 |
| Muhammad Azhar. |
Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Gerakan Rakyat Aceh Membangun (GRAM) Muhammad Azhar mengecam keras aksi main hakim sendiri tersebut.
"Kita berharap kepada penegak hukum agar kasus ini dapat diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, korban juga merupakan Ketua Aliansi Indonesia," ujarnya via whatsapp, Minggu (30/8/2020).
Menurutnya, pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan penegak hukum.
"Kita percaya penuh terhadap penegak hukum, untuk bekerja secara profesional sesuai dengan tugas yang telah diembannya," sambung Azhar.
Diketahui, korban merupakan Ketua Aliansi Indonsia yang bertugas di wilayah Aceh Utara, sementara pelaku merupakan seorang Kepala Desa Pulo Kito bernama Yusuf Doni.
Akibat dari pembacokan dengan menggunakan parang tersebut, kedua lengan korban bersimbah darah dengan luka sayat yang serius dan sedang menjalani perawatan dari RSUD Cut Mutia Lhokseumawe.
Sementara, Kapolres Lhokseumawe AKBP Eko Hartanto melalui Kapolsek Meurah Mulia, Ipda Sirya Ikbal kepada wartawan menjelaskan, kejadian berawal saat korban keluar dari rumahnya di Desa Pulo Kito, Aceh Utara dan hendak menuju ke Simpang Rangkaya.
Sesampainya di Desa Ujong Reuba, tiba-tiba dari arah belakang datang Yusuf Doni (Geuchik Desa Pulo Kito) dengan mengendarai sepeda motor sambil memegang parang.
"Pelaku menyalip korban serta menabrak korban dari samping hingga korban terjatuh," ujar Kapolsek.
Selanjutnya, pelaku Yusuf Doni langsung mengayunkan parang ke arah leher, akan tetapi korban menangkisnya dengan kedua tangan sehingga kedua tangannya terluka.
Setelah itu, korban langsung meminta tolong dan Yusuf Doni langsung melarikan diri. Korban langsung dibantu oleh masyarakat dan dibawa ke RSUD Cut Meutia.
Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, Geuchik Pulo Kito dikabarkan telah menyerahkan diri ke Mapolsek Meurah Mulia. Saat ini, motif pembacokan masih dalam penyelidikan. (Alman/Sdy)
