang menemui mereka (oknum polisi-red) tepatnya di Jalan Jamin Ginting, sebelum Pajak Pancur Batu, di depan Swalayan Gundaling MM. Setelah korban sampai di lokasi, dia disuruh turun dari mobilnya untuk menemui orang yang meneleponnya tadi. Para pelaku berjumlah sedikitnya ada 4 orang. Dan diduga mereka polisi semua,” ujar Daniel.

Lalu seketika itu juga oknum polisi tersebut langsung menganiaya dengan memijak, memukul, dan menendang korban. Kemudian, terdengar suara letusan senjata api dari para pelaku. Di saat bersamaan, mobil korban dilarikan salah satu oknum.

“Saat ditemukan dan dievakuasi, cincin emas korban hilang, HP 2 unit, dompet dan uang sejumlah Rp 10.000.000 (Sepuluh juta rupiah) juga hilang dibawa kabur oknum tersebut. Konologis ini berdasarkan keterangan saksi-saksi yang kami wawancarai langsung. Bahkan saksi kita sempat melihat aksi penganiayaan itu, tapi dia langsung menyelamatkan diri karena mendengar letusan senjata si pelaku tadi,” sebutnya.

Lalu pada sekitar pukul 04.00 WIB pagi, mayat korban dibawa oleh pihak Polres Deli Serdang ke RS Bhayangkara Medan (RS Brimob Poldasu). Hal itu diketahui pihaknya berdasarkan informasi dari pihak rumah sakit.

Kemudian sekitar pukul 10.00 WIB pagi, keluarga korban yuang mendapat informasi dari kepala dusun yang menyebutkan kalau mayat korban berada di RS Brimob Poldasu, langsung saja beranjak ke rumah sakit milik Polri tersebut.

“Pada saat itu pihak anggota polisi yang mengaku dari Polres Deli Serdang juga berada di sana. Tetapi ketika pihak keluarga bertanya kepada mereka, pihak Polres Deli Serdang tersebut tidak mau menjelaskan persoalan atas kejadian tersebut. Bahkan ketika keluarga menanyakan nama, anggota polisi tersebut juga tidak mau menyebutkan,” kata Daniel heran.

Kemudian, Daniel sebagai Kuasa Hukum dari keluarga korban mencoba mempertanyakan kembali perihal kejadian tersebut kepada anggota polisi tadi. Tetapi, katanya, mereka tetap bungkam. “Untuk itu, pihak keluarga korban merasa kecewa dan merasa ada keganjilan atas meninggalnya Abdi Jaya. Terkesan pihak polres tersebut menutup-nutupi kejadian itu dan tidak merespon dengan baik kedatangan dari keluarga korban,” katanya.

Maka melihat itu, pihak keluarga korban melalui kuasa hukum langsung membuat laporan pengaduan ke SPKT Poldasu pada hari Jumat, 11 September 2020 pukul 22.50 wib dengan bukti STTLP Nomor 1720/IX/2020/Sumut/SPKT “I” yang ditandatangani Kepala Siaga I, Kompol Saiful.

“Untuk itu dengan rasa kerendahan hati dan penuh rasa hormat, kami pihak keluarga korban melalui kuasa hukumnya memohon kepada Bapak Kapoldasu agar sudi kiranya memberikan atensi atas peristiwa ini dan memohon agar Bapak memerintahkan anggota Bapak agar segera mengusut kematian korban dan menangkap para oknum pelaku pembunuhan dan perampokan keji tersebut hingga menghilangkan nyawa dari anak klien kami serta menindak tegas oknum anggota yang mengaku dari pihak Polres Deli Serdang yang tidak kooperatif dan transparan menjelaskan atau mempertanggungjawabkan kejadian ini kepada pihak keluarga korban,” ujarnya dalam pesan WhatsApp yang diteruskan kepada redaksi.
Paling disesalkan lagi, tambah Daniel, semenjak korban meninggal sampai sekarang, tidak ada satupun pihak kepolisian atau pihak Polres Deli Serdang datang ke rumah duka untuk melihat atau memberikan penjelaskan akan peristiwa ini.

“Kita tidak tahu ada apa ini. Kok main aniaya sampai menghilangkan nyawa orang? Memangnya anak klien saya penjahat? Tapi jika pun ada terlibat suatu kejahatan, apakah layak perbuatan hingga membunuh seperti ini? Bahkan harta benda korban juga dirampok. Ini bukan negara koboi,” kesalnya.(red)


Sebarkan:
Komentar

Berita Terkini